IMAN adalah kedua-dua : cahaya dan kekuatan ; dengannya
manusia meningkat setinggi-tingginya sehingga mencapai nilai yang melayakkannya ke Syurga.
Dengan kegelapan KUFUR, ia jatuh serendah-rendah darjat yang membawanya ke Neraka..
Pages
▼
Wednesday, May 30, 2012
INDAHNYA SHALAT
INDAHNYA SHALAT (Nasehat Diri Sendiri)
Bismillaah ...
SHALAT itu indah sebagaimana Al-Quran yang dihiasi dengan ungkapan
bahasa yang juga indah. Ajakan shalat yang dikemundangkan muazzin,
diungkapkan dengan bahasa yang sangat indah, hayya alla sholah, hayya
alla falaah, marilah sholat dan anda akan mendapatkan suatu
keberuntungan.
Ungkapan yang sangat tidak memaksa, tetapi
diberikan sesuatu rahasia bahwa anda akan merasakan suatu keberuntungan.
Dilanjutkan dengan ungkapan, Assholatu khorumminannaum , sholat itu
lebih baik daripada tidur. Ungkapan rahasia ini sebenarnya tidak rahasia
lagi. Sebagaimana yang diungkapkan dalam Al-Quran, yaitu, dengan selalu
menegakan shalat, kita akan terhindar perbuatan keji dan mungkar.
Shalat menjadi sebuah terapi terhadap fenomena kejahatan yang kian hari
kian mewabah. Kejahatan muncul karena lebih banyak diawali oleh stress,
tekanan hidup yang menghimpit. Maka, terjadilah berbagai kekacauan di
masyarakat, korupsi, perampokan hingga pembunuhan. Lantas, Shalat
dijadikan sebagai obat berbagai kemelut kehidupan ini. Shalat bahkan
mampu mencegah sebelum kejahatan itu terjadi.
Ketika kita
melakukan suatu gerakan ruku maupun sujud, itu adalah awal bagaimana
Allah mencegah dari perbuatan stress, yaitu menjadikan tubuh mengalami
relaksasi. Orang bisa tercegah dari stresnya dengan adanya relaksasi,
otak itu dikendorkan dengan gerakan ruku maupun gerakan sujud.
Tak hanya itu, shalat juga membentuk karakter yang baik, yaitu akhlakul
karimah, dengan lebih dulu memproses otak hingga ke alam bawah sadar.
Karena, dalam bacaan shalat penuh dengan doa dan bacaan-bacaan yang
indah dan positif. Inilah yang akan terekam dalam otak, yang akan
menjadi suatu gerakan secara otomatis yaitu autogenic.
Dalam
shalat, kita mengucapkan kata-kata subhana robbil azimi wabihamdih atau
Allahuakbar yang terus diulang-ulang. Kalimat Allahuakbar, Allahuakbar,
masuk dalam penghayatan hingga menjadi suatu kesadaran yang penuh bahwa
Allah Maha Besar.
Dalam sebuah penelitian, seseorang
mengucapkan kata-kata bunuh diri, aku mau mati, aku mau mati, aku mati
dengan penghayatan yang sangat dalam itu akan masuk ke bawah sadar. Dan,
terbukti ia akhirnya bunuh diri. Nah, kekuatan pikiran inilah yang akan
menjadi sesuatu yang akhirnya menjadi suatu perbuatan negatif.
Kenapa dalam shalat kata-kata takbir dan doa diucapkan terus berulang.
Karena, disitulah kekuatannya. Seperti dalam sebuah iklan produk, yang
terus diulang-ulang, akan direkam dalam memori, hingga pelanggan dengan
mudah mengingat kemudian membeli produk tersebut. Inilah yang disebut
The Power of Repetition
Nah, kalau sholat itu hanya dibaca
dengan sekedarnya, maka dia tidak akan menghasilkan apa pun. Dalam
konteks psikologi modern bahwa manusia dibentuk oleh kepribadian
ketaksadaran kolektif atau collective unconsciousness. Bahwa manusia
dibentuk oleh “ketaksadarannya” . Ketaksadarannya ini masuk ke alam
bawah sadar. Apa yang dilakukannya sebagai sebuah kebiasan yang
berulang, akan membentuk sebuah karakter.
Oleh karena itu,
sholat merupakan pembentukan ahlaqul karimah. Ahlaqul karimah diproses
oleh Allah, baik mulai gerakan yang diulang-ulang, bacaan yang
diulang-ulang, maka bisa dipastikan secara ilmiah, orang itu akan
berubah total menjadi orang baik.
Dengan gerakan, katakanlah
100 hari sholat dengan yang sempurna, orang itu otomatis tubuhnya akan
reflek, autogenic . Akan reflek melakukan apa yang dia ucapkan. Ketika
ia menundukan wajahnya, pikirannya, dan hatinya yang diulang-ulang,
pasti akan merasakan suatu ketenangan, yaitu ketenangan yang terus
menerus ketika berzikir. Zikir yang menenangkan, masuk ke dalam hatinya
akan direspon oleh otak. Dalam otak itu akan direspon dalam memorinya,
maka orang itu diulang-ulang mendapat ketenangan.
Sebagai
contoh sederhana, orang yang takut berjalan di malam hari di tempat
gelap, Karena memorinya tanpa sadar, merekam berita dari orang lain
bahwa kalau malam hari itu hantu-hantu keluar. Maka informasi yang
diulang-ulang, padahal orang itu tidak pernah melihat hantu sendiri.
Tanpa sadar, tapi secara otomatis, otak kita juga bekerja dan
mengeluarkan hormon takut. Sehingga jantung berdetak kencang, kemeringet
akibat informasi yang masuk ke otak dan memerintahkan seluruh syaraf
kita dan hormon kita mengalami ketakutan.
Coba anda bandingkan, dengan petugas forensik yang biasa ke kamar mayat.
Mungkin orang lain ketakutan melihat mayat, tapi bagi dia biasa saja.
Bagi ahli forensik yang sudah otaknya diseting, atau pengalaman
berulang-ulang, dia tidak menemukan apa-apa, maka otaknya akan
mengatakan tidak ada apa-apa. Begitu tidak ada apa-apa, perintah otaknya
tidak akan melaksanakan perintah terhadap organ tubuhnya sehingga tidak
ada hormon ketakutan.
Inilah yang perlu kita ciptakan dalam
shalat. Indahnya sholat, karena sangat indah cara penanganannya. selama
ini kita menggunakan tidak indah dengan kata-kata kasar, diperintah,
digebuk, dipukul, tapi orang tidak diproses untuk menerima itu. Sehingga
adanya proses yang tidak baik terhadap sholat, maka sudah tidak indah
lagi karena sholat ditolak oleh bawah sadarnya. Sehingga ketika berdiri
sholat, takbir Allahuakbar Allahuakbar, langsung tubuh kita langsung
merespon untuk menolaknya. Maka terjadilah ketidakkhusyuan.
Bawah sadar kita tidak mau adanya sholat sehingga kita melakukan suatu
gerakan sholat dengan terburu-buru. Itu menunjukan bahwa tubuh kita
sudah menolak pekerjaan yang tidak disukainya. sholat itu adalah
berdialog dengan tuhan. Kalau anda berbicara dengan tuhan, tidak ada
orang yang tidak sholat khusyu.
Assolatubimakna addua..,
sholat itu bermakna doa. Berarti ketika baca al-fatihah, engkau mengerti
artinya, lalu engkau ucapkan dengan benar, misalkan dalam kalimat :
iyya kana’ budu, waiyya kanastain. Disitukan ada permohonan, kepada
engkau ya Allah, aku bersembah dan kepada engkau, aku minta pertolongan.
Berarti ada dialog. Begitu pula, ketika engkau ucapkan dengan niat,
pasti khusyu. Contoh : robbighfirli, warhamni, wajburni, warfa’ni,
warjughni, wahdini, waafini wa’fuani.
Kebanyakan kita hanya
membaca, padahal disitu artinya : aku minta maaf kepada Allah. Coba
engkau sadarkan, bahwa engkau salah, bahwa engkau harus minta maaf
kepada Allah. Apa yang engkau lakukan ? Seolah-olah engkau meminta maaf
kepada ibu anda. Ketika kita minta maaf kepada ibu anda, dari rumah
sudah ada terasa bahwa saya akan minta maaf sama ibu saya, Berarti ada
niat, ada niat berarti ada dorongan dari dalam. Ketika saya mintakan,
…bu..kalau memang anda salah, pasti akan keluar air mata, ketika
mengucapkan ibu.., maafkan saya, bu, kasihani saya bu…
Selama
ini kita sholat, tidak ada niat minta maaf. Padahal awal daripada sholat
ini didasarnya adalah niat. Innamal a’malu binniat. Apa niat itu ?..
Niat itu harus dilakukan dengan sengaja. Berarti kalau kau sengaja,
pasti khusyu. Ketika engkau mengatakan robbiqfirli, tidak mungkin
cepat-cepat, pasti ada perasaan salah. Orang yang punya perasaan salah,
pasti akan mengatakan robbiqfirliiiiiii. .. Dan itu akan bergetar kalau
diucapkan dengan benar. Kalau disampaikan dengan hajat yang benar.
Kalau itu dirasakan, anda akan pasti bergetar. kalau minta maaf. Kalau
engkau hanya membaca , tidak akan terasa apa-apa. Jika engkau mengatakan
robbiqfirli. ., warhamni.., itu akan bergetar. Setiap kata bergetar,
lalu pada akhirnya kita akan mengatakan warjuqni. Kalau engkau memang
sengaja minta rezeki, sengaja engkau memohon, pastilah kalimatnya agak
lama, karena ada dialog antara hamba dan tuhannya.Dan kalau engkau minta
sehat, pasti engkau ucapkan benar. Kalau engkau sakit, katakan : wa
afini. Akan lebih terhayati ketika engkau sakit
JIka, engkau
niatkan, ada daya yang mengalir, bergetarkan hati, dari situ ada
sambutan ilahi begitu kita ucapkan robbiqfirli, warhamni, wajburni,
warfa’ni, warjuqni, wahdini, wa afini, wa’fuani. Inilah intinya
keindahan shalat. Siapa pun akan mengalami kekhusyuan jika shalatnya
sudah benar, karena ia sedang berdialog dengan Allah, zat yang Maha
Besar dan Maha Suci.
No comments:
Post a Comment