Mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji. Kemudian beliau (Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam) bersabda: Maukah engkau aku beritahukan tentang pintu-pintu surga ?; Puasa adalah benteng, Sodaqoh akan mematikan (menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam (qiyamullail), kemudian beliau membacakan ayat (yang artinya) : “ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya….”.
Kemudian beliau bersabda: Maukah kalian aku beritahukan
pokok dari segala perkara, tiangnya dan puncaknya ?, aku menjawab : Mau
ya Nabi Allah. Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan
puncaknya adalah Jihad. Kemudian beliau bersabda : Maukah kalian aku
beritahukan sesuatu (yang jika kalian laksanakan) kalian dapat memiliki
semua itu ?, saya berkata : Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang
lisannya lalu bersabda: Jagalah ini (dari perkataan kotor/buruk). Saya
berkata: Ya Nabi Allah, apakah kita akan dihukum juga atas apa yang kita
bicarakan ?, beliau bersabda: kamu ini, adakah yang menyebabkan
seseorang terjungkel wajahnya di neraka –atau sabda beliau : diatas
hidungnya- selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka .(HR.
Turmuzi)
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Perkara yang pertama kali akan dihisab dari seorang hamba pada hari
Kiamat adalah shalatnya. Jika ia menyempurnakan shalatnya, ditulislah
baginya dengan sempurna. Dan jika ia tidak menyempurnakannya, Allah
'Azza wa Jalla berfirman kepada malaikat-Nya :
'Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.'
Maka shalat wajibnya disempurnakan oleh shalat sunnah tadi. Demikian
juga halnya dengan zakat, kemudian semua amal diberlakukan seperti itu."
(HR. Ahmad, IV/65, 103, Abu Dawud, no. 864 - 866, dan Ibnu Majah, no. 1425, Shahiih Sunan Abi Dawud, IV/16 - 20)
Mencerca mak bapak orang lain, bermakna mencerca mak bapak sendiri...
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Termasuk dosa besar
adalah orang yang mencaci ayah dan ibunya.” Para sahabat bertanya,
“Wahai Rasulullah, bagaimana seseorang boleh mencaci ayah dan ibunya?”
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Ia mencaci ayah
seseorang, lalu orang yang ayahnya dicaci tersebut pun mencaci balas
ayah orang yang mencaci. Ia mencaci ibu seseorang, lalu orang itu pun
mencaci balas ibu orang yang mencaci tersebut.” [Musnad Ahmad, no. 6840.
Shahih al-Bukhari, no. 5973]
Rasulullah bersabda : “Kiamat hampir saja akan berdiri apabila sudah banyak perbuatan bohong, masa (waktu) akan terasa cepat dan pasar-pasar akan berdekatan (kerana saling banyaknya)” (sahih Ibnu Hibban)... :)
"Allah has made lowering one’s gaze and guarding one’s modesty the strongest means of purifying one’s soul." [Ibn Taymiyah]
Luar biasa akhlak yang diajarkan Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- pada Abu Hurairah
“Wahai Abu Hurairah, jadilah orang yang wara’, maka engkau akan menjadi
sebaik-baiknya ahli ibadah. Jadilah orang yang qona’ah (selalu merasa
cukup dengan pemberian Allah), maka engkau akan menjadi orang yang
paling bersyukur. Sukailah sesuatu pada manusia sebagaimana engkau suka jika ia ada pada dirimu sendiri maka engkau akan menjadi seorang mukmin yang baik. Berbuat baiklah pada
tetanggamu, maka engkau akan menjadi muslim sejati. Kurangilah banyak
tertawa karena banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR. Ibnu Majah no.
4217. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Semoga Allah memudahkan kita memiliki akhlak mulia tersebut ...
Solatlah ‘Ashar dulu...
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Orang yang meninggalkan
solat ‘Ashar seolah-olah ia kehilangan keluarga dan hartanya.” [Hadis
Riwayat al-Bukhari, no. 519]
[Penyakit-penyakit aneh...]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Tidaklah muncul
suatu perbuatan keji pada suatu kaum sehinggalah kalian melakukannya
secara terbuka melainkan akan tersebarlah wabak tha’un dan
penyakit-penyakit yang belum pernah ada pada umat-umat sebelum mereka.”
[Sunan Ibnu Majah, no. 4009. Dinilai sahih lighairihi oleh al-Albani]
[Berilmu dan berfikir sebelum berkata...]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Bahawasanya seorang
hamba yang berkata sesuatu tanpa memikirkan (kebenaran dan kesan
akibat) apa yang hendak dikatakan, dia akan tergelincir jauh ke dalam
neraka dengan sebab perkataannya tersebut lebih jauh dari jarak antara
timur dan barat.” (Shahih al-Bukhari, no. 6477. Bab: Menjaga Lisan)
"Sampaikan dariku walaupun satu ayat, dan Ceritakanlah dari kisah bani Israel dan itu tidak mengapa (iaitu tidak berdosa walaupun ia tidak soheh dengan syarat memberitahu ia kisah bani Israel dan bukan Hadiths). Dan siapa yang berdusta ataskudengan senghaja maka bersiap-siaplah menempati tempat duduknya di Neraka." -(Sahih Bukhari )
“Barangsesiapa yang berselawat ke atasku dengan sekali selawat nescaya Allah (s.w.t) akan berselawat ke atasnya sepuluh kali”. [Hadith riwayat Imam Muslim daripada Abdullah bin Amru bin Al-‘Ass r.a]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ.
Setiap anak Adam (yakni manusia) pasti melakukan kesalahan, sedangkan
sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang yang bertaubat
Hadith ini Hasan: Dikeluarkan oleh al-Tirmizi dan dinilai hasan oleh
al-Albani dalam Shahih Sunan al-Tirmizi – hadis no: 2499 (Kitab Sifat
Kiamat..). al-Hakim mensahihkannya sebagaimana di dalam kitabnya
al-Mustadrak ‘ala Shahihin – hadis no: 7617, namun berkata al-Zahabi:
“(Di dalam isnadnya terdapat) ‘Ali bin Mas‘adah dan beliau tidak mantap
(dalam penyampaian hadisnya).” Selain itu hadis ini juga dikeluarkan
oleh al-Darimi di dalam Sunannya – hadis no: 2727 dan Ibn Majah di dalam
Sunannya – hadis no: 4251.
Reported
by Hasan bin `Ali (RA): The Messenger of Allah (peace be upon him)
said: "Give up what is doubtful to you for that which is not doubtful;
for truth is peace of mind and falsehood is doubt".
[Tirmidhi]
- [Jangan biarkan makanan yang terjatuh ]
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila makanan salah seorang dari kalian terjatuh, maka ambil dan bersihkanlah kotoran yang terdapat padanya dan kemudian makanlah, dan jangan biarkannya untuk Syaitan. Dan janganlah kalian bersihkan tangan kalian dengan kain pengelap sehinggalah terlebih dahulu ia dijilat. Kerana sesungguhnya kalian tidak tahu di bahagian manakah makanan tersebut mengandungi barakah.” [Shahih Muslim, no. 3793]
Dari Zaid bin Tsabit radhiyallaahu 'anhu, ia berkata,
"Barangsiapa yang tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan
memcerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk
matanya, dan ia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan
baginya. Dan barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri
akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di
hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina."
(HR.
Ahmad, V/183, Ibnu Majah, no. 4105, Ibnu Hibbaan, no. 72, 73,
ad-Darimi, I/75, Ibnu 'Abdil Barr, I/175 - 176, no. 184, dan al-Baihaqi,
VII/288, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, no. 950)
« كَيْفَ أَنْتُمْ
إِذَا لَبِسَتْكُمْ الفِتْنَةُ يَرْبُو فِيهَا الصَّغِيرُ، وَيَهْرَمُ
فِيهَا الْكَبِيرُ، وَيَتَّخِذُهَا النَّاسُ سُنَّةً، فَإِنْ غُيِّرَ
مِنْهَا شَيْءٌ قِيلَ:
غُيِّرَتِ السُّنَّةُ» ،
قَالُوا: مَتَى يَكُونُ ذَلِكَ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ ؟
قَالَ : « إِذَا كَثُرَتْ قُرَّاؤُكُمْ، وَقَلَّتْ أُمَنَاؤُكُمْ، وَكَثُرَتْ أُمَرَاؤُكُمْ، وَقَلَّتْ فُقَهَاؤُكُمْ، وَالْتُمِسَتِ الدُّنْيَا بِعَمَلِ الآخِرَةِ ».
[مصنف ابن أبي شيبة (38311) ، سنن الدارمي (185) ، اعتقاد أهل السنة
لللالكائي (123) ، الإبانة لابن بطه (764) ، البدع والنهي عنها لابن وضاح
(261)]
Berkata Abdullah bin Mas'ud - radhiyallahu 'anhu:
“Bagaimanakah kamu semua jika tiba suatu zaman fitnah (kemaksiatan dan
keburukan yang berleluasa) yang memakan usia anak kecil membesar
(meningkat dewasa) dan orang dewasa di dalamnya (fitnah itu). Manusia
menjadikan (fitnah itu) sunnah (adat/tatacara) dan sekiranya
ditinggalkan sesuatu daripadanya dikatakan (kepada mereka yang
meninggalkan adat fitnah itu): Kamu telah mengubah Sunnah?
Maka mereka bertanya: Bilakah akan berlaku masa itu, wahai Abu Abdul rahman (Ibn Mas'ud)?
Beliau menjawab, “Jika:
Semakin banyak para qura’ (para Pembaca/penghafal Al Qur’an)
Semakin sedikit orang yg amanah di klgn kamu
Semakin ramai pemimpin kamu (yg tak tau mana perlu diikuti)
Semakin sedikit para Fuqaha (orang-orang yang faqih / mendalam dalam perkara agama Islam)
Semakin ramai orang agama yang menjual akhirat dengan harta dunia.”
-Fikri Alamghiri
December 7, 2012
عَنْ أَبِي هُرَیْرَةَ رَضِىَ الله عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ: (( مَنْ آَانَ یُؤْمِ ن بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ آَانَ یُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ آَانَ یُؤْمِنُ بِاللهِ واليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ )) رواه البخاري ومسلم.
Daripada Abu Hurairah r.a., bahawa Rasulullah SAW telah bersabda: Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat, maka hendaklah dia berkata baik atau dia diam. Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat, maka hendaklah dia memuliakan jiran tetangganya. Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan hari akhirat, maka hendaklah dia memuliakan tetamunya. (Hadith riwayat al-lmam al-Bukhari dan Muslim.)
Daripada
Aisyah (ra) bahawa Nabi (sallallahu alayhi wasalam) bersabda:
Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut dan Dia suka kepada kelembutan. Dia
memberi kepada kelembutan apa yang Dia tidak berikan kepada kekasaran,
atau apa yang Dia ridak berikan kepada selainnya.
(HR Muslim)
Perhatikn 3 kaedah ketika ingin beramar makruf nahi mungkar oleh syaikhul islam Ibnu Taimiyah:
1) Bekali Dengan Ilmu Sebelum Menasehati Orang Lain
2) Menasehatinya Dengan Lemah Lembut.
3) Bersabar Setelah Menasehati
Barang siapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu dan diantara bentuk ibadah adalah menasehati atau beramar ma'ruf nahi mungkar, maka niscaya kerusakan yang di perbuat akan lebih banyak dari pada maslahat. (umar bin abdul aziz)
Allah subhanahuwata'ala said in the Qur'an:
"..Say, [O Muhammad to the believers], "If you should love Allah , then
follow me [the messenger], [so] Allah will love you and forgive you
your sins. And Allah is Forgiving and Merciful.."
(3:31)
The Messenger of Allah (pbuh) said:
"Whoever kills himself with something in this world will be punished
with it on the Day of Resurrection”
Al Bukhari, Hadith no. 5700
Menuntut Hak Hendaklah Dengan Cara Terhomat...
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sesiapa yang
menuntut haknya, maka hendaklah dia menuntutnya dengan cara yang mulia
(beradab), sama ada ia berjaya atau pun tidak.” [Shahih Ibnu Hibban, no.
5080]
Sabda
Rasulullah SAW : "Janganlah kamu kahwin dengan perempuan kerana
kecantikannya, barangkali kerana kecantikan itu membinasakannya.
Janganlah kamu kahwin kerana hartanya, barangkali kekayaannya itu
menyebabkan dia derhaka, tetapi kahwinlah dengan perempuan kerana
agamanya. Sesungguhnya perempuan yang tidak berhidung lagi budak adalah
lebih baik (daripada yang lain)."
- Fiqh al Sunnah bahawa Imam Tarmizi dan Imam Ibnu Majah- meriwayatkan
Sabda
Rasulullah SAW : "Janganlah kamu kahwin dengan perempuan kerana
kecantikannya, barangkali kerana kecantikan itu membinasakannya.
Janganlah kamu kahwin kerana hartanya, barangkali kekayaannya itu
menyebabkan dia derhaka, tetapi kahwinlah dengan perempuan kerana
agamanya. Sesungguhnya perempuan yang tidak berhidung lagi budak adalah
lebih baik (daripada yang lain)."
- Fiqh al Sunnah bahawa Imam Tarmizi dan Imam Ibnu Majah- meriwayatkan
[Memasuki Masjid Sambil Berta’awudz]
Hayyah B. Syuraih berkata, “Aku bertemu dengan Uqbah B. Muslim dan aku
berkata kepadanya, telah sampai khabar kepadaku bahawa engkau
menyampaikan hadis daripada ‘Abdullah B. Amr B. Al-‘Ash radhiyallahu
‘anhu daripada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, bahawa apabila beliau
memasuki masjid, beliau membaca:
أَعُوذُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ، وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيمِ، وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku berlindung kepada Allah yang Maha Agung, dengan wajah-Nya yang
Mulia, dan yang Memiliki Kuasa yang kekal dari Syaitan yang terkutuk.”
Uqbah bertanya, “Itu sahaja?” Aku katakan, “Ya, itu sahaja.”
Uqbah pun mengatakan, “Apabila mengucapkan yang demikian itu, maka
Syaitan pun akan berkata, “Orang itu akan terpelihara (dijaga) dari
godaan (ajakan)-ku sepanjang hari.”.” [Sunan Abu Daud, no. 466. Dinilai
sahih oleh al-Albani]
Hayyah B. Syuraih berkata, “Aku bertemu dengan Uqbah B. Muslim dan aku berkata kepadanya, telah sampai khabar kepadaku bahawa engkau menyampaikan hadis daripada ‘Abdullah B. Amr B. Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu daripada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, bahawa apabila beliau memasuki masjid, beliau membaca:
أَعُوذُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ، وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيمِ، وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku berlindung kepada Allah yang Maha Agung, dengan wajah-Nya yang Mulia, dan yang Memiliki Kuasa yang kekal dari Syaitan yang terkutuk.”
Uqbah bertanya, “Itu sahaja?” Aku katakan, “Ya, itu sahaja.”
Uqbah pun mengatakan, “Apabila mengucapkan yang demikian itu, maka Syaitan pun akan berkata, “Orang itu akan terpelihara (dijaga) dari godaan (ajakan)-ku sepanjang hari.”.” [Sunan Abu Daud, no. 466. Dinilai sahih oleh al-Albani]
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Zuhud (berendah hatilah) di dunia, niscaya engkau dicintai Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Dan zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia,
niscaya engkau dicintai manusia."
(HR. Ibnu Majah, no. 4102, Ibnu
Hibbaan dalam Raudhatul 'Uqalaa', hal. 128, ath-Thabrani dalam
al-Mu'jamul Kabiir, no. 5972, Abu Nu'aim dalam Hilyatul Auliyaa',
VII/155, no. 9991, al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman, no. 10043, Ibnu 'Adi
dalam al-Kaamil, al-'Uqaili dalam adh-Dhu'afaa', II/357, dan al-Hakim,
IV/313, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah, no. 944, Shahiih
al-Jaami'ish Shaghiir, no. 922)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ.
Setiap anak Adam (yakni manusia) pasti melakukan kesalahan, sedangkan
sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang yang bertaubat
Hadith ini Hasan: Dikeluarkan oleh al-Tirmizi dan dinilai hasan oleh
al-Albani dalam Shahih Sunan al-Tirmizi – hadis no: 2499 (Kitab Sifat
Kiamat..). al-Hakim mensahihkannya sebagaimana di dalam kitabnya
al-Mustadrak ‘ala Shahihin – hadis no: 7617, namun berkata al-Zahabi:
“(Di dalam isnadnya terdapat) ‘Ali bin Mas‘adah dan beliau tidak mantap
(dalam penyampaian hadisnya).” Selain itu hadis ini juga dikeluarkan
oleh al-Darimi di dalam Sunannya – hadis no: 2727 dan Ibn Majah di dalam
Sunannya – hadis no: 4251.
Doa orang berpuasa l Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda, “Ada tiga orang yang doanya tidak akan ditolak. (1) pemerintah yang adil, (2) orang yang berpuasa hingga dia berbuka, (3) doa orang yang dizalimi. Allah akan menaikkan doanya tanpa terhalang awan mendung pada Hari Kiamat dan dibukakan untuk doa tersebut pintu-pintu langit dan Dia berfirman, ‘Demi kemuliaanKu, Aku pasti akan menolongmu walaupun selepas beberapa waktu.” Riwayat Ahmad bin Hanbal
RasulAllah sallallaahu 'alayhi wa salam bersabda:
"Sesungguhnya harta benda dunia itu kelihatannya hijau dan manis.
Barangsiapa yang memperoleh harta dengan jalan halal dan
membelanjakannya pada jalan yang benar, maka itulah sebaik-baik
pertolongan. Namun barangsiapa yang memperolehnya dengan jalan yang
tidak halal, maka ia seperti halnya orang yang makan tapi tidak pernah
merasa kenyang." HR. Muslim 1743
مَا
مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيْتُ عَلَى ذِكْرٍ طَاهِرًا فَيَتَعَارُُُّ مِنَ
اللَّيْلِ فَيَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ
أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
“Tidaklah seorang muslim tidur di malam hari
dengan berdzikir dan dalam keadaan suci kemudian dia terbangun dari
tidur di malam hari, kemudian dia meminta kepada Allah kebaikan dunia
dan akhirat melainkan Allah akan memberikan itu kepadanya
مَا
مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيْتُ عَلَى ذِكْرٍ طَاهِرًا فَيَتَعَارُُُّ مِنَ
اللَّيْلِ فَيَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ
أَعْطَاهُ إِيَّاهُ "is not a muslim sleeping at night with berdzikir and
in a State of Holiness and then he wakes up from sleep at night, then
he asks to God's goodness of the world and the hereafter, but God will
give it to him
"..Sesungguhnya
akan tiba tahun-tahun yang dipenuhi dengan tipu daya, pada waktu itu si
pembohong dianggap benar dan yang jujur dianggap pendusta, pengkhianat
diberi amanah dan orang kepercayaan dituduh pengkhianat dan Ruwaibidhah
berucap sesukanya (yang seakan-akan bijak dan benar). Para sahabat
bertanya: Siapakah Ruwaibidhah itu? Baginda menjawab: Orang bodoh yang
berucap tentang urusan orang ramai..”
[Hadith Riwayat Ahmad 15/37-38 dengan syarahan dan tahqiq oleh Ahmad Syakir. Isnadnya hasan dan matannya sahih]
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, ia berkata,
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sungguh akan datang pada manusia suatu zaman, di mana seseorang tidak
peduli dari mana dia mendapatkan harta (mencari rezeki), apakah dari
yang halal atau dari yang haram."
(HR. Al-Bukhari dalam Shahiih-nya,
kitab al-Buyuu', bab Qaulullaahi Ta'ala, Ya Ayyuhalladziina Aamanuu laa
Ta-kulur Ribaa', IV/313, no. 7, 2083, dan an-Nasaa-i dalam Sunan-nya,
kitab al-Buyuu', bab Ijtinaabusy Syahawaat fil Kasbi, VII/243)
Syaitan mendampingi mereka...
Maksud firman Allah Ta'ala: “Sesiapa yang berpaling dari pelajaran
Allah yang Maha Pengasih (al-Qur’an), Kami adakan baginya Syaitan (yang
menyesatkan), maka Syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu
mendampinginya.” (Surah az-Zukhruf, 43: 36).”
Allah
Ta’ala mengkhabarkan bahawa: “Adakah akan Aku beritahu kepada kamu,
kepada siapa Syaitan-syaitan itu turun? Mereka turun kepada setiap
pendusta lagi yang banyak dosa.” (Surah asy-Syu’araa’, 26: 221-222)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ
اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ
عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
"Barangsiapa yang melepaskan dari seorang mukmin satu kesulitan dari
kesulitan-kesulitan dunia, pasti Allah akan menghilangkan baginya satu
kesulitan dari kesulitan-kesulitan di akhirat. Dan barangsiapa yang
memudahkan orang yang dalam kesusahan, pasti Allah akan memudahkan
baginya (urusan) didunia dan diakhirat"
(Hadis Riwayat Imam Muslim no. 2699)
Kata Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, Tidak ada hasad (kedengkian) melainkan dalam dua perkara:
1, Seorang lelaki yang Allah kurniakan harta kepadanya lalu dia menghabiskannya di jalan kebenaran. dan
2, Seorang lelaki yang Allah kurniakan hikmah (ilmu) kepadanya lalu
dia mengamalkannya dan mengajarkannya. [Shahih al-Bukhari, no. 73,
1409, 7141, 7316. Shahih Muslim, no. 816]
Sabda Nabi saw, "Janganlah mencabut uban
kerana uban adalah cahaya pada hari kiamat nanti. Sesiapa yang beruban
dalam islam walaupun sehelai, maka dengan uban itu akan dicatat baginya
satu kebaikkan, dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan, juga
dengannya akan ditinggikan satu darjat." (Hadis Riwayat Ibnu Hibban
dalam Shahihnya. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan sanad hadis ini
hasan)
Dari
Amru bin Auf : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menghidupkan
sunnahku, kemudian (sunnahku tersebut) diamalkan oleh orang lain, maka
baginya pahala semisal pahala orang yang mengamalkannya tanpa terkurangi
sedikitpun dari pahala-pahala mereka. Barangsiapa berbuat bid’ah,
kemudian perbuatannya tersebut diikuti oleh orang lain, maka baginya
dosa dan dosa-dosa orang yang melakukannya tanpa terkurangi sedikitpun
dari dosa-dosa mereka.” (0174) Sahih Ibnu Majah
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Perbuatan-perbuatan baik itu mencegah seseorang dari pintu-pintu
keburukan, sedekah yang tersembunyi memadamkan kemurkaan Allah 'Azza wa
Jalla, dan menyambung silaturahmi dapat menambah umur."
(HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul Kabiir, VIII/261, no. 8014, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib, I/532)
"Apa yang sedikit tetapi mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi melalaikan." (HR. Abu Dawud)"
[Cakap
tak serupa bikin]Dari Anas bin Malik r.a berkata Rasulullah s.a.w
bersabda yang bermaksud:"Pada malam Israk Mikraj,aku melihat beberapa
lelaki.Bibir mereka digunting dengan gunting yang diperbuat daripada a
pi
neraka.Aku bertanya Wahai Jibril,siapakah mereka?Dia menjawab:Mereka
adalah khatib di kalangan umatmu.Mereka menyuruh manusia melakukan
kebaikan tetapi melupai diri sendiri.Padahal mereka membaca
al-Quran.Adakah mereka tidak berakal?
{H.R.Ahmad:jil 3 ms.120 dinil
Diriwayatkan dari sahabat Abu Haurairah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda :
"Apabila seseorang tidur, setan mengikat tengkuk lehernya dengan 3
ikatan. Disetiap ikatan tersebut setan menepuk/mengelus dengan
mengucapkan, "Tidurlah semalaman suntuk!" Jika orang tersebut bangun
lalu bersyukur menyebut asma ALLAH 'Azza wa Jalla', maka lepaslah satu
ikatan. Ketika orang tersebut berwudhu, lepaslah ikatan
kedua. Ketika orang tersebut shalat maka lepaslah sama sekali seluruh
ikatan, sehingga di pagi hari orang tersebut giat dan badannya terasa
enak. Kalau tidak, maka badannya tidak enak dan bermalas-malasan. (HR.
Bukhari-Muslim
وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ
وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ
وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ
اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ
وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ
فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ
أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَوْ لَا إِلَهَ غَيْرُكَ
Allahumma lakal-hamd. Anta qaiyimus-samawati wal-ard wa man fihinna.
Walakal-hamd, Laka mulkus-samawati wal-ard wa man fihinna. Walakal-hamd,
anta nurus-samawati wal-ard. Walakalhamd, anta-l-haq wa wa'duka-l-haq,
wa liqa'uka Haq, wa qualuka Haq, wal-jannatu Han wan-naru Haq
wannabiyuna Haq. Wa Muhammadun, sallal-lahu'alaihi wasallam, Haq,
was-sa'atu Haq. Allahumma aslamtu Laka wabika amantu, wa 'Alaika
tawakkaltu, wa ilaika anabtu wa bika khasamtu, wa ilaika hakamtu faghfir
li ma qaddamtu wama akh-khartu wama as-rartu wama'a lantu,
anta-l-muqaddim wa anta-l-mu akh-khir, la ilaha illa anta (or la ilaha
ghairuka).
(O Allah! All the praises are for you, You are the
Holder of the Heavens and the Earth, And whatever is in them. All the
praises are for You; You have the possession of the Heavens and the
Earth And whatever is in them. All the praises are for You; You are the
Light of the Heavens and the Earth And all the praises are for You; You
are the King of the Heavens and the Earth; And all the praises are for
You; You are the Truth and Your Promise is the truth, And to meet You is
true, Your Word is the truth And Paradise is true And Hell is true And
all the Prophets (Peace be upon them) are true; And Muhammad is true,
And the Day of Resurrection is true. O Allah ! I surrender (my will) to
You; I believe in You and depend on You. And repent to You, And with
Your help I argue (with my opponents, the non-believers) And I take You
as a judge (to judge between us). Please forgive me my previous And
future sins; And whatever I concealed or revealed And You are the One
who make (some people) forward And (some) backward. There is none to be
worshipped but you.
Sufyan said that 'Abdul Karim Abu Umaiya
added to the above, 'Wala haula Wala quwata illa billah' (There is
neither might nor power except with Allah).
Sahih Bukhari Book 2, Vol 21, No. 221
Dari
Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang
melepaskan kesusahan seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, maka
Allah akan melepaskan kesusahannya dari kesusahan-kesusahan akhirat,
Dan barangsiapa yang menutupi (aib) orang Muslim, maka Allah akan
menutupi (aib)nya di dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong
hamba-Nya selama hamba tersebut mahu menolong saudaranya (sesama
Islam).” 1425
Sahih Tirmidzi
عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ
الْجَنَّةَ وَلَا يُجِيرُهُ مِنْ النَّارِ وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ
مِنْ اللَّهِ
(رواه مسلم )
Dari Jabir berkata, aku mendengar
Nabi SAW bersabda: Tidak akan dimasukkan seorang pun daripada kamu ke
dalam syurga dgn amalannya dan tidaklah amalan itu menyelamatkannya dari
neraka termasuklah aku melainkan dengan RAHMAT daripada Allah. (Riwayat
Muslim
[Hargai Saudara Anda, Jangan Saling Hasad dan Membelakangi]
Pesan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Kamu jauhilah perbuatan
berburuk sangka, kerana berburuk sangka adalah khabar (atau perkataan)
yang paling dusta. Janganlah saling menuding jari, janganlah kamu suka
mencari-cari aib, janganlah kamu saling hasad dengki, jangan kamu saling
membelakangi, dan janganlah kamu saling membenci, tetapi sebaliknya
kamu jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” [Shahih al-Bukhari, no.
6064. Bab: Jangan Saling Hasad dan Membelakangi]
[Larangan Minum Dari Bahagian Gelas Yang Retak]
Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam melarang perbuatan minum dari bahagian bekas yang
retak (atau sumpik), dan beliau juga melarang meniup ke dalam minuman.”
[Sunan Abu Daud, no. 3722. Dinilai sahih oleh al-Albani]
Allah’s messenger (pbuh) said:
“Every intoxicant is forbidden”
Sahih Muslim, Vol. 3, Hadith 4962
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Redhalah dengan apa yang Allah
berikan padamu nescaya engkau menjadi orang yang paling kaya.” [Sunan
at-Tirmidzi, no. 2305. Dinilai hasan oleh al-Albani]
Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam telah memberitakan tentang hal yang akan menimpa umat Islam.
Beliau bersabda :
"Tidaklah terjadi hari Kiamat hingga kelompok-kelompok dari umatku
mengikuti orang-orang musyrik, dan kelompok-kelompok dari umatku
menyembah berhala."
- Hadith Sahih riwayat Abu Dawud, juga yang semakna riwayat Muslim.
Daripada Barra’ dan daripada ‘Azib r.a. telah berkata :
“Seorang lelaki membaca Surah Al Kahfi dan di sisinya seekor kuda yang
diikat dengan dua tali, maka awan di langit mula melindunginya dan
semakin hampir, dan kudanya mula menjauhinya. Apabila menjelang pagi
beliau pergi berjumpa Nabi Muhammad S.A.W. dan menceritakan peristiwa
tersebut maka baginda bersabda : Itulah ( sakinah ) ketenangan yang
turun disebabkan bacaan Al Quran”.
( Hadith Riwayat Bukhari & Muslim )
Sabda Rasulullah SAW (yang bermaksud): Seorang Faqih adalah lebih
digeruni oleh syaitan daripada seribu orang 'Abid (orang yang banyak
beribadat)”(At- Tirmidzi dan Ibnu Majaah)
----------------------------------------------------------
DOA
-Doa Agar selalu melakukan kebaikan & mendapat Motivasi daripadaNya
اللهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ ، وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ
، وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ ، وَأَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي ، وَإِذَا
أَرَدْتَ فِتْنَةً فِي قَوْمِي
فَتَوَفَّنِي
إِلَيْكَ وَأَنَا غَيْرُ مَفْتُونٍ ، اللهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ ،
وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ ، وَحُبًّا يُبَلِّغُنِي حُبَّكَ.
Ya
Allah, aku memohon kepadaMu agar terdorong sentiasa melakukan ketaatan,
,meninggalkan perkara munkar, mencintai orang2 miskin, dan agar Engkau
mengampunkan aku dan mengasihaniku.Aku mohon kepadaMu jika Engkau ingin
mengenakan sesuatu musibah, maka matikan aku dalam keadaan selamat dari
malapetaka itu.Ya Allah ! Aku mohon kepadaMu rasa cinta pdMu, cinta pd
sesiapa yg menyintaiMu dan cinta yg menyampaikan aku kepada cintaMu.
(Riwayat al-Hakim no 1932,al-mu’jam al-Kabir no 216)
--------------------------------------------------------------------------------------------
Dari
Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam
bersabda: “Barangsiapa yang ingin doanya terkabul pada saat sedih dan
susah maka hendaklah memperbanyak berdoa pada saat lapang.” (HR.
At-Tirmidzi)
Ketaatan terhadap pemerintah menurut Imam asy-Syafi’i rahimahullah (Wafat: 204H):
“Dan hendaklah kamu tetap mendengar (tidak melepaskan ketaatan) kepada
pemerintah (ulil amri) selagi mana mereka masih melaksanakan solat dan
hendaklah memberi kesetiaan kepada mereka serta tidak khuruj dengan
senjata (menjadi pemberontak) terhadap mereka.”
[as-Suyuthi, al-Amru bil Ittiba’ wan Nahi ‘anil Ibtida’, m/s. 313, Tahqiq Masyhur Hasan Salman – Daar Ibnul Qayyim]
Dua
perkara yang tidak pernah terlepas dari dusta adalah banyak berjanji
dan kuat berdalih. Kesalahan atau dosa yang paling besar disisi Allah
adalah lidah yang pendusta. Jangan melihat siapa yang mengatakan tetapi
lihatlah apa yang dikatakannya. Barangsiapa yang kehilangan kejujuran
dalam pembicaraannya, maka ia telah kehilangan akhlaknya yang termulia.
(Ali bin Abi Thalib r.a)
Kata
Saidina Ali:Beramallah ditempat yang hanya ada Amal tapi tiada Ganjaran
sebelum kamu tiba ditempat yang Hanya ada Ganjaran tapi tiada Amal
“(Dunia itu), ia adalah kenikmatan, iaitu kenikmatan yang pasti akan ditinggalkan.
Demi Allah yang tiada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia,
dunia itu hampir akan lenyap dari tangan pemiliknya. Jika kamu mampu
(memilikinya), maka ambillah dari kesenangan tersebut untuk tujuan
ketaatan (kepada Allah). Sesungguhnya tiada daya dan upaya melainkan
dengan kekuatan Allah.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/179)
Bab:
Larangan menzalimi umat Islam, membiarkan ia dizalimi, menghinanya,
menumpahkan darahnya, kehormatannya (aibnya), dan hartanya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Janganlah kalian saling hasad, janganlah saling menipu, janganlah
saling menjauhi, dan janganlah membeli (barangan) yang hendak dibeli
orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang
muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak boleh ia menzaliminya,
enggan membelanya, tidak boleh membohongi dan menghinanya. Taqwa itu di
sini (beliau mengisyaratkan ke dadanya tiga kali). Cukup dianggap
sebagai kejahatan seseorang jika ia menghina saudaranya yang muslim.
Setiap muslim bagi muslim yang lain adalah haram darahnya, harta, dan
kehormatannya.” (Shahih Muslim, no. 2564)
Kata
al-Hasan al-Bashri rahimahullah (wafat: 110H), "Ketika fitnah sedang
melanda, pasti orang-orang berilmu mengetahuinya. Manakala setelah
fitnah itu berlalu, barulah orang-orang bodoh akan mengetahuinya bahawa
itu adalah fitnah." (Thabaqat Ibnu Sa'ad, 7/166. Dinukil dari buku 60
Biografi Ulama Salaf, m/s. 124)
~Abu Numair Nawawi Subandi
Umar bin Khattab (radiyAllaahu 'anhu) said,
"We were a people who lived in humiliation before, and Allah gave us
honor through Islam. So if we seek honor through anything else other
than what Allah has honored us with, then Allah will humiliate us".
[Mustadrak Al Hakim 207, Sahih by Ad Dhahabi in Talkhees and Sahih by Albani in Silsilah Sahiha 51]
Nabi saw menyebut tentang al-Khulafa' ar-Rasyidun di dalam hadith baginda, antaranya:
…" عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي ، عضوا عليها بالنواجذ ، وإياكم ومحدثات الأمور"
Maksudnya: "Ke atas kamu semua sunnah ku, dan sunna
h
al-Khulafa' al-Rasyidun al-Mahdiyyun selepas daripada ku. Gigitlah ia
dengan geraham (berpegang teguh), dan jaga-jaga kamu dari perkara yang
diada-adakan....." (Riwayat Abu Daud dan at-Tirmizi dan beliau
mensahihkannya).
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah memberi peringatan (tahdzir)
kepada para sahabatnya tentang akan lahirnya sebuah kelompok melalui
sabdanya:
“Sesungguhnya daripada orang ini akan muncul
sekumpulan manusia yang hebat membaca al-Qur’an tetapi bacaannya tidak
melepasi kerongkongan. Mereka terlepas dari batas-batas Islam
sebagaimana anak panah menembusi tubuh buruannya. Mereka membunuh ahlul
Islam dan membiarkan hidup ahlul Autsan (penyembah berhala). Jika aku
sempat menemui mereka, nescaya akan aku perangi (bunuh) mereka
sebagaimana dibunuhnya kaum ‘Aad.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, no. 7432)
Berkaitan
dengan perbandingan antara kewajiban dalam ibadat dan perkara-perkara
mulia yang hukumnya sunnah, Imam al-Raghib membahasakannya dengan sangat
kemas dan baik,
"Ketahuilah, sesungguhnya ibadah itu lebih
luas daripada kemuliaan. Sesungguhnya setiap perbuatan yang mulia adalah
ibadah, dan tidak setiap ibadah itu mulia. Di antara perbezaan antara
kedua hal ini ialah bahawa ibadah mempunyai perkara-perkara fardhu yang
telah diketahui, dan had-had yang telah ditetapkan. Sesiapa yang
meninggalkannya, maka dia dianggap melanggar batas. Sedangkan perbuatan
yang mulia adalah sebaliknya. Manusia tidak akan sempurna kemuliaannya
selama dia belum melakukan kewajiban-kewajiban dalam ibadahnya. Oleh
itu, melaksanakan kewajiban dalam ibadah merupakan sesuatu yang adil,
sedangkan melaksanakan kemuliaan merupakan sesuatu yang hukumnya sunnah.
Perbuatan yang sunnah tidak akan diterima oleh Allah SWT daripada orang
yang mengabaikan hal-hal yang wajib. Dan orang yang meninggalkan
kewajiban tidak dianjurkan untuk mencari keutamaan dan kelebihan, kerana
mencari kelebihan tidak dibenarkan kecuali selepas seseorang melakukan
keadilan. Sesungguhaya keadilan merupakan sesuatu yang wajib, dan
keutamaan adalah tambahan atas yang wajib. Bagaimana mungkin ada
tambahan terhadap sesuatu yang dia sendiri masih kurang. Maka benarlah
ucapan, "Orang yang mengabaikan perkara-perkara yang utama tidak akan
sampai kepada tujuan."
Sunyi Tanpa Tajuk
>> "Marilah kita berlindung kepada Allah dari sikap-sikap orang
alim yang banyak bergaul dengan manusia-manusia pemilik dunia dan tak
sanggup lagi mempertahankan ilmu yang disandangnya serta tidak mampu
lagi membentengi kehormatan dirinya dari sesuap nasi yang disuguhkan
oleh penguasa. Bukankah telah ramai manusia yang melakukan hal demikian
dan habislah pula ilmu dan agama mereka? Apa jadinya jika seorang yang
alim tunduk kepada orang-orang yang fasik?"
>>
"Orang-orang yang tidak peduli dengan martabat diri mereka yang
direndahkan oleh orang lain tak akan pernah lagi merasakan nikmatnya
ilmu. Mereka laksana orang yang terperangkap dalam lembah gelap yang
menenggelamkan mereka. Demikian pula dengan orang-orang yang
berpura-pura zuhud tatkala mereka bergaul dengan banyak manusia. Mereka
selalu riya', berpura-pura, dan bertingkah munafik. Orang seperti itu
akan kehilangan dua hal; dia tidak akan pernah mendapatkan apa-apa di
dunia dan tak mendapatkan apapun di akhirat."
>> "Marilah
kita semua memohon kepada Allah agar dapat menikmati khalwat dan uzlah
daripada segala keburukan manusia dan menghindarkan keburukan kita agar
tidak menimpa mereka. Semoga Dia memberikan tuntunan dan ilham kepada
kita agar selamat di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Dia Maha Dekat dan
Maha Mendengar doa-doa."
[Ibn al-Jauziyy, Shaidul Khatir: 315]
Al-Hafizh Ibnu Asakir berkata di dalam
kitabnya Tabyin Kadzibil Muftari fima Nusiba ila Abil Hasan al-Asy’ari,
”Abu Bakr Ismail bin Abu Muhammad alQairawani berkata, ‘Sesungguh¬nya
Abul Hasan al-Asy’ari awalnya mengikuti pemikiran Mu’tazilah selama 40
tahun dan jadilah beliau seorang imam mereka. Suatu masa beliau menyepi
dari manusia selama 15 hari, sesudah itu beliau kembali ke Bashrah dan
solat
di masjid Jami’ Bashrah. Selesai solat Jum’at beliau naik ke mimbar seraya berkata:
Wahai manusia, sesungguhnya aku menghilang dari kamu semua pada
hari-hari yang lalu kerana aku melihat suatu permasalahan yang
dalil-dalilnya sama-sama kuat sehingga tidak dapat aku tentukan mana
yang haq dan mana yang batil, maka aku memohon petunjuk kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala sehingga Allah memberikan petunjuk kepadaku yang aku
tuliskan dalam kitab- kitabku ini, aku telah melepaskan diriku dari
semua yang sebelumnya aku yakini, sebagaimana aku lepaskan bajuku ini.
Kemudian dia membuang bajunya....
Hak anak-anak terhadap susu ibunya...
Kata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah: “Bahawa termasuk hak anak-anak
kecil adalah mendapatkan susu ibu untuk tempoh sepanjang dua tahun
pertama selagi mana ia memerlukannya. Perkara ini dikuatkan lagi dengan
kata “penyusuan sempurna” dalam ayat tersebut (merujuk Surah al-Baqarah,
2: 233).” [Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud, m/s. 234]
Pesanan Imam Ibnul Qayyim rahimahullah kepada ibu-ibu..
“Sebaik-baiknya bayi hanya diberikan dengan air susu ibu sahaja
sehingga gigi-giginya tumbuh, kerana pada ketika itu organ dan sistem
penceranaannya masih lemah untuk menghadam makanan (selain dari air susu
ibu).
Jika gigi-giginya telah tumbuh bermakna organ
penceranaan telah mula mantap dan sempurna untuk mencernakan makanan.
Bahawasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melewatkan waktu pertumbuhan
giginya sehingga ke waktu yang ia benar-benar memerlukan makanan
disebabkan hikmah tertentu, sebagai bukti kelembutan, dan dengan sebab
kasih sayang-Nya terhadap bayi serta si ibu.” [Tuhfatul Maudud bi
Ahkamil Maulud, m/s. 231]
Al Hafidz Al Imam Az-Zahabi:
"Sesungguhnya kitab Al Ihya padanya ada sejumlah hadith-hadith yang
batil. Sekiranya tidak ada padanya adab, cara dan zuhud yang diambil
dari ahli falsafah dan golongan sufi yang menyeleweng, padanya ada
kebaikan yang banyak. Kita memohon daripada Allah ilmu yang bermanfaat.
Tahukah kamu apa itu ilmu yang bermanfaat?. Ianya apa yang dinyatakan Al
Quran dan ditafsirkannya oleh Rasulullah secara perkataan dan
perbuatan."
(Kitab Siyar Alam An-Nubala)
Imam az-Zuhri rahimahullah (Wafat: 124H) berkata:
لَا يَرْضَيَنَّ النَّاسُ قَوْلَ عَالِمٍ لَا يَعْمَلُ، وَلَا عَامَلٍ لَا يَعْلَمُ
“Manusia tidak akan menerima ucapan seorang ‘alim yang tidak beramal,
dan tidak juga ucapan orang yang beramal tanpa ilmu.” [al-Khatib
al-Baghdadi, Iqtidha’ al-‘Ilmi al-‘Amal, no. 14 – al-Maktabah al-Islami,
tahqiq: Syaikh al-Albani]
Imam
asy-Syafi'e meletakkan keta'atan kepada pemerintah sebagai salah satu
ushul dalam aqidah, dan sudah pasti Imam asy-Syaf'ie beraqidah ahlus
sunnah wal jamaah, mereka yang mengatakan keta'atan kepada pemerintah
sebagai bukan ushul aqidah, maka mereka beraqidah dengan aqidah yang
mana, Khawarij?
Imam asy-Syaf'ie berkata:
والسمع لأولي الأمر ما داموا يصلون والموالاة لهم، ولا يخرج عليهم بالسيف
"dan (aku beriktikad) hendaklah dengar dan taat kepada pemimpin selama
mereka bersolat dan memberi kesetiaan kepada mereka dan tidak boleh
menentang mereka dengan pedang (memberontak)"
(Diriwayatkan
oleh al-Hakkari dalam I'tiqad Imam Syafi'i hlm 16 dan Abdul Ghani bin
Abdul Wahid al-Maqdisi sebagaimana dalam al-Amru bil Ittiba' hlm 313
oleh as-Suyuthi
---------------------------------------------------------
SYIAH
Yusuf al-Bahrani berkata (ulama Syiah):
"Dari dahulu sehinggalah sekarang, bahawa an-Nasibi kafir dan najis
secara hukum, dibolehkan mengambil segala harta benda mereka bahkan
dihalalkan membunuhnya".[3]
Begitulah sikap golongan Syiah
terhadap Ahli Sunnah wal-Jamaah yang mereka gelar sebagai an-Nasibi.
Mereka bukan sahaja memusuhi Ahli Sunnah malah mengistiharkan bunuh dan
rampas harta benda Ahli Sunnah wal-Jamaah. Dan rampasan tersebut
dianggap oleh mereka sebagai ganimah (harta rampasan perang).
Darah Ahli Sunnah Wal-Jamaah adalah Halal Dan Harta Ahli Sunnah Wal-Jamaah Boleh Dirampas/Rompak.
Syiah menghalalkan darah dan harta Ahli Sunnah. Berkata Muhammad bin
Ali Babawaihi al-Qummi, dia meriwayatkan dari Daud bin Farqad:
"Aku bertanya kepada Abu Abdullah 'alaihis salam: Bagaimana pendapat
engkau membunuh an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)? Dia menjawab: Halal
darahnya akan tetapi lebih selamat bila engkau sanggup menimpakan
dengan tembok atau menenggelamkan (mati lemas) ke dalam air supaya tidak
ada buktinya. Aku bertanya lagi: Bagaimana dengan hartanya? Dia
menjawab: Rampas sahaja semampu mungkin".[1]
Berkata Abu Ja'far ath-Thusi (ulama Syiah):
"Berkata Abu Abdullah 'alaihis salam (Imam as-Sadiq): Ambillah harta
an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah) dari jalan apapun kamu mendapatkannya
dan berikan kepada kami seperlima".[2]
Yusuf al-Bahrani berkata (ulama Syiah):
"Dari dahulu sehinggalah sekarang, bahawa an-Nasibi kafir dan najis
secara hukum, dibolehkan mengambil segala harta benda mereka bahkan
dihalalkan membunuhnya".[3]
Begitulah sikap golongan Syiah
terhadap Ahli Sunnah wal-Jamaah yang mereka gelar sebagai an-Nasibi.
Mereka bukan sahaja memusuhi Ahli Sunnah malah mengistiharkan bunuh dan
rampas harta benda Ahli Sunnah wal-Jamaah. Dan rampasan tersebut
dianggap oleh mereka sebagai ganimah (harta rampasan perang).
Nota Kaki ;
[1]. Lihat: 'Ilal asy-Syar'i. Hlm. 44. Cetakan Beirut.
[2]. Lihat: Tahzibul Ahkam. (1V/122) Cetakan Tehran.
[3]. Lihat: Al-Hadiq an-Nadirah Fi Ahkam al-Atraf at-Tahirah. (X11/323-324).
-------------------------------------------------------------
Berkata Ibn al-Qaiyim rahimahullah:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam apabila berdiri untuk solat
mengucapkan (Allahu Akbar). Tidak pernah baginda berkata sesuatu
sebelumnya dan sama sekali tidak pernah melafazkan niat. Baginda tidak
pernah melafazkan: Sengaja aku sembahyang menghadap kiblat empat rakaat
imaman atau makmuman kerana Allah. Tidak pernah melafazkan tunai atau
qadza atau difardukan kerana masuk waktu yang mana ini semua adalah
bid'ah. Tidak pernah disalin (melafazkan niat) sama ada melalui (hadis)
sahih, hadis lemah, dari musnad atau berupa hadis mursal walaupun satu
lafaz darinya. Sebaliknya tidak pernah juga disalin walaupun dari
seorang sahabat, dari sangkaan baik oleh tabiin dan tidak juga dari para
imam yang empat. Namun terdapat sebilangan dari orang-orang terkemudian
tergesa-gesa (kurang memahami) tentang qaul asy-Syafi’e”. (Lihat: زاد
المعاد. (1/201). Ibn al-Qaiyim)
Kata
Ibnul Qayyim rh: Suatu hari aku menghadiri majlis Syeikhul Islam Ibnu
Taimiyyah,selepas solat subuh beliau duduk berzikir(azkar sobah) kepada
Allah sehinggalah sampai pertengahan siang,kemudian beliau berpaling
menghadapku sambil berkata:هذه غدوتي،ولو لم أتغد الغداء سقطت قوتي ".
Inilah makanan)siang/tengah hari),kalau aku tidak makan makanan ini
nescaya akan gugurlah kekuatanku"
[ Dinukil dari Muqaddimah Awrud Ahl Sunnah al Jamaah oleh Muayyad Abd Fattah Hamdan ]
Imam Ahmad Rahimahullah "Setiap orang yang meremehkan perkara shalat,
berarti telah meremehkan agama. Seseorang memiliki bagian dalam Islam
sebanding dengan penjagaannya terhadap shalat lima waktu. Seseorang yang
dikatakan semangat dalam Islam adalah orang yang betul-betul
memperhatikan shalat lima waktu. Kenalilah dirimu, wahai hamba Allah.
Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah, sedangkan engkau tidak
memiliki bagian dalam Islam. Kadar Islam dalam hatimu, sesuai dengan
kadar shalat dalam hatimu.( Ash Sholah, hal. 12)
Al-Imam Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali Al-Barbahari rahimahullah mengatakan:
“Apabila engkau melihat seseorang mendoakan keburukan terhadap
pemimpin/pemerintah, ketahuilah bahawa sesungguhnya dia itu pengikut
hawa nafsu. Bila engkau melihat seseorang mendoakan pemimpin/pemerintah
dengan kebaikan, ketahuilah sesungguhnya dia adalah pengikut As-Sunnah,
insya Allah.”
[hlm. 116 syrhus sunnah]
“Para
wali Allah, mereka adalah orang-orang yang beriman kepada-Nya,
menolong-Nya, mereka mencintai apa yang Allah cintai dan membenci
apa-apa yang Allah benci, serta redha terhadap apa-apa yang Allah redha,
dan memurkai apa-apa yang Allah murka padanya. Mereka memberi kepada
orang yang Allah suka untuk diberi dan mereka tidak memberi kepada
orang-orang yang Allah tidak menyukai untuk diberi.”
Oleh: Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah (Wafat: 728H).
Al-Furqan baina Awliya’ ar-Rahman wa Auliya’ asy-Syaithan, m/s. 8.
Maktabah Daar al-Bayaan, Tahqiq ‘Abdul Qadir al-Arnauth.
Kata Imam Malik radhiyallahu 'anhu: "Setiap kalam itu mungkin ditolak
dan mungkin diterima kecuali kalam penghuni kubur ini (mutlak dapat
diterima)". Imam Malik sambil mengisyaratkan tangannya kepada maqam
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika berziarah ke maqam Rasul
Shallallahu 'alaihi wa sallam..
مَا
مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيْتُ عَلَى ذِكْرٍ طَاهِرًا فَيَتَعَارُُُّ مِنَ
اللَّيْلِ فَيَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ
أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
“Tidaklah seorang muslim tidur di malam hari dengan berdzikir dan dalam keadaan suci kemudian dia terbangun dari tidur di malam hari, kemudian dia meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat melainkan Allah akan memberikan itu kepadanya
“Tidaklah seorang muslim tidur di malam hari dengan berdzikir dan dalam keadaan suci kemudian dia terbangun dari tidur di malam hari, kemudian dia meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat melainkan Allah akan memberikan itu kepadanya
مَا
مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيْتُ عَلَى ذِكْرٍ طَاهِرًا فَيَتَعَارُُُّ مِنَ
اللَّيْلِ فَيَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ
أَعْطَاهُ إِيَّاهُ "is not a muslim sleeping at night with berdzikir and
in a State of Holiness and then he wakes up from sleep at night, then
he asks to God's goodness of the world and the hereafter, but God will
give it to him
"..Sesungguhnya
akan tiba tahun-tahun yang dipenuhi dengan tipu daya, pada waktu itu si
pembohong dianggap benar dan yang jujur dianggap pendusta, pengkhianat
diberi amanah dan orang kepercayaan dituduh pengkhianat dan Ruwaibidhah
berucap sesukanya (yang seakan-akan bijak dan benar). Para sahabat
bertanya: Siapakah Ruwaibidhah itu? Baginda menjawab: Orang bodoh yang
berucap tentang urusan orang ramai..”
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, ia berkata,
Syaitan mendampingi mereka...
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
"Barangsiapa yang melepaskan dari seorang mukmin satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan dunia, pasti Allah akan menghilangkan baginya satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan di akhirat. Dan barangsiapa yang memudahkan orang yang dalam kesusahan, pasti Allah akan memudahkan baginya (urusan) didunia dan diakhirat"
(Hadis Riwayat Imam Muslim no. 2699)
Kata Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, Tidak ada hasad (kedengkian) melainkan dalam dua perkara:
1, Seorang lelaki yang Allah kurniakan harta kepadanya lalu dia menghabiskannya di jalan kebenaran. dan
2, Seorang lelaki yang Allah kurniakan hikmah (ilmu) kepadanya lalu dia mengamalkannya dan mengajarkannya. [Shahih al-Bukhari, no. 73, 1409, 7141, 7316. Shahih Muslim, no. 816]
Sabda Nabi saw, "Janganlah mencabut uban kerana uban adalah cahaya pada hari kiamat nanti. Sesiapa yang beruban dalam islam walaupun sehelai, maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu kebaikkan, dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan, juga dengannya akan ditinggikan satu darjat." (Hadis Riwayat Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan sanad hadis ini hasan)
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
[Cakap
tak serupa bikin]Dari Anas bin Malik r.a berkata Rasulullah s.a.w
bersabda yang bermaksud:"Pada malam Israk Mikraj,aku melihat beberapa
lelaki.Bibir mereka digunting dengan gunting yang diperbuat daripada a
pi
neraka.Aku bertanya Wahai Jibril,siapakah mereka?Dia menjawab:Mereka
adalah khatib di kalangan umatmu.Mereka menyuruh manusia melakukan
kebaikan tetapi melupai diri sendiri.Padahal mereka membaca
al-Quran.Adakah mereka tidak berakal?
Dari
Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang
melepaskan kesusahan seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, maka
Allah akan melepaskan kesusahannya dari kesusahan-kesusahan akhirat,
عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ
الْجَنَّةَ وَلَا يُجِيرُهُ مِنْ النَّارِ وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ
مِنْ اللَّهِ
[Hargai Saudara Anda, Jangan Saling Hasad dan Membelakangi]
[Larangan Minum Dari Bahagian Gelas Yang Retak]
Daripada Barra’ dan daripada ‘Azib r.a. telah berkata :
-Doa Agar selalu melakukan kebaikan & mendapat Motivasi daripadaNya
Ketaatan terhadap pemerintah menurut Imam asy-Syafi’i rahimahullah (Wafat: 204H):
Dua
perkara yang tidak pernah terlepas dari dusta adalah banyak berjanji
dan kuat berdalih. Kesalahan atau dosa yang paling besar disisi Allah
adalah lidah yang pendusta. Jangan melihat siapa yang mengatakan tetapi
lihatlah apa yang dikatakannya. Barangsiapa yang kehilangan kejujuran
dalam pembicaraannya, maka ia telah kehilangan akhlaknya yang termulia.
(Ali bin Abi Thalib r.a)
“(Dunia itu), ia adalah kenikmatan, iaitu kenikmatan yang pasti akan ditinggalkan.
Bab:
Larangan menzalimi umat Islam, membiarkan ia dizalimi, menghinanya,
menumpahkan darahnya, kehormatannya (aibnya), dan hartanya.
Kata
al-Hasan al-Bashri rahimahullah (wafat: 110H), "Ketika fitnah sedang
melanda, pasti orang-orang berilmu mengetahuinya. Manakala setelah
fitnah itu berlalu, barulah orang-orang bodoh akan mengetahuinya bahawa
itu adalah fitnah." (Thabaqat Ibnu Sa'ad, 7/166. Dinukil dari buku 60
Biografi Ulama Salaf, m/s. 124)
Nabi saw menyebut tentang al-Khulafa' ar-Rasyidun di dalam hadith baginda, antaranya:
"..Sesungguhnya
akan tiba tahun-tahun yang dipenuhi dengan tipu daya, pada waktu itu si
pembohong dianggap benar dan yang jujur dianggap pendusta, pengkhianat
diberi amanah dan orang kepercayaan dituduh pengkhianat dan Ruwaibidhah
berucap sesukanya (yang seakan-akan bijak dan benar). Para sahabat
bertanya: Siapakah Ruwaibidhah itu? Baginda menjawab: Orang bodoh yang
berucap tentang urusan orang ramai..”
[Hadith Riwayat Ahmad 15/37-38 dengan syarahan dan tahqiq oleh Ahmad Syakir. Isnadnya hasan dan matannya sahih]
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, ia berkata,
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sungguh akan datang pada manusia suatu zaman, di mana seseorang tidak
peduli dari mana dia mendapatkan harta (mencari rezeki), apakah dari
yang halal atau dari yang haram."
(HR. Al-Bukhari dalam Shahiih-nya,
kitab al-Buyuu', bab Qaulullaahi Ta'ala, Ya Ayyuhalladziina Aamanuu laa
Ta-kulur Ribaa', IV/313, no. 7, 2083, dan an-Nasaa-i dalam Sunan-nya,
kitab al-Buyuu', bab Ijtinaabusy Syahawaat fil Kasbi, VII/243)
Syaitan mendampingi mereka...
Maksud firman Allah Ta'ala: “Sesiapa yang berpaling dari pelajaran
Allah yang Maha Pengasih (al-Qur’an), Kami adakan baginya Syaitan (yang
menyesatkan), maka Syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu
mendampinginya.” (Surah az-Zukhruf, 43: 36).”
Allah Ta’ala mengkhabarkan bahawa: “Adakah akan Aku beritahu kepada kamu, kepada siapa Syaitan-syaitan itu turun? Mereka turun kepada setiap pendusta lagi yang banyak dosa.” (Surah asy-Syu’araa’, 26: 221-222)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
"Barangsiapa yang melepaskan dari seorang mukmin satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan dunia, pasti Allah akan menghilangkan baginya satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan di akhirat. Dan barangsiapa yang memudahkan orang yang dalam kesusahan, pasti Allah akan memudahkan baginya (urusan) didunia dan diakhirat"
(Hadis Riwayat Imam Muslim no. 2699)
Kata Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, Tidak ada hasad (kedengkian) melainkan dalam dua perkara:
1, Seorang lelaki yang Allah kurniakan harta kepadanya lalu dia menghabiskannya di jalan kebenaran. dan
2, Seorang lelaki yang Allah kurniakan hikmah (ilmu) kepadanya lalu dia mengamalkannya dan mengajarkannya. [Shahih al-Bukhari, no. 73, 1409, 7141, 7316. Shahih Muslim, no. 816]
Sabda Nabi saw, "Janganlah mencabut uban kerana uban adalah cahaya pada hari kiamat nanti. Sesiapa yang beruban dalam islam walaupun sehelai, maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu kebaikkan, dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan, juga dengannya akan ditinggikan satu darjat." (Hadis Riwayat Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Syaikh Syu'aib Al Arnauth mengatakan sanad hadis ini hasan)
Dari Amru bin Auf : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menghidupkan sunnahku, kemudian (sunnahku tersebut) diamalkan oleh orang lain, maka baginya pahala semisal pahala orang yang mengamalkannya tanpa terkurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka. Barangsiapa berbuat bid’ah, kemudian perbuatannya tersebut diikuti oleh orang lain, maka baginya dosa dan dosa-dosa orang yang melakukannya tanpa terkurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka.” (0174) Sahih Ibnu Majah
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Perbuatan-perbuatan baik itu mencegah seseorang dari pintu-pintu
keburukan, sedekah yang tersembunyi memadamkan kemurkaan Allah 'Azza wa
Jalla, dan menyambung silaturahmi dapat menambah umur."
(HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul Kabiir, VIII/261, no. 8014, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib, I/532)
"Apa yang sedikit tetapi mencukupi lebih baik daripada banyak tetapi melalaikan." (HR. Abu Dawud)"
[Cakap
tak serupa bikin]Dari Anas bin Malik r.a berkata Rasulullah s.a.w
bersabda yang bermaksud:"Pada malam Israk Mikraj,aku melihat beberapa
lelaki.Bibir mereka digunting dengan gunting yang diperbuat daripada a
pi
neraka.Aku bertanya Wahai Jibril,siapakah mereka?Dia menjawab:Mereka
adalah khatib di kalangan umatmu.Mereka menyuruh manusia melakukan
kebaikan tetapi melupai diri sendiri.Padahal mereka membaca
al-Quran.Adakah mereka tidak berakal?
{H.R.Ahmad:jil 3 ms.120 dinil
Diriwayatkan dari sahabat Abu Haurairah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda :
"Apabila seseorang tidur, setan mengikat tengkuk lehernya dengan 3
ikatan. Disetiap ikatan tersebut setan menepuk/mengelus dengan
mengucapkan, "Tidurlah semalaman suntuk!" Jika orang tersebut bangun
lalu bersyukur menyebut asma ALLAH 'Azza wa Jalla', maka lepaslah satu
ikatan. Ketika orang tersebut berwudhu, lepaslah ikatan
kedua. Ketika orang tersebut shalat maka lepaslah sama sekali seluruh
ikatan, sehingga di pagi hari orang tersebut giat dan badannya terasa
enak. Kalau tidak, maka badannya tidak enak dan bermalas-malasan. (HR.
Bukhari-Muslim
"Apabila seseorang tidur, setan mengikat tengkuk lehernya dengan 3 ikatan. Disetiap ikatan tersebut setan menepuk/mengelus dengan mengucapkan, "Tidurlah semalaman suntuk!" Jika orang tersebut bangun lalu bersyukur menyebut asma ALLAH 'Azza wa Jalla', maka lepaslah satu ikatan. Ketika orang tersebut berwudhu, lepaslah ikatan kedua. Ketika orang tersebut shalat maka lepaslah sama sekali seluruh ikatan, sehingga di pagi hari orang tersebut giat dan badannya terasa enak. Kalau tidak, maka badannya tidak enak dan bermalas-malasan. (HR. Bukhari-Muslim
وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ
وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ
وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ
وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ
اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ
وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ
فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ
أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَوْ لَا إِلَهَ غَيْرُكَ
Allahumma lakal-hamd. Anta qaiyimus-samawati wal-ard wa man fihinna.
Walakal-hamd, Laka mulkus-samawati wal-ard wa man fihinna. Walakal-hamd,
anta nurus-samawati wal-ard. Walakalhamd, anta-l-haq wa wa'duka-l-haq,
wa liqa'uka Haq, wa qualuka Haq, wal-jannatu Han wan-naru Haq
wannabiyuna Haq. Wa Muhammadun, sallal-lahu'alaihi wasallam, Haq,
was-sa'atu Haq. Allahumma aslamtu Laka wabika amantu, wa 'Alaika
tawakkaltu, wa ilaika anabtu wa bika khasamtu, wa ilaika hakamtu faghfir
li ma qaddamtu wama akh-khartu wama as-rartu wama'a lantu,
anta-l-muqaddim wa anta-l-mu akh-khir, la ilaha illa anta (or la ilaha
ghairuka).
(O Allah! All the praises are for you, You are the
Holder of the Heavens and the Earth, And whatever is in them. All the
praises are for You; You have the possession of the Heavens and the
Earth And whatever is in them. All the praises are for You; You are the
Light of the Heavens and the Earth And all the praises are for You; You
are the King of the Heavens and the Earth; And all the praises are for
You; You are the Truth and Your Promise is the truth, And to meet You is
true, Your Word is the truth And Paradise is true And Hell is true And
all the Prophets (Peace be upon them) are true; And Muhammad is true,
And the Day of Resurrection is true. O Allah ! I surrender (my will) to
You; I believe in You and depend on You. And repent to You, And with
Your help I argue (with my opponents, the non-believers) And I take You
as a judge (to judge between us). Please forgive me my previous And
future sins; And whatever I concealed or revealed And You are the One
who make (some people) forward And (some) backward. There is none to be
worshipped but you.
Sufyan said that 'Abdul Karim Abu Umaiya
added to the above, 'Wala haula Wala quwata illa billah' (There is
neither might nor power except with Allah).
Sahih Bukhari Book 2, Vol 21, No. 221
Dari
Abu Hurairah r.a : Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang
melepaskan kesusahan seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, maka
Allah akan melepaskan kesusahannya dari kesusahan-kesusahan akhirat,
Dan barangsiapa yang menutupi (aib) orang Muslim, maka Allah akan
menutupi (aib)nya di dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong
hamba-Nya selama hamba tersebut mahu menolong saudaranya (sesama
Islam).” 1425
Sahih Tirmidzi
عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ
الْجَنَّةَ وَلَا يُجِيرُهُ مِنْ النَّارِ وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ
مِنْ اللَّهِ
(رواه مسلم )
Dari Jabir berkata, aku mendengar
Nabi SAW bersabda: Tidak akan dimasukkan seorang pun daripada kamu ke
dalam syurga dgn amalannya dan tidaklah amalan itu menyelamatkannya dari
neraka termasuklah aku melainkan dengan RAHMAT daripada Allah. (Riwayat
Muslim
[Hargai Saudara Anda, Jangan Saling Hasad dan Membelakangi]
Pesan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Kamu jauhilah perbuatan
berburuk sangka, kerana berburuk sangka adalah khabar (atau perkataan)
yang paling dusta. Janganlah saling menuding jari, janganlah kamu suka
mencari-cari aib, janganlah kamu saling hasad dengki, jangan kamu saling
membelakangi, dan janganlah kamu saling membenci, tetapi sebaliknya
kamu jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” [Shahih al-Bukhari, no.
6064. Bab: Jangan Saling Hasad dan Membelakangi]
[Larangan Minum Dari Bahagian Gelas Yang Retak]
Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam melarang perbuatan minum dari bahagian bekas yang
retak (atau sumpik), dan beliau juga melarang meniup ke dalam minuman.”
[Sunan Abu Daud, no. 3722. Dinilai sahih oleh al-Albani]
Allah’s messenger (pbuh) said:
“Every intoxicant is forbidden”
Sahih Muslim, Vol. 3, Hadith 4962
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Redhalah dengan apa yang Allah berikan padamu nescaya engkau menjadi orang yang paling kaya.” [Sunan at-Tirmidzi, no. 2305. Dinilai hasan oleh al-Albani]
Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam telah memberitakan tentang hal yang akan menimpa umat Islam.
Beliau bersabda :
"Tidaklah terjadi hari Kiamat hingga kelompok-kelompok dari umatku
mengikuti orang-orang musyrik, dan kelompok-kelompok dari umatku
menyembah berhala."
- Hadith Sahih riwayat Abu Dawud, juga yang semakna riwayat Muslim.
Daripada Barra’ dan daripada ‘Azib r.a. telah berkata :
“Seorang lelaki membaca Surah Al Kahfi dan di sisinya seekor kuda yang
diikat dengan dua tali, maka awan di langit mula melindunginya dan
semakin hampir, dan kudanya mula menjauhinya. Apabila menjelang pagi
beliau pergi berjumpa Nabi Muhammad S.A.W. dan menceritakan peristiwa
tersebut maka baginda bersabda : Itulah ( sakinah ) ketenangan yang
turun disebabkan bacaan Al Quran”.
( Hadith Riwayat Bukhari & Muslim )
Sabda Rasulullah SAW (yang bermaksud): Seorang Faqih adalah lebih digeruni oleh syaitan daripada seribu orang 'Abid (orang yang banyak beribadat)”(At- Tirmidzi dan Ibnu Majaah)
----------------------------------------------------------
DOA
-Doa Agar selalu melakukan kebaikan & mendapat Motivasi daripadaNya
اللهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ ، وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ
، وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ ، وَأَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي ، وَإِذَا
أَرَدْتَ فِتْنَةً فِي قَوْمِي
فَتَوَفَّنِي
إِلَيْكَ وَأَنَا غَيْرُ مَفْتُونٍ ، اللهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ ،
وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ ، وَحُبًّا يُبَلِّغُنِي حُبَّكَ.
Ya
Allah, aku memohon kepadaMu agar terdorong sentiasa melakukan ketaatan,
,meninggalkan perkara munkar, mencintai orang2 miskin, dan agar Engkau
mengampunkan aku dan mengasihaniku.Aku mohon kepadaMu jika Engkau ingin
mengenakan sesuatu musibah, maka matikan aku dalam keadaan selamat dari
malapetaka itu.Ya Allah ! Aku mohon kepadaMu rasa cinta pdMu, cinta pd
sesiapa yg menyintaiMu dan cinta yg menyampaikan aku kepada cintaMu.
(Riwayat al-Hakim no 1932,al-mu’jam al-Kabir no 216)
--------------------------------------------------------------------------------------------
Ya Allah, aku memohon kepadaMu agar terdorong sentiasa melakukan ketaatan, ,meninggalkan perkara munkar, mencintai orang2 miskin, dan agar Engkau mengampunkan aku dan mengasihaniku.Aku mohon kepadaMu jika Engkau ingin mengenakan sesuatu musibah, maka matikan aku dalam keadaan selamat dari malapetaka itu.Ya Allah ! Aku mohon kepadaMu rasa cinta pdMu, cinta pd sesiapa yg menyintaiMu dan cinta yg menyampaikan aku kepada cintaMu. (Riwayat al-Hakim no 1932,al-mu’jam al-Kabir no 216)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang ingin doanya terkabul pada saat sedih dan susah maka hendaklah memperbanyak berdoa pada saat lapang.” (HR. At-Tirmidzi)
Ketaatan terhadap pemerintah menurut Imam asy-Syafi’i rahimahullah (Wafat: 204H):
“Dan hendaklah kamu tetap mendengar (tidak melepaskan ketaatan) kepada
pemerintah (ulil amri) selagi mana mereka masih melaksanakan solat dan
hendaklah memberi kesetiaan kepada mereka serta tidak khuruj dengan
senjata (menjadi pemberontak) terhadap mereka.”
[as-Suyuthi, al-Amru bil Ittiba’ wan Nahi ‘anil Ibtida’, m/s. 313, Tahqiq Masyhur Hasan Salman – Daar Ibnul Qayyim]
Dua
perkara yang tidak pernah terlepas dari dusta adalah banyak berjanji
dan kuat berdalih. Kesalahan atau dosa yang paling besar disisi Allah
adalah lidah yang pendusta. Jangan melihat siapa yang mengatakan tetapi
lihatlah apa yang dikatakannya. Barangsiapa yang kehilangan kejujuran
dalam pembicaraannya, maka ia telah kehilangan akhlaknya yang termulia.
(Ali bin Abi Thalib r.a)
Kata Saidina Ali:Beramallah ditempat yang hanya ada Amal tapi tiada Ganjaran sebelum kamu tiba ditempat yang Hanya ada Ganjaran tapi tiada Amal
“(Dunia itu), ia adalah kenikmatan, iaitu kenikmatan yang pasti akan ditinggalkan.
Demi Allah yang tiada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia,
dunia itu hampir akan lenyap dari tangan pemiliknya. Jika kamu mampu
(memilikinya), maka ambillah dari kesenangan tersebut untuk tujuan
ketaatan (kepada Allah). Sesungguhnya tiada daya dan upaya melainkan
dengan kekuatan Allah.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/179)
Bab:
Larangan menzalimi umat Islam, membiarkan ia dizalimi, menghinanya,
menumpahkan darahnya, kehormatannya (aibnya), dan hartanya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Janganlah kalian saling hasad, janganlah saling menipu, janganlah
saling menjauhi, dan janganlah membeli (barangan) yang hendak dibeli
orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang
muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak boleh ia menzaliminya,
enggan membelanya, tidak boleh membohongi dan menghinanya. Taqwa itu di
sini (beliau mengisyaratkan ke dadanya tiga kali). Cukup dianggap
sebagai kejahatan seseorang jika ia menghina saudaranya yang muslim.
Setiap muslim bagi muslim yang lain adalah haram darahnya, harta, dan
kehormatannya.” (Shahih Muslim, no. 2564)
Kata
al-Hasan al-Bashri rahimahullah (wafat: 110H), "Ketika fitnah sedang
melanda, pasti orang-orang berilmu mengetahuinya. Manakala setelah
fitnah itu berlalu, barulah orang-orang bodoh akan mengetahuinya bahawa
itu adalah fitnah." (Thabaqat Ibnu Sa'ad, 7/166. Dinukil dari buku 60
Biografi Ulama Salaf, m/s. 124)
~Abu Numair Nawawi Subandi
Umar bin Khattab (radiyAllaahu 'anhu) said,
"We were a people who lived in humiliation before, and Allah gave us
honor through Islam. So if we seek honor through anything else other
than what Allah has honored us with, then Allah will humiliate us".
[Mustadrak Al Hakim 207, Sahih by Ad Dhahabi in Talkhees and Sahih by Albani in Silsilah Sahiha 51]
Nabi saw menyebut tentang al-Khulafa' ar-Rasyidun di dalam hadith baginda, antaranya:
…" عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي ، عضوا عليها بالنواجذ ، وإياكم ومحدثات الأمور"
Maksudnya: "Ke atas kamu semua sunnah ku, dan sunna
h
al-Khulafa' al-Rasyidun al-Mahdiyyun selepas daripada ku. Gigitlah ia
dengan geraham (berpegang teguh), dan jaga-jaga kamu dari perkara yang
diada-adakan....." (Riwayat Abu Daud dan at-Tirmizi dan beliau
mensahihkannya).
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah memberi peringatan (tahdzir)
kepada para sahabatnya tentang akan lahirnya sebuah kelompok melalui
sabdanya:
“Sesungguhnya daripada orang ini akan muncul
sekumpulan manusia yang hebat membaca al-Qur’an tetapi bacaannya tidak
melepasi kerongkongan. Mereka terlepas dari batas-batas Islam
sebagaimana anak panah menembusi tubuh buruannya. Mereka membunuh ahlul
Islam dan membiarkan hidup ahlul Autsan (penyembah berhala). Jika aku
sempat menemui mereka, nescaya akan aku perangi (bunuh) mereka
sebagaimana dibunuhnya kaum ‘Aad.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, no. 7432)
Berkaitan
dengan perbandingan antara kewajiban dalam ibadat dan perkara-perkara
mulia yang hukumnya sunnah, Imam al-Raghib membahasakannya dengan sangat
kemas dan baik,
"Ketahuilah, sesungguhnya ibadah itu lebih
luas daripada kemuliaan. Sesungguhnya setiap perbuatan yang mulia adalah
ibadah, dan tidak setiap ibadah itu mulia. Di antara perbezaan antara
kedua hal ini ialah bahawa ibadah mempunyai perkara-perkara fardhu yang
telah diketahui, dan had-had yang telah ditetapkan. Sesiapa yang
meninggalkannya, maka dia dianggap melanggar batas. Sedangkan perbuatan
yang mulia adalah sebaliknya. Manusia tidak akan sempurna kemuliaannya
selama dia belum melakukan kewajiban-kewajiban dalam ibadahnya. Oleh
itu, melaksanakan kewajiban dalam ibadah merupakan sesuatu yang adil,
sedangkan melaksanakan kemuliaan merupakan sesuatu yang hukumnya sunnah.
Perbuatan yang sunnah tidak akan diterima oleh Allah SWT daripada orang
yang mengabaikan hal-hal yang wajib. Dan orang yang meninggalkan
kewajiban tidak dianjurkan untuk mencari keutamaan dan kelebihan, kerana
mencari kelebihan tidak dibenarkan kecuali selepas seseorang melakukan
keadilan. Sesungguhaya keadilan merupakan sesuatu yang wajib, dan
keutamaan adalah tambahan atas yang wajib. Bagaimana mungkin ada
tambahan terhadap sesuatu yang dia sendiri masih kurang. Maka benarlah
ucapan, "Orang yang mengabaikan perkara-perkara yang utama tidak akan
sampai kepada tujuan."
Sunyi Tanpa Tajuk
>> "Marilah kita berlindung kepada Allah dari sikap-sikap orang
alim yang banyak bergaul dengan manusia-manusia pemilik dunia dan tak
sanggup lagi mempertahankan ilmu yang disandangnya serta tidak mampu
lagi membentengi kehormatan dirinya dari sesuap nasi yang disuguhkan
oleh penguasa. Bukankah telah ramai manusia yang melakukan hal demikian
dan habislah pula ilmu dan agama mereka? Apa jadinya jika seorang yang
alim tunduk kepada orang-orang yang fasik?"
>>
"Orang-orang yang tidak peduli dengan martabat diri mereka yang
direndahkan oleh orang lain tak akan pernah lagi merasakan nikmatnya
ilmu. Mereka laksana orang yang terperangkap dalam lembah gelap yang
menenggelamkan mereka. Demikian pula dengan orang-orang yang
berpura-pura zuhud tatkala mereka bergaul dengan banyak manusia. Mereka
selalu riya', berpura-pura, dan bertingkah munafik. Orang seperti itu
akan kehilangan dua hal; dia tidak akan pernah mendapatkan apa-apa di
dunia dan tak mendapatkan apapun di akhirat."
>> "Marilah
kita semua memohon kepada Allah agar dapat menikmati khalwat dan uzlah
daripada segala keburukan manusia dan menghindarkan keburukan kita agar
tidak menimpa mereka. Semoga Dia memberikan tuntunan dan ilham kepada
kita agar selamat di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Dia Maha Dekat dan
Maha Mendengar doa-doa."
[Ibn al-Jauziyy, Shaidul Khatir: 315]
Al-Hafizh Ibnu Asakir berkata di dalam
kitabnya Tabyin Kadzibil Muftari fima Nusiba ila Abil Hasan al-Asy’ari,
”Abu Bakr Ismail bin Abu Muhammad alQairawani berkata, ‘Sesungguh¬nya
Abul Hasan al-Asy’ari awalnya mengikuti pemikiran Mu’tazilah selama 40
tahun dan jadilah beliau seorang imam mereka. Suatu masa beliau menyepi
dari manusia selama 15 hari, sesudah itu beliau kembali ke Bashrah dan
solat
di masjid Jami’ Bashrah. Selesai solat Jum’at beliau naik ke mimbar seraya berkata:
Wahai manusia, sesungguhnya aku menghilang dari kamu semua pada
hari-hari yang lalu kerana aku melihat suatu permasalahan yang
dalil-dalilnya sama-sama kuat sehingga tidak dapat aku tentukan mana
yang haq dan mana yang batil, maka aku memohon petunjuk kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala sehingga Allah memberikan petunjuk kepadaku yang aku
tuliskan dalam kitab- kitabku ini, aku telah melepaskan diriku dari
semua yang sebelumnya aku yakini, sebagaimana aku lepaskan bajuku ini.
Kemudian dia membuang bajunya....
Hak anak-anak terhadap susu ibunya...
Kata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah: “Bahawa termasuk hak anak-anak
kecil adalah mendapatkan susu ibu untuk tempoh sepanjang dua tahun
pertama selagi mana ia memerlukannya. Perkara ini dikuatkan lagi dengan
kata “penyusuan sempurna” dalam ayat tersebut (merujuk Surah al-Baqarah,
2: 233).” [Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud, m/s. 234]
Pesanan Imam Ibnul Qayyim rahimahullah kepada ibu-ibu..
“Sebaik-baiknya bayi hanya diberikan dengan air susu ibu sahaja
sehingga gigi-giginya tumbuh, kerana pada ketika itu organ dan sistem
penceranaannya masih lemah untuk menghadam makanan (selain dari air susu
ibu).
Jika gigi-giginya telah tumbuh bermakna organ
penceranaan telah mula mantap dan sempurna untuk mencernakan makanan.
Bahawasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melewatkan waktu pertumbuhan
giginya sehingga ke waktu yang ia benar-benar memerlukan makanan
disebabkan hikmah tertentu, sebagai bukti kelembutan, dan dengan sebab
kasih sayang-Nya terhadap bayi serta si ibu.” [Tuhfatul Maudud bi
Ahkamil Maulud, m/s. 231]
Al Hafidz Al Imam Az-Zahabi:
"Sesungguhnya kitab Al Ihya padanya ada sejumlah hadith-hadith yang
batil. Sekiranya tidak ada padanya adab, cara dan zuhud yang diambil
dari ahli falsafah dan golongan sufi yang menyeleweng, padanya ada
kebaikan yang banyak. Kita memohon daripada Allah ilmu yang bermanfaat.
Tahukah kamu apa itu ilmu yang bermanfaat?. Ianya apa yang dinyatakan Al
Quran dan ditafsirkannya oleh Rasulullah secara perkataan dan
perbuatan."
(Kitab Siyar Alam An-Nubala)
Imam az-Zuhri rahimahullah (Wafat: 124H) berkata:
لَا يَرْضَيَنَّ النَّاسُ قَوْلَ عَالِمٍ لَا يَعْمَلُ، وَلَا عَامَلٍ لَا يَعْلَمُ
“Manusia tidak akan menerima ucapan seorang ‘alim yang tidak beramal,
dan tidak juga ucapan orang yang beramal tanpa ilmu.” [al-Khatib
al-Baghdadi, Iqtidha’ al-‘Ilmi al-‘Amal, no. 14 – al-Maktabah al-Islami,
tahqiq: Syaikh al-Albani]
Imam
asy-Syafi'e meletakkan keta'atan kepada pemerintah sebagai salah satu
ushul dalam aqidah, dan sudah pasti Imam asy-Syaf'ie beraqidah ahlus
sunnah wal jamaah, mereka yang mengatakan keta'atan kepada pemerintah
sebagai bukan ushul aqidah, maka mereka beraqidah dengan aqidah yang
mana, Khawarij?
Imam asy-Syaf'ie berkata:
والسمع لأولي الأمر ما داموا يصلون والموالاة لهم، ولا يخرج عليهم بالسيف
"dan (aku beriktikad) hendaklah dengar dan taat kepada pemimpin selama
mereka bersolat dan memberi kesetiaan kepada mereka dan tidak boleh
menentang mereka dengan pedang (memberontak)"
(Diriwayatkan
oleh al-Hakkari dalam I'tiqad Imam Syafi'i hlm 16 dan Abdul Ghani bin
Abdul Wahid al-Maqdisi sebagaimana dalam al-Amru bil Ittiba' hlm 313
oleh as-Suyuthi
---------------------------------------------------------
SYIAH
Yusuf al-Bahrani berkata (ulama Syiah):
"Dari dahulu sehinggalah sekarang, bahawa an-Nasibi kafir dan najis
secara hukum, dibolehkan mengambil segala harta benda mereka bahkan
dihalalkan membunuhnya".[3]
Begitulah sikap golongan Syiah
terhadap Ahli Sunnah wal-Jamaah yang mereka gelar sebagai an-Nasibi.
Mereka bukan sahaja memusuhi Ahli Sunnah malah mengistiharkan bunuh dan
rampas harta benda Ahli Sunnah wal-Jamaah. Dan rampasan tersebut
dianggap oleh mereka sebagai ganimah (harta rampasan perang).
Darah Ahli Sunnah Wal-Jamaah adalah Halal Dan Harta Ahli Sunnah Wal-Jamaah Boleh Dirampas/Rompak.
Syiah menghalalkan darah dan harta Ahli Sunnah. Berkata Muhammad bin
Ali Babawaihi al-Qummi, dia meriwayatkan dari Daud bin Farqad:
"Aku bertanya kepada Abu Abdullah 'alaihis salam: Bagaimana pendapat
engkau membunuh an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah)? Dia menjawab: Halal
darahnya akan tetapi lebih selamat bila engkau sanggup menimpakan
dengan tembok atau menenggelamkan (mati lemas) ke dalam air supaya tidak
ada buktinya. Aku bertanya lagi: Bagaimana dengan hartanya? Dia
menjawab: Rampas sahaja semampu mungkin".[1]
Berkata Abu Ja'far ath-Thusi (ulama Syiah):
"Berkata Abu Abdullah 'alaihis salam (Imam as-Sadiq): Ambillah harta
an-Nasibi (Ahli Sunnah wal-Jamaah) dari jalan apapun kamu mendapatkannya
dan berikan kepada kami seperlima".[2]
Yusuf al-Bahrani berkata (ulama Syiah):
"Dari dahulu sehinggalah sekarang, bahawa an-Nasibi kafir dan najis
secara hukum, dibolehkan mengambil segala harta benda mereka bahkan
dihalalkan membunuhnya".[3]
Begitulah sikap golongan Syiah
terhadap Ahli Sunnah wal-Jamaah yang mereka gelar sebagai an-Nasibi.
Mereka bukan sahaja memusuhi Ahli Sunnah malah mengistiharkan bunuh dan
rampas harta benda Ahli Sunnah wal-Jamaah. Dan rampasan tersebut
dianggap oleh mereka sebagai ganimah (harta rampasan perang).
Nota Kaki ;
[1]. Lihat: 'Ilal asy-Syar'i. Hlm. 44. Cetakan Beirut.
[2]. Lihat: Tahzibul Ahkam. (1V/122) Cetakan Tehran.
[3]. Lihat: Al-Hadiq an-Nadirah Fi Ahkam al-Atraf at-Tahirah. (X11/323-324).
-------------------------------------------------------------
Berkata Ibn al-Qaiyim rahimahullah:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam apabila berdiri untuk solat
mengucapkan (Allahu Akbar). Tidak pernah baginda berkata sesuatu
sebelumnya dan sama sekali tidak pernah melafazkan niat. Baginda tidak
pernah melafazkan: Sengaja aku sembahyang menghadap kiblat empat rakaat
imaman atau makmuman kerana Allah. Tidak pernah melafazkan tunai atau
qadza atau difardukan kerana masuk waktu yang mana ini semua adalah
bid'ah. Tidak pernah disalin (melafazkan niat) sama ada melalui (hadis)
sahih, hadis lemah, dari musnad atau berupa hadis mursal walaupun satu
lafaz darinya. Sebaliknya tidak pernah juga disalin walaupun dari
seorang sahabat, dari sangkaan baik oleh tabiin dan tidak juga dari para
imam yang empat. Namun terdapat sebilangan dari orang-orang terkemudian
tergesa-gesa (kurang memahami) tentang qaul asy-Syafi’e”. (Lihat: زاد
المعاد. (1/201). Ibn al-Qaiyim)
Kata
Ibnul Qayyim rh: Suatu hari aku menghadiri majlis Syeikhul Islam Ibnu
Taimiyyah,selepas solat subuh beliau duduk berzikir(azkar sobah) kepada
Allah sehinggalah sampai pertengahan siang,kemudian beliau berpaling
menghadapku sambil berkata:هذه غدوتي،ولو لم أتغد الغداء سقطت قوتي ".
Inilah makanan)siang/tengah hari),kalau aku tidak makan makanan ini
nescaya akan gugurlah kekuatanku"
[ Dinukil dari Muqaddimah Awrud Ahl Sunnah al Jamaah oleh Muayyad Abd Fattah Hamdan ]
Imam Ahmad Rahimahullah "Setiap orang yang meremehkan perkara shalat,
berarti telah meremehkan agama. Seseorang memiliki bagian dalam Islam
sebanding dengan penjagaannya terhadap shalat lima waktu. Seseorang yang
dikatakan semangat dalam Islam adalah orang yang betul-betul
memperhatikan shalat lima waktu. Kenalilah dirimu, wahai hamba Allah.
Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah, sedangkan engkau tidak
memiliki bagian dalam Islam. Kadar Islam dalam hatimu, sesuai dengan
kadar shalat dalam hatimu.( Ash Sholah, hal. 12)
Al-Imam Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali Al-Barbahari rahimahullah mengatakan:
“Apabila engkau melihat seseorang mendoakan keburukan terhadap
pemimpin/pemerintah, ketahuilah bahawa sesungguhnya dia itu pengikut
hawa nafsu. Bila engkau melihat seseorang mendoakan pemimpin/pemerintah
dengan kebaikan, ketahuilah sesungguhnya dia adalah pengikut As-Sunnah,
insya Allah.”
[hlm. 116 syrhus sunnah]
“Para
wali Allah, mereka adalah orang-orang yang beriman kepada-Nya,
menolong-Nya, mereka mencintai apa yang Allah cintai dan membenci
apa-apa yang Allah benci, serta redha terhadap apa-apa yang Allah redha,
dan memurkai apa-apa yang Allah murka padanya. Mereka memberi kepada
orang yang Allah suka untuk diberi dan mereka tidak memberi kepada
orang-orang yang Allah tidak menyukai untuk diberi.”
Oleh: Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah (Wafat: 728H).
Al-Furqan baina Awliya’ ar-Rahman wa Auliya’ asy-Syaithan, m/s. 8.
Maktabah Daar al-Bayaan, Tahqiq ‘Abdul Qadir al-Arnauth.
Kata Imam Malik radhiyallahu 'anhu: "Setiap kalam itu mungkin ditolak
dan mungkin diterima kecuali kalam penghuni kubur ini (mutlak dapat
diterima)". Imam Malik sambil mengisyaratkan tangannya kepada maqam
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika berziarah ke maqam Rasul
Shallallahu 'alaihi wa sallam..
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah memberi peringatan (tahdzir)
kepada para sahabatnya tentang akan lahirnya sebuah kelompok melalui
sabdanya:
“Sesungguhnya daripada orang ini akan muncul
sekumpulan manusia yang hebat membaca al-Qur’an tetapi bacaannya tidak
melepasi kerongkongan. Mereka terlepas dari batas-batas Islam
sebagaimana anak panah menembusi tubuh buruannya. Mereka membunuh ahlul
Islam dan membiarkan hidup ahlul Autsan (penyembah berhala). Jika aku
sempat menemui mereka, nescaya akan aku perangi (bunuh) mereka
sebagaimana dibunuhnya kaum ‘Aad.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, no. 7432)
Berkaitan
dengan perbandingan antara kewajiban dalam ibadat dan perkara-perkara
mulia yang hukumnya sunnah, Imam al-Raghib membahasakannya dengan sangat
kemas dan baik,
"Ketahuilah, sesungguhnya ibadah itu lebih
luas daripada kemuliaan. Sesungguhnya setiap perbuatan yang mulia adalah
ibadah, dan tidak setiap ibadah itu mulia. Di antara perbezaan antara
kedua hal ini ialah bahawa ibadah mempunyai perkara-perkara fardhu yang
telah diketahui, dan had-had yang telah ditetapkan. Sesiapa yang
meninggalkannya, maka dia dianggap melanggar batas. Sedangkan perbuatan
yang mulia adalah sebaliknya. Manusia tidak akan sempurna kemuliaannya
selama dia belum melakukan kewajiban-kewajiban dalam ibadahnya. Oleh
itu, melaksanakan kewajiban dalam ibadah merupakan sesuatu yang adil,
sedangkan melaksanakan kemuliaan merupakan sesuatu yang hukumnya sunnah.
Perbuatan yang sunnah tidak akan diterima oleh Allah SWT daripada orang
yang mengabaikan hal-hal yang wajib. Dan orang yang meninggalkan
kewajiban tidak dianjurkan untuk mencari keutamaan dan kelebihan, kerana
mencari kelebihan tidak dibenarkan kecuali selepas seseorang melakukan
keadilan. Sesungguhaya keadilan merupakan sesuatu yang wajib, dan
keutamaan adalah tambahan atas yang wajib. Bagaimana mungkin ada
tambahan terhadap sesuatu yang dia sendiri masih kurang. Maka benarlah
ucapan, "Orang yang mengabaikan perkara-perkara yang utama tidak akan
sampai kepada tujuan."
Sunyi Tanpa Tajuk
>> "Marilah kita berlindung kepada Allah dari sikap-sikap orang
alim yang banyak bergaul dengan manusia-manusia pemilik dunia dan tak
sanggup lagi mempertahankan ilmu yang disandangnya serta tidak mampu
lagi membentengi kehormatan dirinya dari sesuap nasi yang disuguhkan
oleh penguasa. Bukankah telah ramai manusia yang melakukan hal demikian
dan habislah pula ilmu dan agama mereka? Apa jadinya jika seorang yang
alim tunduk kepada orang-orang yang fasik?"
>>
"Orang-orang yang tidak peduli dengan martabat diri mereka yang
direndahkan oleh orang lain tak akan pernah lagi merasakan nikmatnya
ilmu. Mereka laksana orang yang terperangkap dalam lembah gelap yang
menenggelamkan mereka. Demikian pula dengan orang-orang yang
berpura-pura zuhud tatkala mereka bergaul dengan banyak manusia. Mereka
selalu riya', berpura-pura, dan bertingkah munafik. Orang seperti itu
akan kehilangan dua hal; dia tidak akan pernah mendapatkan apa-apa di
dunia dan tak mendapatkan apapun di akhirat."
>> "Marilah
kita semua memohon kepada Allah agar dapat menikmati khalwat dan uzlah
daripada segala keburukan manusia dan menghindarkan keburukan kita agar
tidak menimpa mereka. Semoga Dia memberikan tuntunan dan ilham kepada
kita agar selamat di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Dia Maha Dekat dan
Maha Mendengar doa-doa."
[Ibn al-Jauziyy, Shaidul Khatir: 315]
Al-Hafizh Ibnu Asakir berkata di dalam
kitabnya Tabyin Kadzibil Muftari fima Nusiba ila Abil Hasan al-Asy’ari,
”Abu Bakr Ismail bin Abu Muhammad alQairawani berkata, ‘Sesungguh¬nya
Abul Hasan al-Asy’ari awalnya mengikuti pemikiran Mu’tazilah selama 40
tahun dan jadilah beliau seorang imam mereka. Suatu masa beliau menyepi
dari manusia selama 15 hari, sesudah itu beliau kembali ke Bashrah dan
solat
di masjid Jami’ Bashrah. Selesai solat Jum’at beliau naik ke mimbar seraya berkata:
Wahai manusia, sesungguhnya aku menghilang dari kamu semua pada
hari-hari yang lalu kerana aku melihat suatu permasalahan yang
dalil-dalilnya sama-sama kuat sehingga tidak dapat aku tentukan mana
yang haq dan mana yang batil, maka aku memohon petunjuk kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala sehingga Allah memberikan petunjuk kepadaku yang aku
tuliskan dalam kitab- kitabku ini, aku telah melepaskan diriku dari
semua yang sebelumnya aku yakini, sebagaimana aku lepaskan bajuku ini.
Kemudian dia membuang bajunya....
Wahai manusia, sesungguhnya aku menghilang dari kamu semua pada hari-hari yang lalu kerana aku melihat suatu permasalahan yang dalil-dalilnya sama-sama kuat sehingga tidak dapat aku tentukan mana yang haq dan mana yang batil, maka aku memohon petunjuk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga Allah memberikan petunjuk kepadaku yang aku tuliskan dalam kitab- kitabku ini, aku telah melepaskan diriku dari semua yang sebelumnya aku yakini, sebagaimana aku lepaskan bajuku ini.
Kemudian dia membuang bajunya....
No comments:
Post a Comment