Pages

Wednesday, January 16, 2013

: Begini Seharusnya Menjadi Guru

 




Judul: Begini Seharusnya Menjadi Guru, Panduan Lengkap Metodologi Pengajaran Cara Rasulullah | 
Judul Asal ('Arab): Al-Mu'allim al-Awwal (Qudwah li Kulli Mu'allim wa Mu'allimah) |  
Penulis: Fu'ad B. 'Abdul 'Aziz asy-Syalhub |
 Penerbit: Darul Haq |
 Berat: 200g |
 Muka Surat: 188m/s.
 Price: RM15.00

 

Profesion mengajar tidak dapat disamakan dengan mana-mana profesion yang lain dalam hal keutamaan dan kedudukannya. Ia termasuk suatu profesion yang sangat mulia lagi terpuji. 

Setiap kali kandungan pelajaran yang diajarkan lebih mulia dan lebih bermanfaat, maka kemuliaan dan kedudukan pemiliknya pun akan semakin terangkat.

 Dan semulia-mulia ilmu pengetahuan secara umum adalah ilmu pengetahuan yang syar’i lagi fardhu, kemudian yang selainnya yang memiliki sumbangan terhadap agama dan kemudian yang memiliki kemanfaatan secara umum selari dengan tingkatannya.

Seseorang guru atau pendidik jika dia mengikhlaskan amalnya untuk Allah serta meniatkan apa yang dia ajarkan untuk memberikan manfaat bagi manusia, mengajarkan mereka yang baik, dan mengangkat kejahilan dari mereka, maka perkara tersebut akan menjadi nilai tambah kebaikan bagi dirinya serta menjadi sebab tambahan pahalanya sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“Sesungguhnya amalan itu bergantung pada niatnya.” (Shahih al-Bukhari, no. 1)
Keutamaan seorang guru atau pendidik ditambah lagi sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berikut:
إن الله وملائكته حتى النملة في جحرها وحتى الحوت في البحر ليصلون على معلم الناس الخير
“Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya, bahkan sehingga semut yang di dalam lubangnya, juga ikan-ikan di lautan, benar-benar berselawat ke atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, no. 1838)

Tugas seorang pendidik tidak hanya sebatas menyampaikan silibus pelajaran kepada para muridnya, bahkan ia turut menyampaikan sama akhlak dan adab. Dan ini bukanlah sebuah tugas yang ringan, sebaliknya termasuk tugas-tugas yang berat dan besar beban tanggungjawabnya. Ia melibatkan soal amanah, keilmuan, ketulusan, kesabaran, dan sikap jujur terhadap tugas sebagai seorang guru. Ia akan bertanggungjawab di hadapan Allah terhadap apa yang ia sampaikan kepada masyarakat. Dan para guru jugalah yang bertanggungjawab melakar corak pemikiran masyarakat akan datang. Sama ada yang baik, berilmu, berakhlak, atau yang sebaliknya.

Dari itulah, sebelum menjadi seorang pendidik yang baik lagi menepati akhlak-akhlak Islami, seorang guru harus memiliki ilmu bagaimana seharusnya menjadi seorang guru yang profesional lagi disukai Allah. Bagaimana metode, personaliti, karaktor, akhlak, sikap, dan persediaan yang harus ia tampilkan. Dan ini tidak dapat tidak, mestilah dengan menjadikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sebagai contoh dan tauladan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu contoh tauladan yang baik bagi kamu.” (Surah al-Ahdzaab, 33: 21)

Dan ini antaranya kerana beliau adalah guru pertama yang mengajar dan mendidik para sahabatnya sehingga mereka menjadi anak-anak didik terbaik sekaligus melahirkan sebuah generasi manusia yang terbaik lagi diredhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga terpahat indah di dalam al-Qur’an.

Semoga dengan menelusuri buku ini, maka akan menjadi jelaslah bagaimana seharusnya menjadi seorang guru yang dicintai dan diredhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang bakal membentuk akhlak dan jati diri manusia bermanfaat menurut kacamata Islam, bukan dari perspektif barat dan bukan menurut acuan ideologi pemikiran orang-orang kafir.

Buku ini di samping untuk para guru dan pendidik, ia juga amat sesuai untuk para ibu dan bapa selaku golongan guru pertama buat anak-anak mereka.

Rujuk :
 http://atsar.ilmusunnah.com/index.php?route=product%2Fproduct&product_id=576

No comments:

Post a Comment