Pages

Thursday, April 21, 2011

Dosa Selalu Menggelisahkan Jiwa..


Kebaikan selalu mententeramkan jiwa dan keburukan selalu menggelisahkan jiwa.

Itulah realiti yang ada pada umumnya manusia, fitrah yang telah ditentukan Allah untuk yang bergelar insan ini.

Dari cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Al Hasan bin ‘Ali, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ

Tinggalkanlah yang meragukanmu dan beralihlah pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa.”[HR Tirmidzi dan Ahmad]

Dalam lafazh lain disebutkan,

فَإِنَّ الخَيْرَ طُمَأْنِيْنَةٌ وَإِنَّ الشَّرَّ رِيْبَةٌ

Kebaikan selalu mendatangkan ketenangan, sedangkan keburukan selalu mendatangkan kegelisahan.”[HR Al Hakim]

Dalam hadits lainnya, dari Nawas bin Sam’an, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَالإِثْمُ مَا حَاكَ فِى نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ

Kebaikan adalah dengan berakhlak yang mulia. Sedangkan keburukan (dosa) adalah sesuatu yang menggelisahkan jiwa. Ketika keburukan tersebut dilakukan, tentu engkau tidak suka hal itu nampak di tengah-tengah manusia.”[HR Muslim]

An Nawawi rahimahullah menjelaskan,

“Dosa selalu menggelisahkan dan tidak menenangkan bagi jiwa. Di hati pun akan tampak tidak tenang dan selalu khuatir akan dosa.”[Syarh Sahih Muslim]

Sehingga jika seseorang dalam keadaan bingung, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan menanyakan pada hatinya, apakah perbuatan tersebut termasuk dosa ataukah tidak. Ini terjadi tatkala hati dalam keadaan gundah gulana dan belum menemukan bagaimanakah hukum suatu masalah.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihatkan pada Wabishah:

اسْتَفْتِ نَفْسَكَ ، اسْتَفْتِ قَلْبَكَ يَا وَابِصَةُ – ثَلاَثاً – الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ ، وَالإِثْمُ مَا حَاكَ فِى النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِى الصَّدْرِ وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ

Mintalah fatwa pada jiwamu. Mintalah fatwa pada hatimu (beliau mengatakannya sampai tiga kali). Kebaikan adalah sesuatu yang menenangkan jiwa dan menentramkan hati. Sedangkan kejelekan (dosa) selalu menggelisahkan jiwa dan menggoncangkan hati.
[HR Darimi dan Ahmad]

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah menjelaskan,

“Hadits Wabishah dan yang semakna dengannya menunjukkan agar kita selalu merujuk pada hati ketika ada sesuatu yang merasa ragu. Jika jiwa dan hati begitu tenang, itu adalah suatu kebaikan dan halal.
Namun jika hati dalam keadaan gelisah, maka itu berarti termasuk suatu dosa atau keharaman.”[Jamiul Ulum Wal Hikam,Ibnu Rajab]
(Ingatlah), bahwasanya hadits Wabishah dimaksudkan untuk perbuatan yang belum jelas halal atau haram, termasuk dosa ataukah bukan. Sedangkan jika sesuatu sudah jelas halal dan haramnya, maka tidak perlu lagi merujuk pada hati.

Demikianlah yang namanya dosa, selalu menggelisahkan jiwa, membuat hidup tidak tenang. Jika seseorang mencuri, menipu, berbuat kecurangan, rasuah, melakukan dosa besar bahkan melakukan suatu kesyirikan, jiwanya sungguh sulit untuk tenang

.

Lalu bagaimana jika ada yang melakukan dosa malah hatinya begitu tenteram? Jawabannya, bukan perbuatan dosa atau maksiat dibenarkan. Yang benar adalah itulah keadaan hati yang penuh kekotoran, yang telah tertutupi dengan noda hitam kerana tidak kunjung berhenti dari maksiat [ hati yang telah mati ] .

Allah Ta’ala berfirman,

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al Muthoffifin: 14).

Jika hati terus tertutupi kerana maksiat, maka sungguh sukar mendapatkan petunjuk dan melakukan kebaikan. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,

Jika hati sudah semakin gelap, maka amat sulit untuk mengenal petunjuk kebenaran.”[Ad Da'a Wad Dawaa, Ibnul Qayyim]

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ

Allahumma inni as-aluka fi’lal khairaat, wa tarkal munkaraat. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mudah melakukan berbagai kebajikan dan meninggalkan berbagai kemungkaran.[HR Tirmidzi]


---------------------------------------------

Ada sebahagian manusia mengkufuri ni’mat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Atau malah mempergunakan ni’mat tersebut utk bermaksiat dan berbuat dosa kepada Allah. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada mereka banyak kebaikan namun mereka membalas dgn keburukan.

Demikianlah keadaan anakAdam tiap hari selalu berbuat dosa ( kecil maupun besar, zahir maupun batin ). Kita pun tdk luput dari berbuat dosa baik kerana tergelincir ataupun sengaja memperturutkan hawa nafsu dan bisikan syaitan yg selalu menggoda.

Amat buruklah keadaan kita bila tdk segera bertaubat dari dosa-dosa yg ada dan menutupi(MENGHILANGKAN KEBURUKAN DOSA DENGAN mengikutkannya ) dgn berbuat kebaikan. Kerana perbuatan dosa itu memiliki pengaruh yg sangat buruk bagi hati dan tubuh seseorang di dunia ini mahupun di akhirat



Wallahul Musta'an.

----
by Abdul Aziz Ismail Nuh , April 19, 2011 -------------------------------------------

No comments:

Post a Comment