Hati(jantung rohani) seorang mu’min adalah laksana badan, ada kalanya sihat dan ada kalanya sakit. Seorang mu’min hendaknya mengetahui keadaan hatinya dan terapi untuk mengobatinya ketika sakit. Hati hendaknya lebih diutamakan untuk diperhatikan dibandingkan jasad, walaupun jasad sehat dan kuat tapi jika hati sakit, tidak akan mampu untuk melakukan ibadah dengan khusyu. Jiwa kuat seorang mu’min dan aktiviti yang diridhai Allah adalah disebabkan oleh hati yang tunduk pada Allah. Karena pergerakan sendi-sendi , badan akan senantiasa pada kebaikan dengan pergerakan hatinya yang terpaut pada Allah antara rasa cinta takut dan harap pada Allah.
Berbeda dengan orang munafik, orang munafik berat dalam melaksanakan sholat, apabila sholatnya tidak berdasarkan ketundukan hati .Ketika berperang orang munafik takut pada manusia melebihi takutnya pada Allah dan matlamatnya untuk dunia semata. Manakala bersedekahpun hanya kerana mencari nama dan tangannya pun terbelenggu untuk bersedekah.
Seorang mu’min semestinya menghiasi, mujahadah, murokobah pada hati lebih untuk diutamakan daripada badan sekalipun, karena :
- Hati (Qalb ) anggota badan yang dilihat Allah.
- Beresnya anggota badan ditinjau dari baik,lurus dan sehatnya hati.
- Hati tempat dilemparkan fitnah atau penyakit . Akan dilemparkan pada setiap hati manusia fitnah, yakni fitnah syahwat dan fitnah subhat. Pada setiap anak manusia yang awam maupun sholeh tak ada yang luput dari fitnah tersebut. Adapun solusi untuk menangkal fitnah syahwat adalah dengan kesabaran dan untuk menolak fitnah syubhat adalah dengan yakin.
- Hati sangat mudah berubah. Hati senantiasa ada dalam 3 keadaan yang berubah setiap detiknya berbolak balik dari satu keadaan dengan keadaan yang lain yakni antara hati yang condong pada keburukan, hati yang bimbang dan hati yang istiqomah. Contoh: ketika ada berita baik dari kondisi saudara kita terkadang kita tidak turut gembira. Akan tetapi ada sedikit celah keburukan dari saudara kita,serta merta kita menambah-nambah beritanya sehingga menjadikan fitnah tersebut lagi semakin parah..
- Hati tempat tujuan syaitan menggoda kita. Syaitan bergerak dengan mengikutin aliran darah. Syaitan senang dengan orang yang marah,karena orang yang marah akan melakukan pembunuhan, kezholiman dan kata yang tidak pantas , tidak jujur, laknat dan cacian
- Tingkatan pahala amal kita salah satunya bergantung kepada tingkatan yang ada dalam hati kita. Rasullullah mencela orang khawarij karena mereka membaca Al-Qur’an tapi tidak sampai pada hatinya.
- Ibadah hati lebih tinggi kedudukannya dari ibadah anggota badan. Tidak khusyu anggota badan hingga khusyu hatinya. Tidak lurus iman seseorang sehingga lurus hatinya. Dan tidak lurus hati seseorang sehingga lurus imannya.
- Penyakit hati itu tersembunyi , tidak diketahui kecuali oleh dirinya. Rasulullah pernah bersabda (ertinya ) : " Perkara yang paling aku takuti pada diri kalian adalah riak."
- Keselamatan seseorang tergantung keistiqomahan hatinya. Karena Seseorang tidak diselamatkan Allah dari siksa kubur, azab akhirat, shirot, hisab kecuali dengan hati yang bersih sejahtera.
"Kecuali (harta benda dan anak-pinak) orang-orang yang datang mengadap Allah dengan hati yang selamat sejahtera ( bersih dari syirik , munafik dan penyakit-penyakit hati yang lain); (Asy-Syu'araa' 26:89)
Seorang mu’min hendaknya muhasabah, mujahadah dan muroqobah pada hati bahkan pada amal.
Muhasabah amal diantaranya dilakukan pada triga peringkat iaitu :
- ketika sebelum beramal,
-ketika sedang beramal dan
- setelah beramal.
Seseorang itu mungkin dalam keadaan berbahaya sedangkan dia merasa dirinya bersih dan ada orang yang hatinya sakit tapi tidak merasakan sakit. Jika demikian maka akan ada pada dirinya sifat takabur dan tidak mengintrospeksi diri atau muhasabah. Lalu bagaimana caranya untuk menyembuhkan penyakit yang ada pada hatinya : iaitu dengan menghadiri majlis-majlis ilmu dan bergaul dengan orang sholeh untuk mendapat nasihat sebagai terapi penyembuhan terhadap hatinya. Wallahu a’lam
Ust Abu Qotadah, 24 Agustus 2011http://ahsan.tv/artikel/ringkasan-kajian/99-sebab-sebab-lembutnya-hati-ust-abu-qotadah
No comments:
Post a Comment