Pages

Thursday, March 17, 2011

Siapa Bertarung di Bahrain?

Bersatulah umat Islam dengan sama-sama berpegang dengan tali Allah (Islam Yang Lurus )
"Dan berpeganglah Kamu semua dengan taliAllah dan janganlah kamu berpecah belah (dengan mengikut berbagai ideologi yang datangnya dari luar Islam ) "

"..Iaitu, Dirikanlah Deen itu dan janganlah kamu berpecah-belah mengenainya.."


Potret landscape politik di Bahrain sangat berwarna. Kekuatan-kekuatan politik yang ada di Bahrain bergejolak, dan mereka memanfaatkan situasi politik di Mesir dan Afrika Utara untuk menggoyang pemerintah. Bahrain negara kecil di kawasan Teluk, dan ada sejumlah kekuatan politik yang sekarang berebut kekuasaan.

Tentu, yang sekarang menjadi momok adalah kekuatan Syiah, yang ingin menggulingkan kekuasaan otokrat minoritas Sunni. Dengan dukungan Raja Abdullah mencoba bertahan menghadapi gempuran kaum Syiah, yang sekarang terus melebarkan kekuasaan di seluruh Timur Tengah, Teluk, dna Afrika.

Ketika melihat Bahrain yang bergejolak, dan sejumlah kekuatan politik menuntut perubahan dan reformasi, suasana politik menjadi sangat tidak menentu. Ini menjadi sebuah ancaman bagi sebuah otokrat yang sudah berkuasa sejak tahun 1783. Bahrain dipimpin seorang Sultan dan keluarganya yang berbentuk monarkhi yang konstitusional.

Di Bahrain ada dua dewan. Satu dewan legislatif yang dipilih melalui pemilihan. Kedua, dewan syura yang diangkat oleh Sultan. Inilah model pemerintahan di Bahrain. Selama beberapa dekad Bahrain, kekuasaan Sultan mendapatkan legitimasi oleh dua dewan itu, dewan legislatif dan dewan syura, yang menjadi penopang kekuasaan Sultan.


Partai Politi di Bahrain:

1 - Partai Islam Kesatuan Nasional

Partai ini merupakan wadah dari golongan Syiah di Bahrain. Syiah merupakan kekuatan politik yang memiliki posisi tawar yang kuat terhadap Sultan. Syiah di Bahrain semakin kuat sesudah terjadinya revolusi di Iran, yang dipimpin oleh Khomeini, tahun 1979, yang menjatuhkan Shah Iran. Gerakan ini dipimpinh seorang tokoh Syiah, yaitu Ali Selman. Partai ini berdiri 7 November 2001 ,tak lama sesudah revolusi Iran. Partai ini ingin menegakkan sistem Islam versi Syiah. Kekuatan partai ini cukup berpengaruh, dan memiliki 18 anggota parlemen dari 40 total anggota parlemen Bahrain.

2 - Partai untuk Kemuliaan Masyarakat Islam

Gerakan ini berdiri pada 6 Mei 2002. Mereka menyakini bahwa hanya dengan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi, pemerintahan akan mendapatkan kemuliaan. Gerakan dipimpin oleh Ganem Buayneyn, yang menjadi ketua dewan pengarah. Gerakan ini ikut pemilihan pada 2002 dan 2006, dan mempunyai 3 kursi di parlemen. Kelompok ini adalah kelompok (Salafi), yang pengaruhnya tidak terlalu signifikan di Bahrain.



3 - Forum Masyarakat Islam (Ikhwanul Muslimin)

Kekuatan Ikhwanul Muslimin merupakan kelompok Sunni yang eksis di Bahrain. Kelompok Ikhwan menerima undang-undang pertama Bahrain, tahun 1941, gerakan ini sepenuhnya mengamalkkan prinsip-prinsip gerakan Ikhwan. Mereka juga ikut dalam pemilihan, dan melakukan kegiatan politik, tetapi pengaruh Ikhwan di Bahrain sangat kecil, dan hanya mempunyai 2 anggota di parlemen. Ikhwan ikut pemilihan di tahun 2002, tetapi kalah, dan hanya sedikit pengaruhnya di negara Teluk itu.


4 - Gerakan Menegakkan Demokrasi

Ini merupakan kelompok reformis. Kelompok ini juga merupakan kekuatan terbesar yang menentang kekuasaan otokrat di Bahrain. Gerakan dipimpin oleh Hasan Museyme, dan ia menjadi sekretaris jenderal gerakan ini. Gerakan lahir 11 Nopember 2005. Gerakan ini yang menjadi pendiri (founding fathersnya) adalah dari kekuatan politik partai persatuan Islam nasional. Gerakan yang paling kuat menyuarakan perubahan di Bahrain.


Ada kekuatan politik lainnya, tetapi tidak terlalu berpengaruh dalam gejolak politik di Bahrain sekarang ini. Gerakan yang menggema di Bahrain ini mulai tumbuh paska revolusi Iran, tahun l981, dan sekarang yang menjadi penggerak di Bahrain adalah para pengikut Ayatullah Muhammad Sirazi, yang meninggal 2001.


Gejolak politik di Bahrain, tak lain, menifestasi dari kekuatan Syiah, yang sudah tidak sabar lagi dengan kekuasaan otokrat Sunni yang ada sekarang ini.


Dalam situasi yang sudah sangat sulit, Raja Abdullah dari Arab Saudi mengirimkan pasukan tenteranyanya ke Bahrain untuk mempertahankan kekuasaan monarkhi di Bahrain dari gempuran Syiah. Inilah situasi yang sangat rumit di Timur Tengah.(mh/wb)

17/03/2011 14:16 WIB
http://www.eramuslim.com/berita/dunia

No comments:

Post a Comment