Pages

Friday, July 20, 2012

Ramadhan Madrasah Penyubur Taqwa





Ustaz Fathul Bari Mat Jahya
 

Abu Hurairah RA meriwayatkan hadis dari Nabi SAW tentang keutamaan bulan Ramadhan, maksudnya: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan keredhaan dan pengampunan daripada Allah SWT nescaya akan diampunkan baginya dosa-dosa yang telah lalu.” (riwayat Imam Al-Bukhari dan Muslim)
Maka untuk merealisasikan dan memastikan kita dapat mencapai tahap kesempurnaan iman yang disebutkan dalam hadis Nabi SAW juga mendapat pengampunan Allah SWT, sudah semestinya kita perlu memiliki ilmu pengetahuan tentang ibadat yang kita laksanakan.
Firman Allah yang bermaksud: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sama seperti diwajibkan ke atas generasi sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (surah Al-Baqarah, 2: 183)
Al Hafiz Ibn Katsir ketika menjelaskan firman Allah SWT yang bermaksud “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya.” (surah Ali ‘Imran, 3: 102), beliau menjelaskan tentang pengertian takwa dengan membawakan perkataan Abdullah Ibn Mas’ud, yang diertikan dengan takwa ialah; 1) Allah SWT itu ditaati bukan dimaksiati, 2) Allah SWT itu diingati bukan dilupai, 3) Allah SWT itu disyukuri bukan dikufuri. Tiga perkara inilah yang akan menjadi fokus tulisan ini. 


Pertama: Allah SWT itu ditaati bukan dimaksiati
Sesuaikannya dengan keberadaan kita di dalam bulan yang penuh dengan keberkatan ini. Bulan yang di mana kata Nabi SAW, maksudnya: “Apabila datang bulan Ramadhan dibukakan pintu-pintu syurga, ditutupi pintu-pintu neraka, dan dibelenggu para syaitan.” (riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Hadis ini secara umumnya menggambarkan kepada kita betapa Allah SWT memberikan kata-kata semangat melalui Nabinya SAW untuk kita terus menerus beribadat meningkatkan amal kebaikan di dalam bulan yang mulia ini.
Hadis-hadis Nabi SAW tentang bulan Ramadhan sangat banyak. Antaranya adalah hadis Nabi berkaitan akhlak, maksudnya: “Bukanlah puasa itu (menahan) dari makan dan minum (semata), sebaliknya puasa itu adalah (menahan diri) dari perkataan sia-sia dan perbuatan yang tidak berguna.” (riwayat Ibn Khuzaimah)
Maka dapat kita fahami bahawa puasa bukan sahaja menahan diri daripada lapar dan dahaga tetapi juga membabitkan tindakan kita yang lain. Bagi memastikan kita mentaati perintah Allah SWT, kesemua hal-hal ini perlu dijaga termasuk adab dalam kita menyambut Ramadhan, adab-adab dalam kita berbuka puasa, bersahur, adab-adab di siang Ramadhan, apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan, apa yang lebih baik kita lakukan dan apa yang lebih baik kita tinggalkan.


Allah bukan dimaksiati...(bacaan seterusnya...)


.............


bacaan seterusnya: 
http://ilmuanmalaysia.com/2012/07/21/ramadhan-madrasah-penyubur-taqwa/

No comments:

Post a Comment