Pages

Sunday, July 22, 2012

ILMU FILSAFAT PERUSAK AKIDAH ISLAM




Sebagian ahlul ahwa wal bida' mengklaim bahwa ilmu-ilmu ilahi (akidah) itu masih ghamidhah (kabur dan tak terpahami). Menurut mereka, tidak mungkin dimengerti kecuali melalui jalan ilmu manthiq dan filsafat. Bertolak dari sinilah kemudian mereka (kaum Mu'tazilah yg sepaham dengan mereka sampai era sekarang) mengadopsi ilmu filsafat untuk dijadikan sebagai perangkat pendukung untuk mendalami akidah islam.

[ Tahaful Falasifah 84. Nukilan dari Tanaquzhu Ahli Ahwa wal Bida' fi 'Aqidah 1/103. Penulis mengatakan ilmu filsafat sebagai sumber pengambilan hukum ke-8 oleh kalangan ahli bid'ah ].


Sebagaian mendifinisikan sebagai upaya pencarian tabiat (karakter) segala sesuatu dan hakekat maujudat (hal-hal yg ada di dunia ini). Filsafat fokus pada pengarahan usaha dalam mengenali sesuatu dengan pengenalan yg murni. Apapun obyeknya, baik perkara ilmiah, agama, ilmu hitung atau lainnya.

[ Asbabul Khatha' fi Tafsir, DR. Thahir Mahmud Muhammad Ya'qub, 1/260 ].


Kecurigaan terhadap output filsafat mesti di kedepankan. Doktor 'Afaf binti Hasan bin Muhammad Mukhtar, penulis Tanaquzhu Ahlil Ahwa wal Bida' fil 'Aqidah' menyatakan, dari sini menjadi jelas bahwa filsafat merupakan pemikiran asing yg bersumber dari luar Islam dan kaum Muslimin, sebab sumbernya berasal dari Yunani.

[ at-Tanaquzh, 1/103 ].


ILMU FILSAFAT TIDAK ADA DALAM GENERASI SALAFUL UMMAH.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahulloh menceritakan :

" Orang-orang yg muncul setelah tiga masa yg utama terlalu berlebihan dalam kebanyakan perkara yg di ingkari tokoh-tokoh generasi Tabi'in dan generasi Tabi'it Tabi'in. Orang-orang itu tidak merasa cukup dengan apa yg sudah di pegangi generasi sebelumnya, sehingga mencampuradukkan perkara-perkara agama dengan teori-teori Yunani dan menjadikan pernyataan-pernyataan kaum filosof sebagai sumber pijakan untuk meluruskan atsar yg berseberangan dengan filsafat melalui cara penakwilan, meskipun itu tercela. Mereka tidak berhenti sampai disini, bahkan mengklaim ilmu yg telah mereka susun adalah ilmu yg paling mulia dan sebaiknya di mengerti."

[ Fathul Bari, 13/253 ].


Karena itulah, kaum Mu'tazilah dan golongan yg sepemikiran dengan mereka tidak bertumpu pada kitab tafsir ma'tsur, hadits dan perkataan Salaf. Perkataan al-Hafizh Ibnu Hajar Rahimahulloh merupakan seruan yg tegas untuk berpegang teguh dengan petunjuk Salaf dan menjauhi perkara baru yg di luncurkan oleh generasi khalaf yg bertentangan dengan petunjuk generasi Salaf.

[ Manhaj al-Hafizh ibni Hajar fil 'Aqidah, Muhammad Ishaq Kadu, 3/1446 ].


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahulloh mendudukkan, bahwa penggunaan ilmu filsafat sebagai salah satu dasar pengambilan hukum adalah karakter orang-orang mulhid dan ahli bid'ah. Karena itu, terdapat pernyataan Ulama Salaf yg menghimbau umat agar iltizam dengan al-Qur'an dan Sunnah dan memperingatkan umat dari bid'ah dan ilmu filsafat (ilmu kalam).

[ Majmu' Fatawa, 7/119 ].


ULAMA BICARA BAHAYA ILMU FILSAFAT.

Imam Ibnul Jauzi Rahimahulloh mengatakan :

" Adapun sumber intervensi pemikiran dalam ilmu dan akidah adalah berasal dari filsafat. Adapun sejumlah orang dari kalangan ulama kita belum merasa puas dengan apa yg telah di pegangi oleh Rasululloh Shallallohu 'Alaihi Wasallam, yaitu merasa cukup dengan Al-Qur'an dan Sunmah. Merekapun sibuk dengan mempelajari pemikiran-pemikiran kaum filsafat. Dan selanjutnya menyelami ilmu kalam yg menyeret mereka kepada pemikiran yg buruk yg pada gilirannya merusak akidah."

[ Shaidul Khathir, h. 226 ].


Karena itu, tidak heran bila Ibnu Shalah Rahimahullah memvonis ilmu filsafat sebagai bian kebodohan, rusaknya akidah, kesesatan, sumber kebingungan, kesesatan dan membangkitkan penyimpangan dan zandaqah (kekufuran).

[ Fatawa wa Rasail Ibni ash Shalah 1/209-212. Nukilan dari Asbabul Khatha' fit Tafsir 1/266].


Ibnu Rajab Rahimahullah mengatakan:

" Jarang sekali orang yg mempelajarinya (ilmu kalam dan filsafat) kecuali akan terkena bahaya dari mereka (kaum filosof)."

[ Fadh 'Ilmis Salaf 'ala 'Ilmil Khalaf, h. 105 ].

Ibnu Abil 'Izzi Rahimahulloh berkata :

" Sebab munculnya kesesatan ialah berpaling dari merenungi kalamulah (Azza wa Jalla) dan Rasul-Nya dan menyibukan diri dari teori-teori Yunani dan pemikiran-pemikiran yg macam-macam."

[ Imam Ibnu Abil 'Izzi dalam Mukadimah Syarah 'Aqidah Thahawiyah, h. 176, tahqiq Ahdad Syakir ].

PENUTUP
Tampak dengan jelas betapa bahaya ilmu filsafat di mata ulama sehingga mereka memperingatkan umat agar menjauh darinya. Anehnya, ilmu yg mengintervensi akidah Islam ini menjadi bagian yg tak terpisahkan dalam lembaga-lembaga pendidikan tinggi Islam dan kajian-kajian kontemporer, bahkan menjadi mata kuliah yg wajib di pelajari. Seolah-olah seorang Muslim belum dapat memahami al-Qur'am dan Sunnah (terutama masalah akidah) kecuali dengan ilmu fìlsafat. Na'udzubillah.

Sumber : ustadz Abu Minhal Hafizhohulloh, dalam majalah As-Sunnah.

No comments:

Post a Comment