Wednesday, April 6, 2011

Ciri-ciri Khawarijj Seperti yang disifati Rasulullah (s.a.w.)













1. Muda Umurnya dan Berakal Buruk

Sabda Nabi Muhammad SAW : Akan keluar pada akhir zaman suatu kaum, umurnya masih muda, sedikit ilmunya(kebodohan), mereka mengatakan ( perkataan) seperti dari sebaik-baik makhluk( manusia).Mereka membaca Al-Qur'an, tapi bacaannya itu tidak melebihi kerongkongannya(tak masuk ke hati ). Mereka terlepas (lari) dari agama seperti terlepasnya anak panah dari busurnya". (Hadits Riwayat Bukhari, VI/618, No. 3611, Muslim, II/746 No. 1066).

Umur yang masih muda, jika dibarengi dengan pemahaman yang rusak akan menimbulkan perbuatan yang asing dan tingkahlaku yang melampau, antara lain :

Meyakini bahwa diri mereka sajalah yang benar, sedangkan para imam yang telah mendapat petunjuk itu salah.

Mengkafirkan sebagian atas sebagian yang lain hanya karena perbedaan yang kecil saja.

Untuk itu tidak mengherankan bila mereka puas terhadap ilmu yang telah dimiliki dan merasa yakin bahwa mereka lebih pandai/alim daripada Ali Radhiyallahu 'anhu. Hingga Dzul Kwuaishirah berkata kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam

:"Berbuat adillah, sesungguhnya engkau tidak adil".

Tidak sepatutnya Iblis dicontoh dalam perbuatan keji seperti ini. Kita berlindung kepada Allah dari segalaperkara yg menghinakan. (Lihat Tablis Iblis, hal. 95).

2. Suka Mencela dan Menganggap Sesat

Sifat paling nyata dari Khawarij adalah suka mencela terhadap para Imam ummat [ikutan yg mendapat petunjuk ] menganggap mereka sesat, dan menghukum atas mereka sebagai orang-orang yang sudah keluar dari keadilan dan kebenaran. Sifat ini sudah tercermin dalam Hadits Riwayat Bukhari VI/617, No. 3610, VIII/97, No. 4351, Muslim II/743-744 No. 1064, Ahmad III/4, 5, 33, 224).

Berkata Ibnu Taimiyah tentang Khawarij :"Inti kesesatan mereka adalah keyakinan mereka berkenaan dengan Aimmatul huda (para imam yang mendapat petunjuk) dan jama'ah muslimin, yaitu bahwa Aimmatul huda dan jama'ah muslimin semuanya sesat.

3. Berprasangka Buruk (Su'udzan).

Ini adalah sifat Khawarij lainnya yang tampak dalam hukum ole contoh pertama merekaia itu Dzul Khuwaishirah dengan tuduhannya bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak ikhlas dengan katanya :

"Artinya : Demi Allah, sesungguhnya ini adalah suatu pembahagian yang tidak adil dan tidak dikehendaki di dalamnya wajah Allah". (Hadits Riwayat Muslim II/739, No. 1062, Ahmad IV/321).

Dzul Khuwaishirah (Khawarij di masa Rasulullah) ketika melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam membagi harta kepada orang-orang kaya(atas maslahat tertentu yg dia- mungkin -tak dapat faham ), bukan kepada orang-orang miskin, ia tidak dapat menerimanya dan tak bersangka baik atas pembagian tersebut.

Heran ya. Kalaulah tidak ada alasan selain yang membuat pembagian itu adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sekalipun, cukuplah hal itu mendorong untuk berbaik sangka. Akan tetapi Dzul Kuwaishirah enggan untuk itu, dan berburuk sangka disebabkan jiwa yang sakit..dan dengan beralaskan keadilan, dia berkata demikian. Yang demikian membawanya terjebak dalam perangkap Iblis (la'natullah atasnya )

4. Berlebih Dalam Beribadah.

Sifat ini telah ditunjukkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya :

Akan muncul suatu kaum dari umatku yang membaca Al-Qur'an, yang mana bacaan kalian tidaklah sebanding bacaan mereka sedikitpun, tidak pula shalat kalian sebanding dengan shalat mereka sedikitpun, dan tidak pula puasa kalian sebanding dengan puasa mereka sedikitpun". (Muslim II/743-744 No. 1064).

Berlebihan dalam ibadah berupa puasa, shalat, dzikir, dan tilawah Al-Qur'an merupakan perkara yang masyhur di kalangan orang-orang Khawarij. Dalam Fathu Al-Bari, XII/283 disebutkan :

"Mereka (Khawarij) dikenal sebagai qura' (ahli Al-Qur'an), karena besarnya kesungguhan mereka dalam tilawah dan ibadah, akan tetapi mereka suka menta'wil Al-Qur'an dengan ta'wil yang menyimpang dari maksud yang sebenarnya. Mereka lebih mengutamakan (mengagumi) pandangan sendiri , berlebih-lebihan dalam zuhud dan khusyu' dan lain sebagainya".

Ibnu Abbas juga telah mengisyaratkan sikap melampaui batas mereka ini ketika pergi untuk menghujjah pendapat mereka. Beliau berkata :

"Aku belum pernah menemui suatu kaum yang bersungguh-sungguh, dahi mereka luka karena seringnya sujud, tangan mereka seperti lutut unta, dan mereka mempunyai gamis yang murah, tersingsing, dan berminyak. Wajah mereka menunjukan kurang tidur karena banyak berjaga di malam hari". (Lihat Tablis Iblis, halaman 91).
Pernyataan ini menunjukkan akan ketamakan mereka dalam berdzikir dengan usaha yang keras.

5. Keras Terhadap Kaum Muslimin

Sesungguhnya kaum Khawarij dikenal bersikap bengis dan kasar, mereka sangat keras dan kasar terhadap muslimin, bahkan kekasaran mereka telah sampai pada derajat sangat tercela, yaitu menghalalkan darah dan harta kaum muslimin serta kehormatannya, mereka juga membunuh dan menyebarkan ketakutan di tengah-tengah kaum muslimin. Adapun para musuh Islam murni(sebenar-benar kafir) dari kalangan penyembah berhala dan lainnya, mereka mengabaikan, membiarkan serta tidak menyakitinya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberitakan sifat mereka ini dalam sabdanya :

"Artinya : .....Membunuh pemeluk Islam dan membiarkan penyembah berhala ....". (Hadits Riwayat Bukhari, VI/376, No. 3644, Muslim II/42 No. 1064).

Inilah sikap kaum Khawarij terhadap kaum muslimin dan orang-orang kafir. Keras, bengis, dan kasar terhadap kaum muslimin, tetapi lemah lembut dan membiarkan orang-orang kafir.

Jadi mereka tidak dapat mengambil manfa'at dari banyaknya tilawah dan dzikir mereka, mengingat mereka tidak mengambil petunjuk dengan petunjuk-Nya dan tidak menapaki jalan-jalan-Nya. Padahal Tuhan yang membuat Syari'at telah menerangkan bahwa syari'atnya itu mudah dan lembut, tidak untuk menyusahkan maupun memberatkan. Dan sesungguhnya yang disuruh ialah supaya bersikap keras terhadap orang kafir dan lembut terhadap orang beriman. Tetapi mereka ini melakukan sebaliknya. (Lihat Fathul Bari, XII/301).

6. Sedikitnya Pengetahuan Mereka Tentang Fiqih

Sesungguhnya kesalahan Khawarij yang sangat besar adalah kelemahan mereka dalam penguasaan pemahaman terhadap Kitab Allah dan Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Yang kami maksudkan adalah rosaknya faham mereka, sedikitnya tadabbur dan merasa terikat dengan golongan mereka, serta tidak menempatkan nash-nash pada tempatnya (tempatnya yang sebenar).

Dalam masalah ini Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menerangkan kepada kita dalam sabdanya.

"Artinya : ....Mereka membaca Al-Qur'an, tidak melebihi kerongkongannya".

Berkata Al-Hafidzh Ibnu Hajar :"Berkata Imam Nawawi, bahwa yang dimaksud yaitu mereka tidak ada bagian kecuali hanya melewati lidah mereka, tidak sampai pada kerongkongan mereka, apalagi ke hati mereka. Padahal yang diminta adalah dengan men-tadaburi-nya supaya sampai ke hatinya". (Lihat Fathul Baari, XII/293).

(Kerusakan ) pemahaman mereka yang menyimpang mempunyai bahaya yang besar. Kerusakan itu telah banyak membingungkan umat Islam dan menimbulkan luka yang berbahaya. Dimana mendorong pelakunya pada pengkafiran orang-orang shalih.

Oleh karena itu Imam Bukhari berkata :"Adalah Ibnu Umar menganggap mereka sebagai Syiraaru Khaliqah (seburuk-buruk mahluk Allah)". Dan dikatakan bahwa mereka mendapati ayat-ayat yang diturunkan tentang orang-orang kafir, lalu mereka kenakan untuk orang-orang beriman". (Lihat Fathul Baari, XII/282).

Imam Thabari meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma bahwa ia menyebutkan tentang Khawarij dan apa yang ia dapati ketika mereka membaca Al-Qur'an dengan perkataannya :

"Mereka beriman dengan yang muhkam dan binasa dalam ayat mutasyabih". (Lihat Tafsir Ath-Thabari, III/181).

Pemahaman mereka yang keliru itu mengantarkan mereka menyelisihi Ijma' Salaf dalam banyak perkara, hal itu dikarenakan olehkurang faham mereka dan kekaguman terhadap pendapat mereka sendiri, serta tidak bertanya kepada Ahlu Dzikri dalam perkara yang mereka samar atasnya.

Sesungguhnya kerusakan pemahaman mereka dan sedikitnya penguasaan fiqih menjadikan mereka sesat dalam istimbat-nya, walaupun mereka banyak membaca dan berdalil dengan nash-nash Al-Qur'an dan Sunnah Nabawi, akan tetapi tidak menempatkan pada tempatnya.

Benarlah sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika memberitakan tentang mereka. "Artinya :

".....Mereka membaca Al-Qur'an, mereka menyangka hal itu untuk mereka (pahala ) padahal atas mereka(dosa)". (Hadits Riwayat Muslim).

"Artinya : Mereka berkata dengan ucapan sebaik-baik makhluq dan membaca Al-Qur'an, tetapi tidak melebihi dari kerongkongan mereka". (Bukhari, VI/618 No. 3611, Muslim, II/746 No. 1066).

"Artinya : Membaguskan perkataannya tetapi buruk perbuatannya. Mengajak kepada kitab Allah, tetapi tidaklah mereka termasuk di dalamnya sedikit pun". (Hadits Riwayat Ahmad, III/224).

Golongan yang bersifatdemikian itulah diberi jolokan oleh Rasulullah (s.a.w)sebagai anjing-anjing neraka (kilabunnar ) : “Mereka adalah anjing-anjing neraka !” ( HSR. Ahmad )

Semoga kita dan yang disekeliling kita dijauhkan dan disembuhkan (jika telah ada )dari penyakit(sifat-sifat ) ini-kerana ia mampu bertapak dalam hati dan akan merosakkannya jika tidak dirawati sebaiknya .

(dengan penuh tawajjuh kami memohon kepadaMu ) :

"Ya Allah , kurniakanlah kepada diriku takwanya dan sucikanlah dia ; kerana Engkaulah sebaik-baik yang menyucikannya .(sesungguhnya )Engkaulah Penolong dan Pelindungnya....wasallallahu'ala Muhammad wa 'ala aalihi wasohbihi wasaalam , walhamdu lillahi rabbil 'aalameen""

Wallahu 'alam.

No comments:

Post a Comment