Pages

Wednesday, August 10, 2011

Keutamaan Halaqoh Tadarus Al-Qur’an




بسم الله الرحمن الرحيم

Keutamaan Halaqah Tadarus Al-Qur’an



عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” وما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسونه بينهم إلا نزلت عليهم السكينة وغشيتهم الرحمة وحفتهم الملائكة وذكرهم الله فيمن عنده “.

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه , dia berkata, ‘Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

“Dan tidaklah satu kaum berkumpul dalam satu rumah dari rumah-rumah Alloh, mereka membaca Kitabulloh dan saling mempelajarinya diantara bereka, kecuali ketenangan akan turun kepada mereka, kasih sayang akan menyelimuti mereka, malaikat akan menaungi mereka, dan Alloh akan menyebutkan mereka di tengah makhluq yang ada di sisi-Nya”. (HR. Muslim no.7028, Ibnu Majah no.225, Ahmad no.7421)

Yang dimaksud rumah Allah Ta’ala adalah masjid sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an :

(فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَن تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ) (النور : 36 )

Artinya :

“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang”. (An-Nuur:36)

Menurut Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin رحمه الله membaca Kitabullah itu ada tiga macam:

  1. Membaca lafadz
  2. Membaca makna
  3. Membaca ‘amal.

Membaca lafadz ada dua jenis :

  1. Seorang qari membaca satu halaman atau dua halaman kemudian diikuti oleh yang lainnya, mereka membaca seperti yang dibaca oleh qari, ini kebanyakan ada dalam proses ta’lim (belajar mengajar).
  2. Seorang qari membaca satu atau dua halaman kemudian orang berikutnya membaca satu atau dua halaman melanjutkan bacaan orang sebelumnya, begitu seterusnya.

Jika ada seseorang yang berpendapat, pada jenis yang kedua ini sebagian orang tidak mendapatkan pahala, karena yang ini tidak dibaca oleh si fulan berbeda dengan yang itu. Maka katakanlah bahwa tidak ada sesuatupun yang luput; karena orang yang mendengar akan mendapat pahala sebagaimana orang yang membaca, dalilnya adalah firman Alloh Ta’ala dalam surat Yunus pada kisah Musa عليه السلام ketika mendo’akan kejelekan pada pengikut fir’aun:

(رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَلاَ يُؤْمِنُواْ حَتَّى يَرَوُاْ الْعَذَابَ الأَلِيمَ) (يونس : 88 )

Artinya :

“Ya Tuhan Kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih”. (Yunus:88)

Yang berkata adalah Musa sebagaimana dalam awal ayat :

(وَقَالَ مُوسَى رَبَّنَا إِنَّكَ آتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلأهُ زِينَةً وَأَمْوَالاً فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّواْ عَن سَبِيلِكَ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَلاَ يُؤْمِنُواْ حَتَّى يَرَوُاْ الْعَذَابَ الأَلِيمَ) (يونس : 88 )

Artinya :

Musa berkata: “Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, Ya Tuhan Kami – akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan Kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, Maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih”. (Yunus:88)

Maka Allah befirman :

(قَالَ قَدْ أُجِيبَت دَّعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيمَا وَلاَ تَتَّبِعَآنِّ سَبِيلَ الَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ) (يونس : 89 )

Artinya :

Allah berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui”. (Yunus:89)


Yang berdo’a itu satu orang, akan tetapi para ulama mengatakan, ‘Bahwa Harun mendengarkan dan mengaminkan do’anya, maka do’a itu milik mereka berdua semua’.

Sedangkan membaca maknawiyah adalah mereka mempelajari Kalamullah dan memahaminya, sungguh dahulu salaf yang sholih tidak membaca sepuluh ayat sampai mereka memahaminya dan apa yang terdapat di dalamnya berupa ilmu dan amal.


Adapun yang ketiga dari macam-macam membaca adalah membaca ‘amal, ini adalah maksud yang teragung dalam Al-Qur’an Al-Karim, sebagaimana Alloh berfirman :

(كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ) (صـ : 29 )

Artinya :

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran”. (Shod:29)


Beramal dengan apa yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah dengan membenarkan apa yang dikhabarkan oleh Alloh, melaksanakan perintah-Nya, dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, inilah membaca amaliyah Kitabullah ‘Azza wa Jalla. (Syarh Riyadhish Sholihin, 3/283)


Dalam hadits di atas maka halaqah tadarrus Al-Qur’an adalah dengan bimbingan seorang yang faham tentang Al-Qur’an baik bacaannya dan juga makna-maknanya. Sehingga ketika ada diantara mereka yang salah dalam membaca maka segera diperbaiki oleh pembimbing. Dan sang pembimbing selain memperbaiki bacaan maka disukai juga mentadabburi atau menjelaskan makna-makna apa yang mereka baca. Inilah maksud yang terdapat dalam hadits di atas.


Keutamaan halaqah tadarrus Al-Qur’an ini sebagaimana yang disebutkan oleh Rosululloh صلى الله عليه وسلم dalam hadits di atas adalah :

  1. Ketenangan akan turun kepada mereka
  2. Kasih sayang akan menyelimuti mereka
  3. Malaikat akan menaungi mereka
  4. Allah akan menyebutkan mereka di tengah makhluq yang ada di sisi-Nya.

Subhanallah, keutamaan yang tidak terdapat dalam majlis manapun di dunia ini. Terlebih lagi jika majlis ini terdapat di bulan yang termulia yaitu bulan ramadhan, bulan turunya Al-Qur’an.

Wahai pecinta kebaikan, terimalah!

Semoga bermanfaat.

Dari saudaramu : Abu Shiddiiq Asy-Syirbuni

Karawang, 6 romadhon 1432 H


No comments:

Post a Comment