Pages

Thursday, March 31, 2011

Apakah Al Asy'ariyyah Termasuk Ahlu Sunnah?





APAKAH AL ASY'ARIYYAH TERMASUK AHLU SUNNAH?


PENDAHULUAN

Ini adalah sebuah polemik yang sempat mencuat di kalangan kaum muslimin, khususnya para penuntut ilmu. Ada sebagian orang mengira Al Asy'ariyyah termasuk Ahlu Sunnah Wal Jama'ah.

Seperti yang sudah dimaklumi, sebenarnya madzhab Al Asy'ariyyah yang berkembang sekarang ini, hakikatnya adalah madzhab Al Kullabiyyah. Abul Hasan Al Asy'ari sendiri telah bertaubat dari pemikiran lamanya, yaitu pemikiran Mu'tazilah. Tujuh sifat yang ditetapkan dalam madzhab Al Asy'ariyyah inipun bukan berdasarkan nash dan dalil syar'i, tetapi berdasarkan kecocokannya dengan akal dan logika. Jadi, sangat bertentangan dengan prinsip Ahlu Sunnah Wal Jama'ah.


SEJARAH SINGKAT ABUL HASAN AL ASY'ARI

Nama lengkapnya adalah Ali bin Ismail bin Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdullah bin Musa bin Abi Burdah bin Abu Musa Al Asy'ari. Lebih akrab disebut Abul Hasan Al Asy'ari. Lahir di Bashrah pada tahun 260 H atau 270 H. Masa kecil dan mudanya dihabiskan di kota Bashrah. Kota yang kala itu sebagai pusat kaum Mu'tazilah.

Dan tidak dapat dielakkan, pada masa pertumbuhannya, beliau terpengaruh dengan lingkungannya. Beliau mendalami ilmu kalam dan pemikiran Mu'tazilah dari ayah tirinya yang bernama Abu Ali Al Juba'i. Namun kemudian, beliau bertaubat dari pemikiran Mu’tazilah ini.

Allah menghendaki keselamatan bagi beliau, dan memperoleh petunjuk kepada madzhab Salaf dalam penetapan sifat-sifat Allah, dengan tanpa ta'wil, tanpa ta'thil, tanpa takyif dan tanpa tamtsil [1]


Kisah taubatnya dari pemikiran Mu'tazilah ini sangat populer. Beliau melepas pakaiannya seraya berkata: "Aku melepaskan keyakinan Mu'tazilah dari pemikiranku, seperti halnya aku melepaskan jubah ini dari tubuhku," kemudian beliau melepas jubah yang dikenakannya. Secara simbolis, itu merupakan pernyataan bahwa beliau berlepas diri dari pemikiran Mu'tazilah dan dari kaum Mu'tazilah.

Ahli sejarah negeri Syam, Al Hafizh Abul Qasim Ali bin Hasan bin Hibatillah bin Asakir Ad Dimasyq (wafat tahun 571) dalam kitab At Tabyin menceritakan peristiwa tersebut:

Abu Ismail bin Abu Muhammad bin Ishaq Al Azdi Al Qairuwani, yang dikenal dengan sebutan Ibnu 'Uzrah bercerita, Abul Hasan Al Asy'ari adalah seorang yang bermadzhab Mu'tazilah. Dan memegang madzhab ini selama 40 tahun. Dalam pandangan mereka, beliau adalah seorang imam.
Kemudian beliau menghilang selama lima belas hari. Secara tiba-tiba, beliau muncul di masjid Jami' kota Bashrah. Dan setelah shalat Jum'at, beliau naik ke atas mimbar seraya berkata,”Hadirin sekalian. Aku menghilang dari kalian selama beberapa hari, karena ada dalil-dalil yang bertentangan dan sama kuatnya, namun aku tidak mampu menetapkan mana yang hak dan mana yang batil. Dan aku tidak mampu membedakan mana yang batil dan mana yang hak.

Kemudian aku memohon petunjuk kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka Dia memberiku petunjuk, dan aku tuangkan ke dalam bukuku ini. Dan aku melepaskan semua aqidah (keyakinan) yang dulu aku pegang, sebagaimana aku membuka bajuku ini." Kemudian beliau membuka bajunya dan membuangnya, lalu memberikan bukunya tersebut kepada para hadirin.

Sebagai bukti kesungguhan Abul Hasan Al Asy'ari melepaskan diri dari pemikiran Mu'tazilah, yaitu beliau mulai bangkit membantah pemikiran Mu'tazilah dan mendebat mereka.

Bahkan beliau menulis sampai tiga ratus buku untuk membantah Mu'tazilah. Namun dalam membantahnya, beliau menggunakan rasio dan prinsip-prinsip logika. Beliau mengikuti pemikiran-pemikiran Kullabiyyah.[2]


ABUL HASAN AL ASY'ARI SECARA TOTAL MENJADI PENGIKUT MANHAJ SALAF

Kemudian Allah menyempurnakan nikmatNya untuk beliau. Setelah pindah ke Baghdad dan bergabung bersama para tokoh murid-murid Imam Ahmad, akhirnya beliau secara total menjadi seorang Salafi (pengikut manhaj Salaf). Pada fase yang ketiga dalam kehidupannya ini, beliau menulis beberapa risalah berisi pernyataan taubatnya dari seluruh pemikiran Mu'tazilah dan syubhat-syubhat Kullabiyyah.


Diantara beberapa buku yang ditulisnya, yaitu: Al Luma', Kasyful Asrar Wa Hatkul Asrar, Tafsir Al Mukhtazin, Al Fushul Fi Raddi 'Alal Mulhidiin Wa Kharijin 'Alal Millah Ka Al Falasifah Wa Thabai'in Wad Dahriyin Wa Ahli Tasybih, Al Maqalaat Al Islamiyyin dan Al Ibanah. Semoga Allah merahmati beliau.



PERNYATAAN ABUL HASAN AL ASY'ARI DALAM KITABNYA: AL IBANAH FI USHULID DIYANAH [3]

Beliau berkata dalam kitab Al Ibanah: "Pendapat yang kami nyatakan, dan agama yang kami anut adalah berpegang teguh dengan Kitabullah k dan Sunnah NabiNya Shallallahu 'alaihi wa sallam , atsar-atsar (riwayat-riwayat) yang diriwayatkan dari para sahabat, tabi'in dan para imam ahli hadits. Kami berpegang teguh dengan prinsip tersebut. Kami berpendapat dengan pendapat yang telah dinyatakan oleh Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hambal, semoga Allah mengelokkan wajah beliau, mengangkat derajat beliau dan melimpahkan pahala bagi beliau. Dan kami menyelisihi perkataan yang menyelisihi perkataan beliau. Karena beliau adalah imam yang fadhil (utama), pemimpin yang kamil (sempurna). Melalui dirinya, Allah menerangkan kebenaran dan mengangkat kesesatan, menegaskan manhaj dan memberantas bid'ah yang dilakukan kaum mubtadi'in, dan (memberantras) penyimpangan yang dilakukan orang-orang sesat, serta (memberantas) keraguan yang ditebarkan orang yang ragu-ragu." [4]

Demikian pernyataan Abul Hasan, bahwa ia kembali ke pangkuan manhaj Salaf.



ULAMA-ULAMA SYAFI'IYYAH MENOLAK DINISBATKAN KEPADA ASY'ARIYYAH


Kebanyakan orang mengira bahwa madzhab Al Asy'ariyyah itu identik dengan madzhab Ahlu Sunnah Wal Jama'ah. Ini sebuah kekeliruan fatal.

Abul Hasan sendiri telah kembali ke pangkuan manhaj Salaf, dan mengikuti aqidah Imam Ahmad bin Hambal. Yaitu menetapkan seluruh sifat-sifat yang telah Allah tetapkan untuk diriNya, dan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam hadits-hadits shahih, dengan tanpa takwil, tanpa ta'thil, tanpa takyif dan tanpa tamtsil.

Jelas, Abul Hasan pada akhir hidupnya adalah seorang salafi, pengikut manhaj salaf dan madzhab imam ahli hadits. Sampai-sampai ulama-ulama Asy Syafi'iyyah menolak dinisbatkan kepada madzhab Asy'ariyyah.

Berikut ini, mari kita simak penuturan Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Id Al Hilali dalam kitabnya yang sangat bagus, dalam edisi Indonesia berjudul Jama'ah-jama'ah Islam Ditimbang Menurut Al Qur'an dan As Sunnah (halaman 329-330).

Dalam bukunya tersebut, beliau membantah Hizbut Tahrir yang mencampur-adukkan istilah Ahlu Sunnah Wal Jama'ah dengan istilah Al Asy'ariyyah, sekaligus menyatakan bila Al Asy'ariyyah bukan termasuk Ahlu Sunnah Wal Jama'ah, atau bukan termasuk pengikut manhaj Salaf. Beliau berkata:

Jika dikatakan: Yang dimaksud Ahlus Sunnah di sini adalah madzhab Asy'ariyah.
Kami jawab: Tidak boleh menamakan Asy'ariyah dengan sebutan Ahlus Sunnah. Berdasarkan persaksian ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (pengikut Salafush Shalih), mereka bukan termasuk Ahlus Sunnah

1. Imam Ahmad, Ali bin Al Madini dan lainnya menyatakan, barangsiapa menyelami ilmu kalam, (maka ia) tidak termasuk Ahlus Sunnah, meskipun perkataannya bersesuaian dengan As Sunnah, hingga ia meninggalkan jidal (perdebatan) dan menerima nash-nash syar'iyyah [5].

Tidak syak lagi, sumber pengambilan dalil yang sangat utama dalam madzhab Asy'ariyah adalah akal.
Tokoh-tokoh Asya'riyah telah menegaskan hal itu. Mereka mendahulukan dalil aqli (logika) daripada dalil naqli (wahyu), apabila terjadi pertentangan antara keduanya.

Ketika Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah membantah mereka melalui bukunya yang berjudul Dar'u Ta'arudh Aql Wan Naql, beliau membukanya dengan menyebutkan kaidah umum yang mereka pakai bilamana terjadi pertentangan antara dalil-dalil.[6]

2. Ibnu Abdil Bar, dalam mensyarah (menjelaskan) perkataan Imam Malik, dia menukil perkataan ahli fiqh madzhab Maliki bernama Ibnu Khuwaiz Mandad: "Tidak diterima persaksian Ahli Ahwa' (Ahli Bid'ah)." Ia menjelaskan: "Yang dimaksud Ahli Ahwa' oleh Imam Malik dan seluruh rekan-rekan kami, adalah Ahli Kalam. Siapa saja yang termasuk Ahli Kalam, maka ia tergolong ahli ahwa' wal bida'; baik ia seorang pengikut madzhab Asy'ariyyah atau yang lainnya. Persaksiannya dalam Islam tidak diterima selama-lamanya, wajib diboikot dan diberi peringatan atas bid'ahnya. Jika ia masih mempertahankannya, maka harus diminta bertaubat." [7]

3. Abul Abbas Suraij yang dijuluki Asy Syafi'i kedua berkata,”Kami tidak mengikuti takwil Mu'tazilah, Asy'ariyah, Jahmiyah, Mulhid, Mujassimah, Musyabbihah, Karramiyah dan Mukayyifah [8]. Namun kami menerima nash-nash sifat tanpa takwil, dan kami mengimaninya tanpa tamtsil." [9]

4. Abul Hasan Al Karji, salah seorang tokoh ulama Asy Syafi'iyyah berkata: "Para imam dan alim ulama Syafi'iyyah, dari dulu sampai sekarang menolak dinisbatkan kepada Asy'ariyah. Mereka justeru berlepas diri dari madzhab yang dibangun oleh Abul Hasan Al Asy'ari. Menurut yang aku dengar dari beberapa syaikh dan imam, bahkan mereka melarang teman-teman mereka dan orang-orang dekat mereka dari menghadiri majelis-majelisnya.

Sudah dimaklumi bersama kerasnya sikap syaikh [10] terhadap Ahli Kalam, sampai-sampai memisahkan fiqh Asy Syafi'i dari prinsip-prinsip Al Asy'ari, dan diberi komentar oleh Abu Bakar Ar Radziqani. Dan buku itu ada padaku.

Sikap inilah yang diikuti oleh Abu Ishaq Asy Syirazi dalam dua kitabnya, yakni Al Luma' dan At Tabshirah. Sampai-sampai kalaulah sekiranya perkataan Al Asy'ari bersesuaian dengan perkataan rekan-rekan kami (ulama madzhab Asy Syafi'i), beliau membedakannya.

Beliau berkata: "Ini adalah pendapat sebagian rekan kami. Dan pendapat ini juga dipilih oleh Al Asy'ariyah." Beliau tidak memasukkan mereka ke dalam golongan rekan-rekan Asy Syafi'i. Mereka menolak disamakan dengan Al Asy'ariyah. Dan dalam masalah fiqh, mereka menolak dinisbatkan kepada madzhab Al Asy'ariyah; terlebih lagi dalam masalah ushuluddin." [11]

Pendapat yang benar adalah, Al Asy'ariyah termasuk Ahli Kiblat (kaum muslimin), tetapi mereka bukan termasuk Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

Ketika para tokoh dan pembesar Al Asy'ariyyah jatuh dalam kebingungan, mereka keluar dari pemikiran Al Asy'ariyah. Diantaranya adalah Al Juwaini, Ar Razi, Al Ghazzali dan lainnya.

Jika mereka benar-benar berada di atas As Sunnah dan mengikuti Salaf, lalu dari manhaj apakah mereka keluar? Dan kenapa mereka keluar? Hendaklah orang yang bijak memahaminya, karena ini adalah kesimpulan akhir.

Dalam daurah Syar'iyyah Fi Masail Aqa'idiyyah Wal Manhajiyyah di Surabaya, dua tahun yang lalu, Syaikh Salim ditanya: Apakah Al Asy'ariyyah termasuk Ahlu Sunnah Wal Jama'ah? Beliau menjawab dengan tegas: "Al Asy'ariyyah tidak termasuk Ahlu Sunnah Wal Jama'ah."

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun VIII/1425H/2004M
_______
Footnote
[1]. Ta’thil (menolak atau meniadakan sifat Allah, takyif (membayangkan atau menanyakan hakikat dan bentuk sifat Allah), tamtsil (menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk), ta’wil (maksudnya tahrif yaitu menyimpangkan makna dari zhahirnya tanpa dalil)
[2]. Al Kullabiyah, adalah penisbatan kepada Abu Muhammad Abdullah bin Sa'id bin Muhammad bin Kullab Al Bashri, wafat pada tahun 240 H.
[3]. Buku ini telah saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Pustaka At Tibyan. Dalam buku aslinya disertakan taqdim (kata pengantar dari para ulama terkini, seperti Syaikh Hammad bin Muhammad Al Anshari, Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz dan Syaikh Ismail Al Anshari). Buku ini sangat penting dibaca oleh kaum muslimin, khususnya di Indonesia dan Malaysia yang mayoritas penduduknya menisbatkan diri kepada Al Asy'ariyyah.
[4]. Al Ibanah, halaman 17.
[5]. Silakan lihat Syarah Ushul I'tiqad Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, karangan Al Laalikaai (I/157-165).
[6]. Bagi yang ingin penjelasan lebih rinci, silakan lihat kitab Asasut Taqdis, karangan Ar Razi, hlm. 168-173 dan Asy Syamil, karangan Al Juwaiini, hlm. 561 dan Al Mawaqif, karangan Al Iji, hlm. 39-40.
[7]. Jami' Bayanil Ilmi wa Fadhlihi (II/96).
[8]. Ini semua adalah nama-nama aliran
[9]. Ijtima' Juyusy Islamiyah, hlm. 62.
[10]. Yakni Syaikh Abu Hamid Al Isfaraini.
[11]. At Tis'iniyyah, hlm. 238-239.

Oleh :Ustadz Abu Ihsan Al Atsary
18 /3/ 2011
http://almanhaj.or.id/

Amaran Allah terhadap Penyesat-Penyesat...



Peringatan keras dari Allah Subhanahu wa Ta’ala Kepada mereka yang sesat dan bekerja menyesatkan orang pula

....


Peringatan Allah swt berikut ini perlu direnungkan, untuk kembali ke jalan yang benar:

وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ(42)مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ(43)وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ أَوَلَمْ تَكُونُوا أَقْسَمْتُمْ مِنْ قَبْلُ مَا لَكُمْ مِنْ زَوَالٍ(44)وَسَكَنْتُمْ فِي مَسَاكِنِ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ وَتَبَيَّنَ لَكُمْ كَيْفَ فَعَلْنَا بِهِمْ وَتَبَيَّنَ لَكُمْ كَيْفَ فَعَلْنَا بِهِمْ وَضَرَبْنَا لَكُمُ الْأَمْثَالَ(45)وَقَدْ مَكَرُوا مَكْرَهُمْ وَعِنْدَ اللَّهِ مَكْرُهُمْ وَإِنْ كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُولَ مِنْهُ الْجِبَالُ(46)فَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ مُخْلِفَ وَعْدِهِ رُسُلَهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ(47)يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ(48)وَتَرَى الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ مُقَرَّنِينَ فِي الْأَصْفَادِ(49)سَرَابِيلُهُمْ مِنْ قَطِرَانٍ وَتَغْشَى وُجُوهَهُمُ النَّارُ(50) لِيَجْزِيَ اللَّهُ كُلَّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ(51)

Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.

mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong.

Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: “Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul. (Kepada mereka dikatakan): “Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?,

dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan?”

Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya.

Karena itu janganlah sekali-kali kamu mengira Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya; sesungguhnya Allah Maha Perkasa, lagi mempunyai pembalasan.

(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.

Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu.

Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka, agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya. (QS Ibrahim/ 14: 42-51).

sumber : Hartono Ahmad Jaiz dalam bukunya yang berjudul Nabi-Nabi Palsu dan Para Penyesat Umat,Pustaka Al-Kautsar, Jakarta 2008, dengan ditambahi kejadian yang baru.

(nahimunkar.com)

Wednesday, March 30, 2011

Stress and its impact on the heart and body


Anger, negative thinking and stress are considered destructive factors for the health of heart and body, So Islam orders us to stay away and avoid them …

The Messenger of Allah peace be upon him wasn’t be angry to any life matters. His satisfaction and anger were for Allah .He, therefore, was the happiest and the most stable and tranquility person, and gave us the best examples of this.

It's rarely for the Messenger of Allah to spend a day without facing events of anger and emotion and stress but we did not know he was angry except when someone exceed the limits of Allah. The Prophet deals with any problem calmly and patiently. This is what makes people entering the religion of Allah in crowds. Therefore, God praise him in the Holy Quran:

"And you on an exalted standard of character"(Al-Qalam:4).

Recent scientific studies have shown that psychological tension, stress and anger are considered destructive factors to human health and heart and it may lead to serious diseases like cancer!

Researchers believe that, despite the fact that exercise and good diet and other factors which have vital importance to heart health, the social factors, happiness, a sense of satisfaction and perfection and work towards a goal in life have an impact in their turn.

The Prophet ordered his companions to repeat important words that express satisfaction, in mornings and evenings. This is:

"I declare to Accept Allah as my Lord, to accept Islam as a religion and to Muhammad as Prophet and Messenger" Who say it ten times in the morning and evening, it will be really on God to reward him in the Day of Resurrection..

The researchers maintain that satisfaction is one of the most important remedies for any mental illness.

Most mental disorders results from dissatisfaction, Anger is at the head of factors that are detrimental to humans, it causes sudden death, stroke and myocardial infarction and blood pressure.


Stress affects the physical and mental health

U.S. research has revealed that stress and psychological pressures faced by individuals on a daily basis can cause some types of cancer. While a similar European study found that stress is harmful to heart health. The study carried out by researchers from the American University "Yale," that psychological stress may stimulate the daily growth of tumors, And that any shock, emotional or physical, Can serve as a "corridor" between cancerous mutations which eventually lead to serious tumors.

The results of the study published in the Nature journal showed That the necessary conditions for this disease can be affected by emotional environment including all the daily tasks that we undertake, whether at work or in the family.

Tian Xu, a specialist Professor in genetics from Yale University Says: "There are a lot of different circumstances can lead to stress. And reduce or avoid the circumstances that cause it, are always a good advice... ".

European study addressed another aspect of the stress, The British research has shown a negative effect on the heart and the disease which may be caused by stress .This study confirms scientifically, the prevailing belief since ancient times being linked to heart attacks.

All participants were subjected to stress tests, and then the levels of the hormone cortisol were measured. It is a primary stress hormone produced by the body when exposed to psychological pressure or physical, and lead in the event of release to narrowing of the arteries. The researchers observed that participants who were injured by the stress tests were the most vulnerable, by weakness, in which lack of sufficient arterial injury for those who kept calm.

We can See in this drawing, the mechanism that operates cortisol; a steroid hormone that regulates blood pressure and cardiovascular function and immune system. It also controls the body's use of protein, carbohydrates and fats; as a result of increased stress, whether physical such as illness or trauma. And increases the production of the cortisol hormone as a natural reaction in the body and is essential if the levels remain high for a long time. The new British study found that stress caused by work is an important factor in the incidence of heart disease, diabetes and exposure to the risks of stroke.


Many verses urging peace of mind

The one who contemplates the Koran noted that many of the verses telling us to be patient and not to be anger and urge for forgiveness. One of these verses says:

"The recompense for an injury is an injury equal thereto: but if a person forgives and makes reconciliation, his reward is due from Allah: for loves not those who do wrong". ( Consultation: 40) .

Allah says also: " And if you do catch them out, catch them out no worse than they catch you out: but if you show patience that is indeed the best for those who are patient. And do you be patient, for your patience is but from Allah; nor grieve over them: and distress not yourself because of their plots. For Allah is with those who restrain themselves, and those who do good" ( Bees: 126-128).
He says about the righteous who promised them Paradise as wide as the heavens and the earth:

"Those who spend, whether in prosperity, or in adversity; who restrain anger, and pardon men; for Allah loves those who do good".( Al- IMRAN: 134)

The best way to treat the psychological pressure is Amnesty. Because Allah says:

"The remission is the nearest to righteousness. And do not forget liberality between yourselves. For Allah sees well all that you do."(Al- Baqara: 237)

Many daily pressures of human are caused by a sense of injustice and the inability to take from others. But once human practice "amnesty", the problem will evaporate like the heat when the water evaporates!

To remember the day of the conquest of Mecca when Allah grant victory over his enemies, who mocked, insulted, took and cursed him, But he pardoned them and said: “Go away you are free!”

This situation is a lesson for the believer who like the Messenger of Allah peace be upon him.

It is mercy of Allah towards His slaves that made the reward of tolerance and forgiveness in the Hereafter a very large one, and make its reward a great thing in this world which is enjoy better health and greater Psychological stability.

Look attentively at this wonderful text of the Quran:

"Nor can Goodness and Evil be equal. Repel with what is better: Then will he between whom and you was hatred become as it were your friend and intimate. And no one will be franted such goodness except those who exercise patience and self-restraintـــــ none but persons of the greatest good fortune."( Fosilate:34-35).

Whatever your problem with others is, it can be resolved as soon as the transaction in the best manner and with a little patience and with a good word. As Allah said:

“See you not how Allah sets forth a parable? A goodly Word like a goodly tree, whose root is firmly fixed, and its branches to the heavens. It brings forth its fruit at all times , by the leave of its Lord. So Allah sets forth parable for men, in order that they may receive admonition"( Ibrahim:24-25).

--------------------

By: Abduldaem Al-Kaheel

www.kaheel7.com/eng

References: CNN

Monday, March 28, 2011

Libya : Majlis Peralihan Kuasa bentuk Kabinet bayangan


(gambar : pemberontak Libya bergerak menuju Tripoli )

BENGHAZI: Ketika pejuang pemberontak menawan semula satu demi satu bandar di barat, perwakilan pembangkang di Benghazi pula sibuk menubuhkan kerajaan bayangan bagi mengambil alih kuasa daripada Muammar Gaddafi.

Tugas itu bukan mudah.


Dikendalikan tokoh elit, kebanyakan mereka baru pulang dari pembuangan dan terpaksa berdepan dengan sentimen majoriti rakyat Libya, termasuk di luar negara.

Setakat ini, suara pembangkang Libya disatukan dalam Majlis Peralihan Sementara Kebangsaan (PTNC) yang dianggotai 31 ahli mewakili bandar utama di Libya.


Bagaimanapun, atas faktor keselamatan, hanya 13 nama dinyatakan kepada umum.


PTNC diketuai bekas Menteri Keadilan Libya, Mustapha Abdul Jalil, yang dilaporkan memperjudikan dirinya untuk jawatan itu.

Mustapha dibantu Abdul Hafiz Ghoqa yang turut bertindak sebagai jurucakap PTNC.


Penyelaras media PTNC, Mustapha Gheriani, berkata majlis itu dianggotai tokoh yang agak diyakini.

Mereka tidak dilantik berdasarkan kemahiran yang ada, tetapi pada ketika ini hanya itu amalan demokrasi yang dapat kami laksanakan,” katanya.


Ahli jawatankuasa media PTNC, Iman Bugaighis, berkata mereka cuba sedaya-upaya mendapatkan keyakinan orang ramai melalui pentadbiran di bandar yang dikuasai pemberontak.


Kata doktor gigi itu, bulan lalu kakitangan awam mendapat gaji pada waktu sepatutnya.


“Kami cuba mengekalkannya bulan ini,” katanya.


Kini, katanya, PTNC cuba membentuk Kabinet, lengkap dengan kuasa menteri bagi mengadakan perbincangan dengan rakan sejawat dari negara luar.


“Kami perlukan sebuah badan yang lebih tersusun,” katanya. - AFP

Perbaikilah Dirimu Dahulu..!!




Perbaikilah Dirimu Dahulu,nescaya Allah akan memperbaiki keadaan diri dan masyarakatmu..!


Kewujudan penguasa untuk sesuatu negeri punya keperluannya yang tersendiri. Masyarakat (rakyat) berhajat pada sosok yang memiliki kemampuan dalam menyelaraskan laju roda kehidupannya. Samaada ianya masyarakat (mujtama’) yang sederhana sampai tingkat yang lebih besarliputannya tidak bisa berjalandengan sebaiknya tanpa adanya pimpinan.

Penguasa menjadi tumpuan dan titian rakyatnya dalam menciptakan rasa aman dan kesejahteraan sosial. Itu semua akan wujud ketika pemegangkekuasaan adalah orang yang adil, punya skil pengurusan yang handal, dan juga bijak dalam membuat keputusan. Sehingga tujuan utamanya, adalah bagaimana mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat yang dipimpinnya.

Namun yang sering terjadi adalah fenomena yang menyedihkan. Ketika penguasa (rejim) yang memerintah berbuat sesuka hati terhadap rakyatnya. Rakyat bak lelaki yang " menepuk sebelah tangan " ketika pinangan ditolak pihak wanita. Mata menerawang kosong, hati kecewa, .harapan tinggal harapan.

Ketika kezhaliman penguasa membabi buta, kekacauan menyebar dengan cepat. Perampokan, pencurian, penjarahan, pemerkosaan menjadi menu halaman media massa.

Dilain pihak penguasa sibuk dengan kepentingan pribadinya. Mengeluarkan arahan-arahan dalam usaha memadamkan penentang-penentang politiknya. Rakyat menjerit, apa salah kami,.. rintihnya..! Kenapa pimpinan kami begitu kejam dan tidak adil terhadap rakyat? Mengapa? Mengapa mereka cuek dengan konflik-konflik dan krisis-krisis yang memcekik rakyat?

Marilah kita renungkan firman Allâh Ta'ala(ertinya ) :

"Dan demikianlah,Kami jadikan penguasa bagi orang-orang yang dhalim itu (terdiri dari mereka ) yang dhalim juga , disebabkan oleh apa yang telah mereka usahakan (dari perbuatan kufur dan maksiat itu )."(Qs. al-An’âm/6 : 129)

Dalam ayat di atas, Allâh Ta'ala mengabarkan bahwa Dia membalas orang-orang yang berbuat kezhaliman (aniaya) dengan cara menempatkan sosok yang zhalim menjadi pimpinan mereka.


Qatâdah rahimahullâh berkata :

Allâh Ta'ala menempatkan manusia berdasar amalannya. Pezina dipuji orang yang berzina dimanapun berada. Demikian juga orang kafir menjadi wali bagi jenisnya.

(erti ayat :Allâh Ta'ala membalas orang zhalim dengan menempatkan orang zhalim atas mereka, melenyapkan mereka dengan golongannya, membalas mereka dengan orang-orang sejenisnya sebagai balasan kezhaliman dan kebengisan yang mereka lakukan )."


Kezhaliman yang dilakukan masyarakat kita terlalu beragam (termasuk kita). Kezhaliman terhadap Allâh Ta'ala dengan berbuat syirik, mengenepikan keputusan Rasul-Nya dalam menganalisa inti permasalahan. Zhalim terhadap tetangga (manusia), binatang dan alam semesta. Terlalu banyak untuk dibilang satu per satu.


Karena itu, perlu kita perbaiki diri ini dulu. Jangan cepat mengkambing-hitamkan orang lain. Tuduh diri kita dulu. Introspeksi dengan teliti, pasti akan didapati ternyata kita jauh dari ajaran Islam, dekat dengan kezhaliman.


Kiranya kita perlu mendengarkan nasihat dari seorang ulama abad VIII yang bernama Imam Ibnu Abil Izzi rahimahullâh:

“Kalau rakyat ingin lepas dari kezhaliman penguasa yang zhalim,

hendaklah mereka melepaskan (diri) dari (tindakan) kezhaliman terlebih dahulu.”

(Syarah al-’Aqîdah ath-Thahâwiyyah hlm. 381)

( Majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun XII)

----------------------------------

[Demikianlah suatu yang telah ditetapkan Allah, Pemilik dan Pentadbir sekelian Alam.

Maka (ketika berada ) dalam keadaan demikian ..masing -masingnya hendaknya menghisab diri , dalam keadaan mana kita dan masyarakat kita berada ..maka....fahamlah kita, kenapa keadaan begini belaku. Lalu Usaha mengembalikan umat kepada ajaran Allah perlu dilakukan (bermula dengan diri sendiri) ...pada ketika yang sama, rakyat tidak harus terus keluar dari ketaatan, tapi menjalankan 'amar makruf, nahi munkar menurut kemampuan dengan mengelakkan kerosakkan yang lebih besar, ,mengikut dalam perkara yang haq dan tidak reda ( benci dan tidak turutserta -jauh dari bersekongkol- dalam hal kezhaliman dan kebatilan ).Hak kepada penguasa diberikan, hak sebagai rakya..KITA MOHONKAN kepada Allah ...sehinggalah Allah S.W.T merahmati kita semua...dan menganugerahkan kita dengan penguasa yang adil... ]

Wallahu'alam.

Sunday, March 27, 2011

Gerakan Syi'ah Antarabangsa di Timur Tengah Masa Kini

Penjelasan tentang : Apa itu Syi’ah Safawiyah dan bahaya gerakannya......




GERAKAN TRANSNASIONAL SYI’AH KONTEMPORARI DI TIMUR TENGAH
(Studi Kes Antagonisme Iran dan Hizbullah terhadap Amerika Syarikat dan Israel)

Pengantar

Di balik hegemoni (penguasaan) Amerika Syarikat di dunia umumnya dan hegemoni Israel di Timur Tengah, adadua faktor dunia yang secara frontal(barisan depan ) melakukan perlawanan terhadap kedua negara tersebut. Aktor (pelakon ) tersebut adalah Iran (state actor) dan Hizbullah (non state actor).

Boleh dilihat bagaimana seorang Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad dengan lantang menyerukan agar Israel dihapus kewujudannya dari peta dunia. Selain itu sikapnya yang konsisten untuk melanjutkan projek nukliar walaupun ditentang oleh Amerika Syarikat dan PBB.

Antagonisme terhadap Amerika Serikat dan Israel juga ditunjukkan oleh gerakan Syi’ah Lebanon yang dipimpin oleh Syekh Hassan Nasrallah yakni Hizbullah. Dunia dikejutkan oleh kemenangan Hizbullah dalam perang melawan Israel selama sebulan pada tahun 2006. Di mana kemenangan ini sangat memalukan Israel yang dikenal kuat dalam militiar kerana dibantu oleh Amerika Syarikat. Sehingga boleh dikatakan bahawa Iran dan Hizbullah telah menjadi ikon masyarakat dunia untuk menggugat imperialisme dan hegemoni Amerika-Israel.

Dalam dunia Islam, Iran dan Hizbullah dikenali sebagai gerakan Syi’ah.


[Kalimat syi'ah bererti penyokong atau penolong (eg "syi'ah Ali " ) ]

Sementara Syi’ah dalam Istilah Syara' bermakna : mereka yang mengangkat slogan kecintaan kepada Ali bin Abi Thalib beserta anak cucunya bahawasanya Ali bin Abi Thalib lebih utama dari seluruh sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin (khalifah), demikian pula anak cucu sepeninggal beliau. (Al-Fishal Fil Milali Wal Ahwa Wan Nihal, 2/113, karya Ibnu Hazm).

Juga boleh difahami sebagai : suatu aliran yang timbul sejak masa pemerintahan Utsman bin Affan yang dipimpin oleh Abdullah bin Saba’ Al-Himyari.

Walaupun dikenal sebagai gerakan Syi’ah, Iran dan Hizbullah tetap dianggap sebagai lokomotif perjuangan Dunia Islam melawan hegemoni AS dan Israel.

Iran dan Hizbullah juga dianggap telah banyak memberikan pelajaran(contoh) bagaimana seharusnya umat Islam dunia harus berdiri menentang kezaliman.

Populariti kedua gerakan Syi’ah ini terus naik dan menenggelamkan peranan kalangan Sunni seperti presiden, raja, dan pemimpin negara Arab bahkan gerakan Hamas yang melakukan perlawanan bersenjata terhadap Israel.


Di balik antagonisme (perlawanan ) yang diperanankan oleh Iran dan Hizbullah, penulis ingin memberikan penjelasan sisi lain ( sudut pandangan yang lain )dari gerakan Syi’ah ini ;

Apakah gerakan Syi’ah ini benar-benar memperjuangkan kejayaan Islam ?.
Apakah tujuan gerakan ini sebenarnya.
Ada atau tidak keterkaitan antara Iran dan Hizbullah serta gerakan Syi’ah lainnya di Timur Tengah.
Apa saja yang telah dilakukan kedua gerakan ini dibalik antagonismenya terhadap Amerika Syarikat dan Israel.

Jawaban dan penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan diatas diharapkan menjadi penilaian yang objektif terhadap “realiti permukaan”[Apa yg diperlihatkan kepada manusia ramai ] kedua gerakan Syiah ini.

Pembahasan

Selain kesamaan aliran pemikiran keagamaan, antara Iran dan Hizbullah memiliki keterkaitan dalam hal kerja sama dan pakatan strategi. Banyak kalangan yang mengatakan bahawa Hizbullah mendapatkan bantuan persenjataan dan amunisi (perlindunga) dari Iran.

Salah seorang pemimpin Hizbullah pernah ditanya wartawan di tahun 1987 “Apakah kalian merupakan sebagian dari Iran?”. Pemimpin Hizbullah tersebut menjawab : “Bahkan kami adalah Iran di Lebanon dan Lebanon di Iran”.
Selain itu secara simbolik Hasan Nashrullah pun meletakkan foto Imam Khomeni (pemimpin spritual Iran) dalam ruang kerjanya (pejabatnya) di Lebanon.

Ternyata hubungan gerakan Syi’ah tidak hanya Iran dan Hizbullah. DR Muhammad Bassam Yusuf (penulis buku Menyingkap Konspirasi Besar Zionis-Salibis dan Neo Syiah Shafawis terhadap Ahlussunnah di Semenanjung Arabia), mensinyalir adanya kerjasama strategi antara gerakan Syi’ah di Timur Tengah. Aliansi tersebut melibatkan Iran, Hizbullah, Syria, dan kelompok Syi’ah di Iraq. Kes kemarahan pemimpin Syria Basyar Al-Asad terhadap pemerintah Lebanon diikuti oleh turunnya 5 menteri Syi’ah dari Hizbullah menunjukkan adanya keterkaitan antara Hizbullah dan Syria. DR Bassam Yusuf menulis adanya pertemuan di Damaskus pada tahun 2007 antara Iran dan Syria untuk membentuk aliansi strategi yang didalamnya juga turut ada kelompok Hizbullah.

Aliansi strategi gerakan Syi’ah ini disebut dengan projek kebangkitan Syi’ah Safawiah. Aliansi yang ingin mengembalikan kejayaan dinasti Safawiyah dan Fathimiyah dalam menguasai kekuasaan di semenanjung Arab dan Afrika.


Berikut adalah beberapa fenomena Projek Safawistik ini:

1. Adanya gerakan dan upaya pembersihan etnik dan mazhab Sunni Arab di Iraq seiring dengan upaya pengisoliran terhadap mereka di wilayah Selatan Iraq. Ditambah lagi dengan seruan untuk membahagi kawasan Iraq berdasarkan kelompok aliran, serta mendorong pasukan Amerika Syarikat untuk terus melakukan penangkapan, penawanan, pembunuhan, penghancuran dan pembersihan terhadap kaum Sunni, terhadap masjid-masjid, lembaga-lembaga, dan juga gerakan-gerakan Sunni.

2. Keterlibatan kaum Parsi (Iran) Safawis di Irak dengan kerjasama yang sangat sempurna dengan pimpinan tertinggi kaum Syiah di Iraq, khususnya yang memiliki ras Persia. Dan itu diwujudkan dalam bentuk kerjasama inteligen, ketenteraan, ekonomi, politik dan agama, dengan dukungan penuh dari Amerika Syarikat baik secara ketenteraan dan logistik.

3. Keterlibatan kaum Parsi Safawis di Syria untuk mengerahkan gerakan Syi’ahisasi terhadap Muslim Sunni. Selain itu adanya pemberian kewarganegaraan Syria kepada para keturunan Parsi dan warga Syiah Iraq oleh pemerintah Syria. Dan jumlah mereka hingga saat ini telah melebihi 1.000.000 orang. Mijoritinya bermukim di Wilayah al-Sayyidah Zainab dan sekitarnya di Damaskus, Syria.

4. Menonjolnya usaha pemalsuan yang sangat tidak adil dan kejam dalam perhitungan demografi terhadap rakyat Syria. Dan bukti yang paling jelas atas itu adalah studi-studi fiktif yang dipublikasikan oleh Inteligen Syria bahawa masyarakat Syria adalah masyarakat minoriti, dan peratusan Sunni dari keseluruhan jumlah masyarakat Syria itu hanya 48%. Padahal, rakyat Syria secara majoriti mutlak terdiri dari Sunni, dan ini adalah sebuah fakta yang terlalu jelas di Syria.

5. Kesepakatan dan konspirasi bersama dengan kekuatan Amerika Syarikat. Publikasi oleh pimpinan spiritual tertinggi Syiah di Iraq, berupa fatwa-fatwa yang mengharamkan perlawanan terhadap Amerika Syarikat dan melabel kaum Sunni sebagai teroris [terutama yg mereka targetkan-"WAHABI "]. Dan semua itu dilakukan seiring dengan usaha-usaha dusta mereka yang seolah[kelihatannya ] mendorong perlawanan terhadap Amerika hingga negara Iraq merdeka.

6. Semakin meningkatnya upaya-upaya penangkapan yang dilakukan oleh Pemerintah Syria terhadap warga Arab Iran (al-Ahwaz) yang mencari perlindungan ke Syria sejak puluhan tahun yang lalu. Tidak hanya itu, sebagian tokoh pejuang al-Ahwaz (Khalil ibn ‘Abd al-Rahman al-Tamimy dan Sa’id ‘Audah al-Saky) kemudian diserahkan kepada pihak Inteligen Iran.

Fenomena di atas menunjukkan sikap yang bertentangan dengan “politik pencitraan” Iran dan Hizbullah (bahagian dari aliansi Syi’ah Safawis) yang dikenal vokal[lantang ] terhadap Amerika Syarikat dan Israel.

Keterlibatan Iran dan Hizbullah dalam aliansi Syiah Safawis merupakan sisi lain wajah Iran dan Hizbullah sebagai ikon penentangan Dunia Islam. Sebuah kenyataan yang jarang didedahkan dan hanya ada di “dunia balik layar”.

Untuk menarik simpati dunia dan agar diterima sebagai sebahagian dari Dunia Islam, gerakan Syiah Safawis ini menjadikan isu Palestin sebagai umpan politik. Isu palestin dimainkan agar ada keterlibatan emosional seluruh bangsa Muslim di dunia.Usaha untuk mempermainkan isu Palestin dilakukan dengan berbagai langkah berikut :

1. Lebih dari sekali, Presiden Iran melaungkan slogan-slogan kosongnya untuk seruan menghapuskan Israel dari peta dunia.

2. Mengumumkan aliansi Iran-Syria dengan beberapa organisasi Palestin yang memiliki citra yang baik di mata dunia Arab dan Islam. Pemerintah Iran juga memberikan kesan akan memberikan bantuan kewangan kepada pemerintahan Hamas. Namun faktanya bantuan itu tak pernah ada. Bantuan Iran itu tidak lebih dari sekedar slogan dan janji kosong, sebab kaum Safawis-Parsi ini tak akan dapat digerakkan kecuali dengan motif bangsa dan kelompok, dan dalam hal ini organisasi Palestin adalah kaum Sunni.

3. Penyelenggaraan berbagai pertemuan mencurigakan antara pemerintah Syria dengan pemerintah Israel yang diikuti oleh pernyataan bahawa pemerintah Syria adalah pilihan mereka yang harus didukung. Sementara pihak Syria juga menyatakan keinginannya untuk berdialog dengan Israel. Padahal pada masa yang sama, pihak Syria gencar[giat ] melakukan pembersihan etnik terhadap warga negaranya, melakukan konspirasi terhadap usaha pengajaran [pendidikan ]Islam Sunni, sementara memberikan dorongan bahkan bantuan moral dan material terhadap pengajaran Syiah-Safawis

4. Keterlibatan Mossad yang cukup dalam di Iraq dengan dukungan pemerintah Iraq buatan Amerika Syarikat dibantu oleh tentera Syiah Safawiyah di Iraq untuk menangkap dan membunuh para ulama dan tokoh Sunni yang berpengaruh di Iraq. Tindakan kejam dilakukan berupa penculikan, penyiksaan hingga pembunuhan. Dan aliansi strategi ini bahkan telah siap melakukan langkah yang sama di tiga wilayah: Iraq, Syria dan Lubnan. Kerana itu, tindakan apapun yang dilakukan oleh salah satu dari aliansi ini, sesungguhnya merupakan sebahagian dari projek global Safawis ini di sepanjang kawasan Sedari Iran hingga Lubnan, termasuk didalamnya Iraq dan Syria.

Projek Syi’ah Safawis ini setidaknya dibangunkan di atas 5 asas:

1. Bekerja sama dengan kekuatan Barat di bawah komando Amerika Syarikat untuk menguasai negeri-negeri kaum Muslimin.
Dan seluruh dunia mengetahui dengan baik, bahawa Iran memainkan peranan yang sangat besar dalam bekerja sama bersama Amerika Syarikat untuk menjatuhkan Afghanistan dan Iraq. Para petinggi Iran sendiri mengakui hal itu.

Muhammad Ali Abthahi
, wakil presiden Iran yang lalu mengatakan: “Seandainya bukan kerana Iran, Amerika tidak mungkin mampu menguasai Iraq… Seandainya bukan kerana Iran, Amerika tidak mungkin mampu menundukkan Afghanistan.”

2. Menyalakan api peperangan antara kelompok, melakukan usaha pembersihan etnik dan kelompok, bekerja keras untuk membahagi-bahagikan wilayah. Mengusir warga Iraq sunni dari wilayah-wilayah di mana mereka hidup bersama dengan kaum Sy’iah. Ditambah dengan peranan-peranan merosak (yang dilakukan oleh) para pemimpin spritual Syi’ah di Iraq untuk menghancurkan kaum Sunni dan semua lembaga yang mereka miliki.

Al-Syirazy menyerukan dalam khutbahnya untuk menghancurkan masjid-masjid Sunni di Iraq. Dan kaum Syi’ah benar-benar menghancurkan ratusan masjid Sunni, atau mengubahnya menjadi Husainiyat dan pusat-pusat Syi’ah Safawis.

3. Membunuh tokoh-tokoh potensi Sunni baik dari kalangan ilmuwan, ketenteteraan dan agama dan melakukan upaya untuk berlaku kejam, mengusir atau membalas dendam pada tokoh-tokoh Sunni.

4. Penyamaran (Camouflage) demografi sebagaimana yang terjadi di Syria secara khusus. Dan juga seperti yang terjadi di Lebanon, Jordan, dan Iraq.

5. Menciptakan kesan-kesan fiktif dengan kaum Zionis Israel. Padahal itu hanyalah sebuah pancingan agar Israel mengamuk lalu menghancurkan negeri-negeri kaum Muslimin. Berharap keadaan negara Muslim lainnya sama seperti Afghanistan dan Iraq

Ada 4 wilayah yang dipilih oleh kaum Syiah Safawi sebagai jejak awal merealisasikan tujuan dan rencana mereka adalah sebagai berikut :

1. Wilayah Iran
Di kawasan ini operasi pembersihan terhadap kaum Sunni sangat luas terjadi. Ini diikuti dengan penghalalan harta, kehormatan dan bahkan masjid-masjid mereka (perlu diingat, bahawa di seluruh Taheran tidak ada satupun masjid kaum Sunni)

2. Wilayah Iraq
Kerja sama dilakukan dengan Amerika Syarikat untuk melakukan upaya-upaya seperti: penghancuran dan membahagi-bahagi wilayah Iraq, mempersenjatai tentera-tentera Syiah untuk menyerang Sunni, pembersihan dan pengusiran kaum Sunni, dan memalsukan peratusan jumlah penduduk Iraq dengan menyebarkan studi-studi palsu yang menyatakan majoritinya Syi’ah, padahal sebelumnya kaum Sunni adalah pada posisi 52% penduduk Iraq.

3. Wilayah Syria

Pemerintah Syria –yang merupakan sekutu strategik Iran- telah melakukan berbagai usaha penangkapan dan pembersihan yang sangat luas terhadap rakyat Syria sendiri. Mereka melakukan pembatasan[menyekat ] terhadap lembaga-lembaga pendidikan Islam, dan memberikan keleluasaan bagi lembaga-lembaga Syi’ah padahal Syi’ah di Syria sama sekali tidak wujud. Pemerintah Syria juga melindungi upaya misionarisme Syiah di tengah kaum muslimin Syria, memberikan kewarganegaraan pada kaum Syiah yang datang dari Iran dan Iraq, serta mempersempit ruang gerak orang-orang al-Ahwaz yang berpindah ke Damaskus. Syria juga menyiapkan dirinya sebagai pangkalan penggempuran terhadap Lubnan dan Jordan, tentu dengan menggunakan masalah Palestin sebagai ‘senjata’ untuk kepentingan aliansi ini

4. Wilayah Lebanon
Hizbullah dan Gerakan Amal –keduanya jelas gerakan Syiah- memainkan peranan sebagai gerakan perlawanan palsu. Melakukan perlawanan terhadap Israel demi menjaga senjata tetap di tangan dan memainkan lobi politik di Lubnan demi kepentingan aliansi Safawis-Parsi. Kedua gerakan ini jelas-jelas melancarkan misionarisme Syiah dan sengaja memancing Israel untuk menghantam Lubnan bila saja aliansi Safawistik itu memmerlukannya. Upaya menghancurkan keutuhan Lubnan, terus dilakukan untuk membentuk sebuah negara Syiah dalam Negara Lubnan

Penutup
Penjelasan sistematis di atas sudah jelas menunjukkan bagaimana usaha gerakan Syi’ah Safawis (pemerintah Iran, pemerintah Syria, kelompok Hizbullah dan kelompok Syiah Iraq) untuk menguasai jazirah Arab khususnya daerah yang terdapat antara Iran dan Palestin. Penjelasan yang akan membantu untuk membaca realiti politik antarabangsa yang dimainkan Iran dan kaum Syiah safawis lainnya.

Perlawanan mereka terhadap zionis Israel tentu akan mendapat simpati dunia Islam. Namun gerakan yang menjadikan upaya perlawanannya sebagai bahagian dari sebuah pewujudan tujuan yang tak jauh berbahaya dari projek Zionisme di Timur Tengah adalah suatu tindakan di luar kemanusiaan. Pelaksana projek hanya menjadikan masalah Palestin sebagai barang dagangan sementara.

sumber : nahimunkar.com

Credit to : Abu Hannan :
http://jejakitinggalanrasul.blogspot.com




Abdul Hamid al-Riki telah mati dibunuh oleh kerajaan Syiah Safawiyah, Iran sejerus penahanannya oleh kerajaan Syria (sekutu Iran) di Damascus, Syria pada 25 Mei 2010.
















Saturday, March 26, 2011

Bahaya Konspirasi Global Syi'ah Syafawiyah


Ulama Rabithah Ingatkan Bahaya Konspirasi Global Syi’ah Safawiyah



Syi’ah Safawiyah adalah merupakan gabungan kerjasama - pemerintah Iran, pemerintah Syria, kelompok Hizbullah dan kelompok Syiah Iraq yang ingin mengembalikan kejayaan dinasti (Syi’ah) Safawiyah dan Fathimiyah dalam menguasai kekuasaan di semenanjung Arab dan Afrika. (DR Muhammad Bassam Yusuf penulis buku Menyingkap Konspirasi Besar Zionis-Salibis dan Neo Syiah Shafawis terhadap Ahlussunnah di Semenanjung Arabia)


Hidayatullah.com—Gejolak kawasan Timur Tengah akhir-akhir ini rupanya menjadi perhatian Rabithah Ulama Al-Muslimin (Muslim Scholars Association)/Ikatan Ulama Muslimin. Dalam sebuah Muktamar terbarunya di Istanbul, Turki yang berlangsung dari 27-28 Rabi’ul Awwal 1432 H baru-baru ini, Rabithah Ulama Muslim mendukung langkah-langkah reformasi di Tunisia dan Mesir.

Acara bertema, “Ulama dan Kebangkitan Umat” yang yang dihadiri lebih dari seratus ulama dan du’at (dai) dari 35 negara itu membahas dan mendiskusikan berbagai topik aktual di Dunia Islam. Sejumlah keputusan dan seruan penting dari muktamar tersebut, antara mendukung reformasi yang terjadi di Tunisia dan Mesir serta negeri-negeri Islam lainnya.

Rabithah Ulama juga mengingatkan bahawa perubahan yang hakiki bermula dari taubat kepada Allah, berpegang teguh kepada agama-Nya serta dengan menunjukkan wibawa dan jatidiri umat yang sebenarnya.

Rabithah juga ikut mendukung usaha masyarakat Libya untuk membebaskan diri dari pemerintahnya yang zalim.


Meski demikian, Rabithah juga mengingatkan umat Islam dari bahaya konspirasi global Syi’ah Safawiyah dengan propagandanya yang menipu; baik itu di Bahrain dan negara lainnya.


Selain itu, beberapa poin dari pertemuan itu adalah; masalah kejayaan umat Islam yang pada dasarnya bertumpu pada [gabungan terbaik] peranan ulama dan pemerintah.
Rabithah Ulama juga mengatakan, para ulama yang salih di setiap negeri adalah referensi utama bagi umat dalam menyelesaikan masalah-masalah aktual dan kontemporari.

Kerananya, menurut Rabitah Ulama, kebangkitan peranan agama dalam kehidupan, kewujudan pan-Islam (kesedaran/Islah Islam ), penanaman moral, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia, kebebasan yang sejalan dengan tuntutan syariat, serta kepemimpinan umat adalah tugas ulama rabbani. Tak lupa, Rabithah Ulama mengingatkan tentangan dan halangan besar[bakal dihadapi ] umat Islam di masa depan.


“Umat Islam pada hakikatnya sedar terhadap tentangan besar yang dihadapinya; yang merupakan simpul yang menghambat kemajuan serta kebangkitannya. Dan jawapan terhadap tentangan itu adalah menghidupkan sunnah serta mengoptimumkan pemanfaatan ilmu dan teknologi,” demikian salah satu poin keputusannya.


Para tokoh dan ulama yang berkumpul untuk membicarakan masalah-masalah umat antara lain; Syeikh Al-Amin al-Haj hafidzahullah, salah seorang ulama yang berasal dari Sudan yang menjadi Ketua pada Rabithah tersebut.

Juga Nampak hadir Syeikh Abdul Aziz bin Abdul Muhsin At-Turky, menjabat sebagai penanggung Jawab Rabithah, Syeikh Muhammad Sidia dari Moritania, Syeikh Dr. Muhammad Yusri dari Mesir, Dr. ‘Adnan Umamah, Syeikh Muhammad Abdul Karim, Syeikh Dr. Mahran Mahir, Syeikh Dr. Alauddin Az-Zaky, Dr. Nashir Al-Hunainy, Dr. Ahmad Farid dari Mesir, Dr. Said Abdul ‘Adzim, Dr. Ali As-Salus, Syeikh ‘Aqil Al-Maqtary dari Yaman, Syeikh Abdullah Al-Ahdal, Syeikh Abdul Majid Ar-Rimy, Dr. Muhammad Al ‘Abdah dari Syria, Dr. Abdullah bin Hamud At-Tuwaijri dari Saudi, Syeikh Dr. Sulaiman Al-‘Asyqar dari Jordan, Dr. Hikmat Al-Hariry dan masih banyak lagi.

[wallahu 'a'lam ]

Untuk mengetahui apa itu Syi’ah Safawiyah dan bahaya gerakannya ikuti di sini

by Abu Hannan :
http://jejakitinggalanrasul.blogspot.com
26/3/ 2011