Wednesday, May 30, 2012

Kisah Ibu dari 10 Anak Penghafal Al-Quran



Kisah nyata sebuah keluarga muslim di Indonesia. Keluarga dakwah. Keluarga yang mampu menjadikan 10 orang buah hati mereka sebagai anak-anak yang shalih, hafal Al-Qur'an dan berprestasi. Keluarga luar biasa itu adalah pasangan suami istri Mutammimul Ula dan Wirianingsih beserta 10 putra-putri mereka. Yang lebih luar biasa lagi adalah, kedua orang tua ini tergolong super sibuk dengan berbagai aktifitas dakwahnya. Mutammimul Ula adalah anggota DPR RI dari fraksi PKS. Sedangkan Wirianingsih adalah Staf Departemen Kaderisasi DPP PKS sekaligus Ketua Aliansi Selamatkan Anak (ASA) Indonesia dan Ketua Umum PP Salimah (Persaudaraan Muslimah) yang cabangnya sudah tersebar di 29 propinsi dan lebih dari 400 daerah di Indonesia.

1.Anak pertama, Afzalurahman Assalam
Putra pertama. Hafal Al-Qur'an pada usia 13 tahun. Saat buku ini ditulis usianya 23 tahun, semester akhir Teknik Geofisika ITB. Juara I MTQ Putra Pelajar SMU se-Solo, Ketua Pembinaan Majelis Taklim Salman ITB dan terpilih sebagai pesertaPertamina Youth Programme 2007.

2.Anak kedua, Faris Jihady Hanifah
Putra kedua. Hafal Al-Qur'an pada usia 10 tahun dengan predikat mumtaz. Saat buku ini ditulis usianya 21 tahun dan duduk di semester 7 Fakultas Syariat LIPIA. Peraih juara I lomba tahfiz Al-Qur'an yang diselenggarakan oleh kerajaan Saudi di Jakarta tahun 2003, juara olimpiade IPS tingkat SMA yang diselenggarakan UNJ tahun 2004, dan sekarang menjadi Sekretaris Umum KAMMI Jakarta.

3.Anak ketiga, Maryam Qonitat.
Hafal Al-Qur'an sejak usia 16 tahun. Saat buku ini ditulis usianya 19 tahun dan duduk di semester V Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo. Pelajar teladan dan lulusan terbaik Pesantren Husnul Khatimah 2006. Sekarang juga menghafal hadits dan mendapatkan sanad Rasulullah dari Syaikh Al-Azhar.

4.Anak Keempat, Scientia Afifah Taibah
Putri keempat. Hafal 29 juz sejak SMA. Kini usianya 19 tahun dan duduk di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Saat SMP menjadi pelajar teladan dan saat SMA memperoleh juara III lomba Murottal Al-Qur'an tingkat SMA se-Jakarta Selatan.

5.Anak Kelima, Ahmad Rasikh 'Ilmi
Putra kelima. Saat buku ini ditulis hafal 15 juz Al-Qur'an, dan duduk di MA Husnul Khatimah, Kuningan. Ia lulusan terbaik SMPIT Al-Kahfi, juara I Kompetisi English Club Al-Kahfi dan menjadi musyrif bahasa Arab MA Husnul Khatimah.

6.Anak Keenam, Ismail Ghulam Halim
Putra keenam. Saat buku ini ditulis hafal 13 juz Al-Qur'an, dan duduk di SMAIT Al-Kahfi Bogor. Ia lulusan terbaik SMPIT Al-Kahfi, juara lomba pidato bahasa Arab SMP se-Jawa Barat, serta santri teladan, santri favorit, juara umum dan tahfiz terbaik tiga tahun berturut-turut di SMPIT Al-Kahfi.
Anak Ketujuh, Yusuf Zaim Hakim
7.Putra ketujuh. Saat buku ini ditulis ia hafal 9 juz Al-Qur'an dan duduk di SMPIT Al-Kahfi, Bogor. Prestasinya antara lain: peringkat I di SDIT, peringkat I SMP, juara harapan I Olimpiade Fisika tingkat Kabupaten Bogor, dan finalis Kompetisi tingkat Kabupaten Bogor.
 
8.Anak Kedelapan, Muhammad Syaihul Basyir
Putra kedelapan. Saat buku ini ia duduk di MTs Darul Qur'an, Bogor. Yang sangat istimewa adalah, ia sudah hafal Al-Qur'an 30 juz pada saat kelas 6 SD.
 
9.Anak Kesembilan, Hadi Sabila Rosyad
Putra kesembilan. Saat buku ini ditulis ia bersekolah di SDIT Al-Hikmah, Mampang, Jakarta Selatan dan hafal 2 juz Al-Qur'an. Diantara prestasinya dalah juara I lomba membaca puisi.

 10.Anak Kesepuluh, Himmaty Muyassarah
Putri kesepuluh. Saat buku ini ditulis ia bersekolah di SDIT Al-Hikmah, Mampang, Jakarta Selatan dan hafal 2 juz Al-Qur'an.

***
Kembali ke keluarga Mutammimul Ula di atas.
Pada akhirnya kita dapat menarik simpulan, di balik kesuksesan Kang Tamim ternyata ada satu sosok wanita yang telah melahirkan sebelas keturunannya. Siapa lagi kalau bukan istrinya, Wirianingsih. Memang siapa dia?
Sosok besar yang bertitel lengkap Dra. Wirianingsih, Bc.Hk. lahir di Jakarta, 11 September 1962 (48 tahun). Selain ibu rumah tangga, banyak aktivitas yang dia lakukan diantaranya menjadi dosen, kuliah pasca sarjana, dan aktivis perempuan. Terkini adalah menjadi anggota Dewan Pertimbangan PP Persaudaraan Muslimah (Salimah) bersama Ustazah Yoyoh Yusroh, Nursanita Nasution, dll dimana sebelumnya dia menjadi Ketua Umum. Mereka adalah anggota DPR dari fraksi yang sama dengan Mutammimul Ula.
Lalu, metode apa yang Kang Tamim dan Mbak Wiwi terapkan dalam mendidik putra-putrinya?
Kuncinya adalah keseimbangan proses. Begitu simpulan dari metode pendidikan anak-anak sebagaimana tertulis dalam buku “10 Bersaudara Bintang Al-Quran. “ Walapun mereka berdua sibuk, mereka telah menetapkan pola hubungan keluarga yang saling bertanggungjawab dan konsisten satu sama lain. Selepas Maghrib jadwal mereka yaitu berinteraksi dengan Al-Quran.

Guna mendukung kesuksesan program ini, mereka mencanangkan kebijakan sederhana, yakni: menyingkirkan televisi dari rumah, tidak memasang gambar-gambar selain kaligrafi, tidak membunyikan music-musik yang melalaikan, dan tidak ada perkataan kotor di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Hal yang cukup mendasar yang dimiliki keluarga ini sehingga mampu mendidik 10 bersaudara bintang Al-Quran adalah visi dan konsep yang jelas.
 
~ Pertama adalah menjadikan putra-putri seluruhnya hafal Al-Quran. 
~ Kedua, pembiasaan dan manajemen waktu. Setelah salat Subuh dan Maghrib adalah waktu khusus untuk Al-Quran yang tidak boleh dilanggar dalam keluarga ini.  
Sewaktu masih bltita, Wirianingsih konsisten membaca Al-Quran di dekat mereka, mengajarkannya, bahkan mendirikan TPQ di rumahnya.
~ Ketiga, mengkomunikasikan tujuan dan memberikan hadiah. Meskipun awalnya merasa terpaksa, namun saat sudah besar mereka memahami menghafal Al-Quran sebagai hal yang sangat perlu, penting, bahkan suatu keperluan. Komunikasi yang baik sangat mendukung hal ini. Dan saat anak-anak mampu menghafal Al-Quran, mereka diberi hadiah. Barangkali semacam reward atas pencapaian mereka, mengenai punishment tidak dijelaskan secara terperinci.

Penulis buku itu juga membahas keperluan mendesak menjadi hafiz Al-Quran. Penulis mengklasifikasikannya menjadi dua bagian: keutamaan dunia dan keutamaan akhirat.
 Fadhail dunia antara lain: hifzul Al-Quran merupakan nikmat rabbani, mendatangkan kebaikan, berkah dan rahmat bagi penghafalnya, hafiz Al-Quran mendapat penghargaan khusus dari Nabi (tasyrif nabawi), dihormati umat manusia, dan menjadi keluarga Allah di muka bumi. 
Sedangkan fadhail akhirat meliputi: Al-Quran menjadi penolong (syafaat) penghafalnya, meninggikan derajat di surga, penghafal Al-Quran bersama para malaikat yang mulia dan taat, diberi tajul karamah (mahkota kemuliaan), kedua orang tuanya diberi kemuliaan, dan pahala yang melimpah.

Sumber : 10 Bersaudara Bintang Al-Qur'an
Penulis : Izzatul Jannah – Irfan Hidayatullah
Penerbit : Sygma Publishing, Bandung (2),. Januari 2010

INDAHNYA SHALAT

INDAHNYA SHALAT (Nasehat Diri Sendiri)

Bismillaah ...


SHALAT itu indah sebagaimana Al-Quran yang dihiasi dengan ungkapan bahasa yang juga indah. Ajakan shalat yang dikemundangkan muazzin, diungkapkan dengan bahasa yang sangat indah, hayya alla sholah, hayya alla falaah, marilah sholat dan anda akan mendapatkan suatu keberuntungan.


Ungkapan yang sangat tidak memaksa, tetapi diberikan sesuatu rahasia bahwa anda akan merasakan suatu keberuntungan. Dilanjutkan dengan ungkapan, Assholatu khorumminannaum , sholat itu lebih baik daripada tidur. Ungkapan rahasia ini sebenarnya tidak rahasia lagi. Sebagaimana yang diungkapkan dalam Al-Quran, yaitu, dengan selalu menegakan shalat, kita akan terhindar perbuatan keji dan mungkar.


Shalat menjadi sebuah terapi terhadap fenomena kejahatan yang kian hari kian mewabah. Kejahatan muncul karena lebih banyak diawali oleh stress, tekanan hidup yang menghimpit. Maka, terjadilah berbagai kekacauan di masyarakat, korupsi, perampokan hingga pembunuhan. Lantas, Shalat dijadikan sebagai obat berbagai kemelut kehidupan ini. Shalat bahkan mampu mencegah sebelum kejahatan itu terjadi.


Ketika kita melakukan suatu gerakan ruku maupun sujud, itu adalah awal bagaimana Allah mencegah dari perbuatan stress, yaitu menjadikan tubuh mengalami relaksasi. Orang bisa tercegah dari stresnya dengan adanya relaksasi, otak itu dikendorkan dengan gerakan ruku maupun gerakan sujud.


Tak hanya itu, shalat juga membentuk karakter yang baik, yaitu akhlakul karimah, dengan lebih dulu memproses otak hingga ke alam bawah sadar. Karena, dalam bacaan shalat penuh dengan doa dan bacaan-bacaan yang indah dan positif. Inilah yang akan terekam dalam otak, yang akan menjadi suatu gerakan secara otomatis yaitu autogenic.


Dalam shalat, kita mengucapkan kata-kata subhana robbil azimi wabihamdih atau Allahuakbar yang terus diulang-ulang. Kalimat Allahuakbar, Allahuakbar, masuk dalam penghayatan hingga menjadi suatu kesadaran yang penuh bahwa Allah Maha Besar.


Dalam sebuah penelitian, seseorang mengucapkan kata-kata bunuh diri, aku mau mati, aku mau mati, aku mati dengan penghayatan yang sangat dalam itu akan masuk ke bawah sadar. Dan, terbukti ia akhirnya bunuh diri. Nah, kekuatan pikiran inilah yang akan menjadi sesuatu yang akhirnya menjadi suatu perbuatan negatif.


Kenapa dalam shalat kata-kata takbir dan doa diucapkan terus berulang. Karena, disitulah kekuatannya. Seperti dalam sebuah iklan produk, yang terus diulang-ulang, akan direkam dalam memori, hingga pelanggan dengan mudah mengingat kemudian membeli produk tersebut. Inilah yang disebut The Power of Repetition


Nah, kalau sholat itu hanya dibaca dengan sekedarnya, maka dia tidak akan menghasilkan apa pun. Dalam konteks psikologi modern bahwa manusia dibentuk oleh kepribadian ketaksadaran kolektif atau collective unconsciousness. Bahwa manusia dibentuk oleh “ketaksadarannya” . Ketaksadarannya ini masuk ke alam bawah sadar. Apa yang dilakukannya sebagai sebuah kebiasan yang berulang, akan membentuk sebuah karakter.


Oleh karena itu, sholat merupakan pembentukan ahlaqul karimah. Ahlaqul karimah diproses oleh Allah, baik mulai gerakan yang diulang-ulang, bacaan yang diulang-ulang, maka bisa dipastikan secara ilmiah, orang itu akan berubah total menjadi orang baik.


Dengan gerakan, katakanlah 100 hari sholat dengan yang sempurna, orang itu otomatis tubuhnya akan reflek, autogenic . Akan reflek melakukan apa yang dia ucapkan. Ketika ia menundukan wajahnya, pikirannya, dan hatinya yang diulang-ulang, pasti akan merasakan suatu ketenangan, yaitu ketenangan yang terus menerus ketika berzikir. Zikir yang menenangkan, masuk ke dalam hatinya akan direspon oleh otak. Dalam otak itu akan direspon dalam memorinya, maka orang itu diulang-ulang mendapat ketenangan.


Sebagai contoh sederhana, orang yang takut berjalan di malam hari di tempat gelap, Karena memorinya tanpa sadar, merekam berita dari orang lain bahwa kalau malam hari itu hantu-hantu keluar. Maka informasi yang diulang-ulang, padahal orang itu tidak pernah melihat hantu sendiri. Tanpa sadar, tapi secara otomatis, otak kita juga bekerja dan mengeluarkan hormon takut. Sehingga jantung berdetak kencang, kemeringet akibat informasi yang masuk ke otak dan memerintahkan seluruh syaraf kita dan hormon kita mengalami ketakutan.


Coba anda bandingkan, dengan petugas forensik yang biasa ke kamar mayat.


Mungkin orang lain ketakutan melihat mayat, tapi bagi dia biasa saja. Bagi ahli forensik yang sudah otaknya diseting, atau pengalaman berulang-ulang, dia tidak menemukan apa-apa, maka otaknya akan mengatakan tidak ada apa-apa. Begitu tidak ada apa-apa, perintah otaknya tidak akan melaksanakan perintah terhadap organ tubuhnya sehingga tidak ada hormon ketakutan.


Inilah yang perlu kita ciptakan dalam shalat. Indahnya sholat, karena sangat indah cara penanganannya. selama ini kita menggunakan tidak indah dengan kata-kata kasar, diperintah, digebuk, dipukul, tapi orang tidak diproses untuk menerima itu. Sehingga adanya proses yang tidak baik terhadap sholat, maka sudah tidak indah lagi karena sholat ditolak oleh bawah sadarnya. Sehingga ketika berdiri sholat, takbir Allahuakbar Allahuakbar, langsung tubuh kita langsung merespon untuk menolaknya. Maka terjadilah ketidakkhusyuan.


Bawah sadar kita tidak mau adanya sholat sehingga kita melakukan suatu gerakan sholat dengan terburu-buru. Itu menunjukan bahwa tubuh kita sudah menolak pekerjaan yang tidak disukainya. sholat itu adalah berdialog dengan tuhan. Kalau anda berbicara dengan tuhan, tidak ada orang yang tidak sholat khusyu.


Assolatubimakna addua.., sholat itu bermakna doa. Berarti ketika baca al-fatihah, engkau mengerti artinya, lalu engkau ucapkan dengan benar, misalkan dalam kalimat : iyya kana’ budu, waiyya kanastain. Disitukan ada permohonan, kepada engkau ya Allah, aku bersembah dan kepada engkau, aku minta pertolongan. Berarti ada dialog. Begitu pula, ketika engkau ucapkan dengan niat, pasti khusyu. Contoh : robbighfirli, warhamni, wajburni, warfa’ni, warjughni, wahdini, waafini wa’fuani.


Kebanyakan kita hanya membaca, padahal disitu artinya : aku minta maaf kepada Allah. Coba engkau sadarkan, bahwa engkau salah, bahwa engkau harus minta maaf kepada Allah. Apa yang engkau lakukan ? Seolah-olah engkau meminta maaf kepada ibu anda. Ketika kita minta maaf kepada ibu anda, dari rumah sudah ada terasa bahwa saya akan minta maaf sama ibu saya, Berarti ada niat, ada niat berarti ada dorongan dari dalam. Ketika saya mintakan, …bu..kalau memang anda salah, pasti akan keluar air mata, ketika mengucapkan ibu.., maafkan saya, bu, kasihani saya bu…


Selama ini kita sholat, tidak ada niat minta maaf. Padahal awal daripada sholat ini didasarnya adalah niat. Innamal a’malu binniat. Apa niat itu ?.. Niat itu harus dilakukan dengan sengaja. Berarti kalau kau sengaja, pasti khusyu. Ketika engkau mengatakan robbiqfirli, tidak mungkin cepat-cepat, pasti ada perasaan salah. Orang yang punya perasaan salah, pasti akan mengatakan robbiqfirliiiiiii. .. Dan itu akan bergetar kalau diucapkan dengan benar. Kalau disampaikan dengan hajat yang benar.


Kalau itu dirasakan, anda akan pasti bergetar. kalau minta maaf. Kalau engkau hanya membaca , tidak akan terasa apa-apa. Jika engkau mengatakan robbiqfirli. ., warhamni.., itu akan bergetar. Setiap kata bergetar, lalu pada akhirnya kita akan mengatakan warjuqni. Kalau engkau memang sengaja minta rezeki, sengaja engkau memohon, pastilah kalimatnya agak lama, karena ada dialog antara hamba dan tuhannya.Dan kalau engkau minta sehat, pasti engkau ucapkan benar. Kalau engkau sakit, katakan : wa afini. Akan lebih terhayati ketika engkau sakit


JIka, engkau niatkan, ada daya yang mengalir, bergetarkan hati, dari situ ada sambutan ilahi begitu kita ucapkan robbiqfirli, warhamni, wajburni, warfa’ni, warjuqni, wahdini, wa afini, wa’fuani. Inilah intinya keindahan shalat. Siapa pun akan mengalami kekhusyuan jika shalatnya sudah benar, karena ia sedang berdialog dengan Allah, zat yang Maha Besar dan Maha Suci.
~ Saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran

Hafidz Ibnu Hajar: Bijak Menyikapi Perbedaan

 



Hafiz Ibn Hajar lahir dalam keadaan yatim pada tahun 733 hijriyah di Mesir. Di usia 9 tahun sudah mampu menghafal al-Qur’an, hafal al-’Umdah (kumpulan Hadits-Hadits hukum), Alfiyah Hadits Iraqi (ilmu Hadits). 

Imam Syaukani menyebutkan bahwa guru-guru Ibnu Hajar adalah para pakar di bidang masing-masing, antara lain: Hafidz al-Iraqi (ahli Hadits), Ibnu Mulaqqin (ulama terbanyak berkarya), dan Al Bulqini (ahli fikih). 

Ia pun telah melakukan perjalanan ke Hijaz, Yaman, Syam, dan Makkah untuk mecari ilmu.

Guru dari Imam Sakhawi dan Imam Suyuthi ini menghasilkan karya fenomenal Fathu al-Bari, dalam waktu 25 tahun, yang dijuluki olah para ulama sebagai Qomus As Sunnah (Kamus Sunnah). Juga beberapa buku yang berhubungan dengan kedudukan periwayat Hadits, seperti Lisan al-Mizan dan Tahdzib at- Tahdzib.
Kepakaran beliau dalam berbagai disiplin ilmu cukup diakui, hingga beberapa ulama seperti Imam As Suyuthi dan As Sakhawi menggelarinya dengan sebutan Syaikh al-Islam, hingga As Sakhawi menulis buku khusus tentang Ibnu Hajar yang berjudul Jawahir ad Dhurar fi Tarjamah Syaikh al Islam Ibnu Hajar. Beliau wafat tahun 852 H di Mesir.

Kisah antara Ibnu Hajar dan Karibnya, Badruddin Al 'Aini
Mereka berdua adalah sahabat dekat. Badrududdin Al ‘Aini pernah mengundang Ibnu Hajar agar berkunjung ke ‘Ainatab, dan Ibnu Hajar membacakan untuknya tiga hadits, satu dari Musnad Ahmad dan yang lain dari Sahih Muslim. Begitu pula ‘Aini, ia datang ke majelis imla’ Ibnu Hajar di Halab.

Sedangkan Badrud Din Al ‘Aini lahir di ‘Ainatab, meninggal di Mesir pada tahun 855 H, muhadits, muarikh bermadzhab Hanafi, penulis Umdatul Qari (syarh Sahih Bukhari).

Walau mereka sahabat dekat, akan tetapi satu sama lain tetap saling mengkritisi. Ibnu Hajar sendiri telah memeriksa beberapa karya ‘Aini, salah satunya adalah Al Mu’ayid Syaikhul Mahmudi. Ibnu Hajar menemukan kurang lebih 400 bait yang tidak beraturan 

Sebagaimana juga Ibnu Hajar mengkritik tarikh kabir ‘Aini, Aqdul Juman Fi Tarikh Ahluz Zaman. Berkata Ibnu Hajar dalam muqadimah Imba’ul Ghumar: “Aku telah memeriksa tarikh (sejarah) milik Qodhi Badruddin Al ‘Aini, ia menyebutkan bahwa rujukan dalam penulisan tarikhnya adalah Ibnu Katsir, akan tetapi setelah Ibnu Katsir berhenti menulis tarikh dikarenakan wafat, maka rujukannya berganti ke Tarikh Ibnu Duqmaq. 

Hingga ‘Aini menukil satu lembar penuh secara berurutan, malah kemungkinan ia bertaklid terhadap kesalahan yang ada di dalamanya. Dan aku pun terheran-heran, bahwa Ibnu Duqmaq menyebutkan beberapa peristiwa yang ia saksikan, akan tetapi ‘Aini menulisnya apa adanya, padahal peritiwa itu terjadi di Mesir dan dia jauh di ‘Ainatab. Akan tetapi aku tidak menyibukkan diri untuk memeriksa seluruh kesalahannya. Malah aku mengutip darinya apa yang tidak aku dapati, yaitu kejadian-kejadian yang kukira ‘Aini menyaksikan sedangkan aku tidak mengetahuinya.” (Imba’ul Ghumar hal.4-5, vol.1)

Lihat, Ibnu Hajar tidak menyibukkan diri untuk memeriksa seluruh kekliruan-kekliruan orang yang telah mengkritiknya, ia juga tetap bisa berbuat obyektif, yaitu tetap merujuk karya ‘Aini tentang hal yang ia tidak mengetahuinya.

Al ‘Aini dalam Umdatul Qari juga mengoreksi karya Fathul Bari, karya Ibnu Hajar, menukil dari buku itu satu-dua lembar, lalu menghitung kesalahan-kesalahannya. Lalu Ibnu Hajar menjawab secara inshaf dengan dua buku, yang berjudul Al Istinshaf ‘Ala ‘Atha’in Al ‘Aini, dalam buku tersebut disebutkan bahwa ‘Aini mengritik khutbah Ibnu Hajar atas Fathul Bari dan ‘Aini mengutamakan Umdatul Qari atas syarh Sahih Bukhari sebelumnya, yaitu Fathul Bari

Maka Ibnu Hajar menjawab kritikan tersebut dan para ulama’ yang hidup di masanya pun membenarkan Ibnu Hajar. Buku ke dua Ibnu Hajar yang menjawab kritikan ‘Aini adalah Intiqadhul I’tiradh, yang berisi sanggahan terhadap kritikan ‘Aini terhadap Fathul Bari, akan tetapi Allah memanggilnya sebelum ia menyempurnakan bukunya tersebut (lihat juga Al Jawahir Wad Dhurar, hal. 224-226).

Walaupun demikian Ibnu Hajar tetap mencantumkan nama Al ‘Aini dalam Mu’jam Shuyukh-nya, Al Majma’ Al Mu’asis Lil Mu’jamil Fahras. Begitu pula ia menulis riwayat ‘Aini di Rafi’il ‘Ishri ‘An Qudhati Mishri-nya, secara ringkas. Dari sini bisa terlihat jelas, walau ada perselisihan antara keduanya, Ibnu Hajar tetap mengakui bahwa Al Aini adalah gurunya

Sebagaimana ‘Aini juga mengambil faidah dari Ibnu Hajar, khususnya ketika ia menulis Rijal At Thohawi. Dinukil dari Hafidz As Sakhawi: “…dan aku menyaksikanya (Al ‘Aini) bertanya kepada syaikh kami ketika belau hendak meninggal tentang masmu’at (pelajaran yang disimak) dari Al Iraqi, lalu Ibnu Hajar menjawab: “Hal itu tidak berada dalam buku, akan tetapi aku menulisnya menyertai riwayat hidupnya (Al Iraqi) dalam mu’jamku yang telah aku nukil dari beliau, dan hal itu tidak sedikit, periksalah, jika engkau telah menemukan, kita bisa coba mencari sisanya (Badruddin Al ‘Aini li Ma’tuq, hal. 169-170).

Ibnu Hajar juga menulis sebuah risalah yang bernama Al Ajwibah Al Ainiyah ‘Alal As’ilah Al ‘Ainiyah, yang berisi jawaban Ibnu Hajar atas pertanyaan-pertanyaan ‘Aini Ini menunjukkan kemulyaan akhlak kedua imam besar tersebut, walau saling mengkritik akan tetapi keduanya masih saling menerima ilmu satu sama lain. Dan perbedaan yang ada di kalangan keduanya tidak menghalangi Ibnu Hajar untuk tetap membantu Al ‘Aini dalam masalah keilmuan. Bagitu juga Al ‘Aini, ia tidak gengsi untuk bertanya kepada Ibnu Hajar tentang persoalan yang berhubungan dengan ilmu.

Dan sikap kedua tokoh umat ini banyak berbeda jika dibandingkan dengan sebagian penuntut ilmu saat ini yang keilmuannya amat jauh di bawah kedua . Di saat terjadi khilaf di antara mereka, anatar keduanya enggan bertegur sapa, atau bahkan saling kecam satu-sama lain, padahal mereka masih berada dalam khilaf yang masih ditoleransi dalam Islam. 

Oleh Thariq

24 Agustus 2009
Sumber:Inpasonline

Tuesday, May 29, 2012

Menyingkap 1001 Hikmah Shalat Subuh



 
“Sesungguhnya amal manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya” Jika shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya; dan kalau jelek, maka jeleklah seluruh amalnya. Bagaimana mungkin seorang mukmin mengharapkan kebaikan di akhirat, sedang pada hari kiamat bukunya kosong dari shalat Subuh tepat waktu?
“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak” [HR Al-Bukhari dan Muslim]

Shalat Subuh memang shalat wajib yang paling sedikit jumlah rekaatnya; hanya dua rekaat saja. Namun, ia menjadi standar keimanan seseorang dan ujian terhadap kejujuran, karena waktunya sangat sempit (sampai matahari terbit)

Ada hukuman khusus bagi yang meninggalkan shalat Subuh. Rasulullah saw telah menyebutkan hukuman berat bagi yang tidur dan meninggalkan shalat wajib, rata-rata penyebab utama seorang muslim meninggalkan shalat Subuh adalah tidur.
“Setan melilit leher seorang di antara kalian dengan tiga lilitan ketika ia tidur. Dengan setiap lilitan setan membisikkan, ‘Nikmatilah malam yang panjang ini’. Apabila ia bangun lalu mengingat Allah, maka terlepaslah lilitan itu. Apabila ia berwudhu, lepaslah lilitan yang kedua. Kemudian apabila ia shalat, lepaslah lilitan yang ketiga, sehingga ia menjadi bersemangat. Tetapi kalau tidak, ia akan terbawa lamban dan malas”.
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan (waktu Isya’ dan Subuh) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat” [HR. Abu Dawud, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]

Allah akan memberi cahaya yang sangat terang pada hari kiamat nantinya kepada mereka yang menjaga Shalat Subuh berjamaah (bagi kaum lelaki di masjid), cahaya itu ada dimana saja, dan tidak mengambilnya ketika melewati Sirath Al-Mustaqim, dan akan tetap bersama mereka sampai mereka masuk surga, Insya Allah.
“Shalat berjamaah (bagi kaum lelaki) lebih utama dari shalat salah seorang kamu yang sendirian, berbanding dua puluh tujuh kali lipat. Malaikat penjaga malam dan siang berkumpul pada waktu shalat Subuh”. “Kemudian naiklah para Malaikat yang menyertai kamu pada malam harinya, lalu Rabb mereka bertanya kepada mereka - padahal Dia lebih mengetahui keadaan mereka - ‘Bagaimana hamba-2Ku ketika kalian tinggalkan ?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami jumpai mereka dalam keadaan shalat juga’. ” [HR Al-Bukhari]

Sedangkan bagi wanita - walau shalat di masjid diperbolehkan - shalat di rumah adalah lebih baik dan lebih banyak pahalanya, yaitu yang mengerjakan shalat Subuh pada saat para pria sedang shalat di masjid. Ujian yang membedakan antara wanita munafik dan wanita mukminah adalah shalat pada permulaan waktu.
“Barang siapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Shalat Subuh menjadikan seluruh umat berada dalam jaminan, penjagaan, dan perlindungan Allah sepanjang hari. Barang siapa membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntutnya, sehingga Ia akan membenamkan mukanya ke dalam neraka” [HR Muslim, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]
Banyak permasalahan, yang bila diurut, bersumber dari pelaksanaan shalat Subuh yang disepelekan. Banyak peristiwa petaka yang terjadi pada kaum pendurhaka terjadi di waktu Subuh, yang menandai berakhirnya dominasi jahiliyah dan munculnya cahaya tauhid. “Sesungguhnya saat jatuhnya adzab kepada mereka ialah di waktu Subuh; bukankah Subuh itu sudah dekat?” (QS Huud:81)

Rutin harian dimulainya tergantung pada pelaksanaan shalat Subuh. Seluruh urusan dunia seiring dengan waktu shalat, bukan waktu shalat yang harus mengikuti urusan dunia.
“Jika kamu menolong (agama) Allah, maka ia pasti akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS Muhammad : 7)
“Sungguh Allah akan menolong orang yang menolong agamanya, sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa” (QS Al-Hajj:40)

TIPS MENJAGA SHALAT SUBUH :
  • Ikhlaskan niat karena Allah, dan berikanlah hak-hak-Nya
  • Bertekad dan introspeksilah diri Anda setiap hari
  • Bertaubat dari dosa-dosa dan berniatlah untuk tidak mengulangi kembali
  • Perbanyaklah membaca doa agar Allah memberi kesempatan untuk shalat Subuh
  • Carilah kawan yang baik (shalih)
  • Latihlah untuk tidur dengan cara yang diajarkan Rasulullah saw (tidur awal; berwudhu sebelum tidur; miring ke kanan; berdoa)
  • Mengurangi makan sebelum tidur serta jauhilah teh dan kopi pada malam hari
  • Ingat keutamaan dan hikmah Subuh; tulis dan gantunglah di atas dinding
  • Bantulah dengan 3 buah bel pengingat(jam weker; telpon; bel pintu)
  • Ajaklah orang lain untuk shalat Subuh dan mulailah dari keluarga

Jika Anda telah bersiap meninggalkan shalat Subuh, hati-hatilah bila Anda berada dalam golongan orang-orang yang tidak disukai Allah untuk pergi shalat. Anda akan ditimpa kemalasan, turun keimanan, lemah dan terus berdiam diri.

Disarikan dari :
Buku “MISTERI SHALAT SUBUH”
Menyingkap 1001 Hikmah Shalat Subuh Bagi Para Pribadi dan Masyarakat
Pengarang : DR. Raghib As-Sirjani
Penerbit : Aqwam 
~"Kisah-Kisah Teladan Islami Penuh Hikmah" ·

Coconut Oil Benefits


Coconut Oil Benefits: When Fat Is Good For You
(repost)


Did you know that multiple studies on Pacific Island populations who get 30-60 percent of their total caloric intake from fully saturated coconut oil have all shown nearly non-existent rates of cardiovascular disease?

... The fact is, all saturated fats are not created equal.
The operative word here is "created," because some saturated fats occur naturally, while other fats are artificially manipulated into a saturated state through the man-made process called hydrogenation.

Hydrogenation manipulates vegetable and seed oils by adding hydrogen atoms while heating the oil, producing a rancid, thickened substance that really only benefits processed food shelf life and corporate profits -- just about all experts now agree, hydrogenation does nothing good for your health.

These manipulated saturated fats are also called trans-fats -- and you should avoid them like the plague. But if one form of saturated fat is bad for you, does that mean all saturated fat is bad for you?

Absolutely not!

The Tropics' Best Kept Secret

The truth about coconut oil is obvious to anyone who has studied the health of those who live in native tropical cultures, where coconut has been a primary dietary staple for thousands of years.

Back in the 1930s, Dr. Weston Price found South Pacific Islanders whose diets were high in coconut to be healthy and trim, despite high dietary fat, and heart disease was virtually non-existent. Similarly, in 1981, researchers studying two Polynesian communities for whom coconut was the primary caloric energy source found them to have excellent cardiovascular health and fitness. (2)

Where were all the clogged arteries and heart attacks from eating all of this "evil" saturated fat?

Obviously, coconut oil was doing nothing to harm the health of these islanders.

It may be surprising for you to learn that the naturally occurring saturated fat in coconut oil is actually good for you and provides a number of profound health benefits, such as:

• Improving your heart health.(3)
• Boosting your thyroid. (4)
• Increasing your metabolism.
• Promoting a lean body and weight loss if needed.
• Supporting your immune system. (5)

Coconut oil even benefits your skin when applied topically and has been found to have anti-aging, regenerative effects.

So, what are coconut oil's secrets to success?

How Coconut Oil Works Wonders in Your Body

Nearly 50 percent of the fat in coconut oil is of a type rarely found in nature called lauric acid, a "miracle" compound because of its unique health promoting properties. Your body converts lauric acid into monolaurin, which has anti-viral, anti-bacterial and anti-protozoa properties. (6)

Coconut oil is also nature's richest source of medium-chain fatty acids (MCFAs), also called medium-chain triglycerides or MCTs. By contrast, most common vegetable or seed oils are comprised of long chain fatty acids (LCFAs), also known as long-chain triglycerides or LCTs.

LCTs are large molecules, so they are difficult for your body to break down and are predominantly stored as fat.

But MCTs (7) , being smaller, are easily digested and immediately burned by your liver for energy -- like carbohydrates, but without the insulin spike. MCTs actually boost your metabolism and help your body use fat for energy, as opposed to storing it, so it can actually help you become leaner.

Back in the 1940s, farmers discovered this effect accidentally when they tried using inexpensive coconut oil to fatten their livestock.

It didn't work!

Instead, coconut oil made the animals lean, active and hungry.
Coconut oil has actually been shown to help optimize body weight, which can dramatically reduce your risk of developing Type 2 diabetes (8). Besides weight loss, boosting your metabolic rate will improve your energy, accelerate healing and improve your overall immune function.

And several studies have now shown that MCTs can enhance physical or athletic performance.(9)

And finally, as we have already discussed, coconut oil is incedibly good for your heart. The truth is this: it is unsaturated fats that are primarily involved in heart disease and too much sugar and processed foods, not the naturally occurring saturated fats, as you have been led to believe. (10)

Coconut Oil in Your Kitchen

Personally, I use only two oils in my food preparation.

The first, extra-virgin olive oil is the best monounsaturated fat and works great as a salad dressing. However, olive oil should not be used for cooking. Due to its chemical structure, heat makes olive oil susceptible to oxidative damage. So for cooking, I use coconut oil exclusively.

And polyunsaturated fats, which include common vegetable oils such as corn, soy, safflower, sunflower and canola, are absolutely the worst oils to cook with.

Why?

Three primary reasons:

1) Cooking your food in omega-6 vegetable oils produces a variety of very toxic chemicals, as well as forming trans-fats. Frying destroys the antioxidants in oil, actually oxidizing the oil, which causes even worse problems for your body than trans-fats.

2) Most vegetable oils are GM (genetically modified), including more than 90 percent of soy, corn and canola oils.

3) Vegetable oils contribute to the overabundance of damaged omega-6 fats in your diet, throwing offyour omega-6 to omega-3 ratio. Nearly everyone in Western society consumes far too many omega-6 fats -- about 100 times more than a century ago -- and insufficient omega 3 fats, which contributes to numerous chronic degenerative diseases.

There is only one oil that is stable enough to withstand the heat of cooking, and that's coconut oil. So, do yourself a favor and ditch all those "healthy oil wannabes," and replace them with a large jar of fresh, organic, heart-supporting coconut oil.

(source: Dr. Joseph Mercola)
New Medical Awareness

POLITIK DALAM ISLAM

 
POLITIK DALAM ISLAM
 


Politik dan Islam tidak dapat dipisahkan, justeru ia adalah sebahagian daripada cara hidup manusia.  Namun politik yang bagaimana?  Ini yang menjadi persoalan.  Sebahagian daripada pejuang Islam sendiri kabur dengan makna dan kehendak politik sebenarnya.  Mereka terikut-ikut dengan aliran politik barat dan mengharapkan Islam dapat ditegakkan dengan cara itu.  Malah mereka marah jika ada pejuang Islam lain yang tidak mahu terjebak dengan perangkap musuh-musuh Islam melalui bidang politik tajaan orang-orang kafir.
Mengapa ini terjadi? Ini disebabkan umat Islam tidak pernah didedahkan kepada  satu bentuk politik yang bersih, kuat dan stratejik.  Kini sudah tiba masanya kita mendedahkan apa itu politik Rasulullah dan bagaimana matlamat serta perlaksanaannya.  Jarang benar ketokohan Rasulullah SAW ditonjolkan dalam bentuk bagaimana  baginda berpolitik untuk menaikkan Islam di tengah jahiliah.  Bagaimana ia  memproses peribadi-peribadi yang dulunya menentang Islam?  Ke arah cinta dan sanggup mati kerana Islam.  Jika rahsia ini terserlah, ertinya semakin cerahlah jalan ke arah mencontohi Rasulullah sebagai ahli politik.


Politik ialah bagaimana hendak mentadbir manusia mengikut jalan dan matlamat yang telah ditentukan.  Politik Islam bercita-cita untuk mendidik dan membawa manusia supaya mempunyai kesedaran, kefahaman, penghayatan dan seterusnya dapat menegakkan kalimatullah di seluruh bidang kehidupan.  Ini dibuat melalui saranan, contoh tauladan, memberi pimpinan dan lain-lain cara yang dibolehkan oleh syariat.  Tujuannya agar semua manusia terhindar daripada Neraka dan dapat masuk ke dalam Syurga. 


Jadi, inilah garis politik Rasulullah.  Dan di bidang ini tiada siapa yang dapat menandingi baginda.  Rasulullah SAW tidak memimpin secara politik demokrasi, secara diktator atau pun secara autokrasi.  Dengan kefahaman yang tinggi tentang jiwa, akal, dan perasaan manusia, Rasulullah SAW telah berjaya memimpin secara fitrah.  Maksudnya, Rasulullah SAW membawa manusia ke jalan yang diyakininya tanpa paksaan dan tekanan.  Ia mampu memindahkan hasrat yang terpendam dilubuk hatinya menjadi hasrat orang lain.  Ertinya politik Rasulullah ialah politik dari hati ke hati.
Allah berfirman:
"Tiada paksaan dalam agama, sesungguhnya telah nyata kebenaran daripada kesesatan."


Atas dasar ini, Rasulullah SAW berjaya menawan jiwa manusia dan daripada situlah seluruh harta, tenaga dan nyawa pengikut-pengikutnya diserah bulat-bulat untuk Islam.


Di antara fitrah semulajadi manusia ialah mahu pandangannya dihormati dan dihargai.  Rasulullah sedar hakikat ini.  Oleh itu apabila Rasulullah berhadapan dengan ahli ekonomi seperti Abd Rahman bin Auf, yang minat serta kecenderungannya di bidang perniagaan, beliau memupuk bakat itu supaya terus subur dan berkembang.  Akhirnya Abdul Rahman Bin Auf pun menjadi pengusaha yang berjaya.
Bila Rasulullah SAW berhadapan dengan pakar di bidang ketenteraan seperti Khalid Al Walid, maka semangat perwiranya terus disuburkan ke arah jihad fisabilillah, kebalikan daripada semangat Assobiyah (Nasionalisma).  Bila baginda berhadapan dengan ahli fikir, pakar strateji dan kepala perancang seperti Umar IbnulKhattab, maka Rasulullah SAW terus mendorong ke arah bagaimana untuk menggunakan kepakaran itu buat kemenangan dan kejayaan Islam.  Oleh itu setiap individu di kalangan para sahabat akan rasa dihargai kerana bakat dan kelebihan semulajadinya berperanan dalam perjuangan Islam. Seorang buruh, petani, peniaga, pentadbir dan semua lapisan masyarakat telah disusun oleh Rasulullah SAW dalam satu barisan  yang mempunyai kegunaan dan peranan masing-masing. Atas dasar ini, jika ada gerakan Islam  yang menumpukan perhatian mereka kepada golongan 'elit' dan 'intelek' sahaja, perjuangan mereka sebenarnya telah menyimpang daripada sirah Rasulullah SAW.!
Mari kita lihat secara dekat bagaimana individu-individu (yang mempunyai berbagai-bagai kepakaran) itu dapat diubah daripada membina jahiliyah (dengan kelebihan-kelebihan itu) kepada membina Islam. Sebelum para sahabat diajak menegakkan Islam melalui bidang masing-masing, Rasulullah terlebih dahulu menanam iman di dalam jiwa mereka.  Agar dengan itu mereka akan menjadi orang yang cintakan hidup akherat, rindu dengan syurga, gerun dengan neraka dan kasih sayang sesama Islam.  Keadaan daripada penanaman iman dan tauhid di dalam hati individu-individu itu, maka lahirlah peribadi-peribadi yang telah berubah wataknya.  Dari watak yang bengis dan kejam kepada kasih sayang dan pemaaf.  Daripada seorang yang pembohong, jahil dan mengutamakan hawa nafsu kepada seorang yang jujur, berilmu dan menegakkan hukum Allah.
Tegasnya, Rasulullah SAW telah berjaya menukar mereka yang dulunya menyembah berhala kepada menyembah Allah.  Mereka yang dulunya terbiar, hidup dalam perhambaan dan terasuh dengan jalan yang salah oleh para pemimpin jahiliyyah kepada satu cara hidup dan perjuangan  di mana bakat semulajadi terus dipupuk dan dibajai.
Daripada  penanaman iman ini lahirlah ahli fikir yang agung sedangkan dahulu ia adalah peminum arak.  Lahirlah pentadbir-pentadbir yang cekap sedangkan dahulunya mereka adalah golongan bawahan yang tertindas.  Individu-individu yang dulunya diperhambakan oleh hawa nafsu kini menjadi panglima perang yang gigih berperang menentang orang kafir dan menjadi abid yang sentiasa berzikir.  Inilah hasil siasah Rasulullah SAW.
Soalnya sekarang, bagaimana Rasulullah SAW menanam Iman ke dalam jiwa para sahabat?  Bagaimana Rasulullah berjaya menukar watak-watak jahiliyyah kepada peribadi mukmin sekaligus dapat menggunakan bakat-bakat mereka untuk Islam?  Jawabnya, melalui dakwah dan tarbiah.  Untuk itu Rasulullah SAW datang ke tengah masyarakat dengan menyebarkan ilmu pengetahuan, memberi tunjukajar yang baik, lunak dan menarik, bijaksana, berakhlak serta membina model masyarakat yang disarankan melalui amal makrufat yang memberi menafaat kepada masyarakat.
Dengan ini secara otomatik Islam akan diyakini sebagai cara hidup yang terbaik untuk mengatur kehidupan manusia.  Islam nescaya diterima sepenuhnya untuk mengatur dan menguruskan harta, perniagaan sawah ladang, keluarga, kampung halaman,  negeri, negara dan dunia seluruhnya.
Apabila Islam diterima untuk mengatur kehidupan maka terbuktilah keindahan dan kegagahannya.  Bidang ekonomi ditadbir penuh jujur, cermat, cekap dan mendapat keuntungan yang lumayan .  Begitu juga di bidang pertanian, tanaman dan penternakan mendapat  hasil yang berkat oleh tangan petani yang beriman. Kampung ditadbir oleh ketua-ketua yang bijaksana sehingga terbinalah kampung seperti mana yang disifatkan oleh Allah Taala di dalam Al Quran:
"Jikalau penduduk-penduduk satu kampung beriman kepada Allah dan bertakwa nescaya sesungguhnya Kami (Allah)akan bukakan ke atas mereka itu keberkatan daripada langit dan bumi."
Begitu juga , Rasulullah SAW berjaya menghasilkan pentadbir-pentadbir peringkat negara sehingga tertegaklah apa yang difirmankan Allah:
"Negara makmur yang mendapat keampunan Tuhan."
Ini lah rahsia politik Rasulullah.  Bermula dengan tapak dakwah dan tarbiah yang menanamkan iman didalam hati sanubari setiap individu, sehinggalah keyakinan kepada ALlah, rasul dan hari akherat tergambar dalam sikap dan tindakan.  Tahap kedua ialah memupuk bakat dan kelebihan semulajadi yang ada pada individu-individu yang beriman itu dan mula mengatur bidang-bidang yang sesuai supaya bakat mereka terus berperanan.  Akhirnya mulalah satu bentuk kehidupan Islam yang menyeluruh dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat.  Kemudian dengan sendirinya Islam akan diakui sebagai satu-satunya agama yang mampu mengatur hidup manusia. Ertinya politik Islam bermula daripada mentadbir diri, keluarga kemudian membina cara hidup Islam di seluruh aspek kehidupan samada di bidang  pertanian, perniagaan, perubatan, pendidikan dan akhirnya sampailah ke peringkat mengatur negara dan dunia!
Bentuk politik yang beginilah yang wajib ada dalam gerakan Islam. Dan siapa yang menolaknya, ertinya ia telah memisahkan agama daripada politik.  Politik tidak boleh difahami secara dangkal mengikut kefahaman setengah-setengah pihak.  Politik bukanlah sekadar mengundi dalam pilihanraya "ala-demokrasi" Barat, bukan sekadar mendaftar sebagai anggota mana-mana pertubuhan politik atau sekadar mahu dan bercita-cita untuk menjadi anggota parlimen dan lain-lain lagi.  Jika fahaman-fahaman ini masih berakar umbi dalam kepala kita...ini  bererti kefahaman politik kita masih sekular, masih politik yang terpisah dari agama yang pada hakikatnya masih jauh daripada politik Rasulullah SAW.


Secara terus terang kita ingin bertanya, adakah ahli-ahli politik beragama Islam sekarang mengikut jejak politik Rasulullah? Tidak ! Tidak ! Kebanyakan ahli politik pada hari ini mencedok bulat-bulat politik demokrasi Barat yang penuh dengan rebutan kuasa, guling mengguling dan tidak pernah sunyi dengan pertarungan sesama sendiri. 

  Mengapa ini terjadi? Ini disebabkan politik Barat mempunyai satu matlamat iaitu kuasa.  Dengan kuasa mereka yakin dapat mengatur hidup manusia mengikut lunas-lunas ideologi yang mereka yakini. 

 Kapitalis dahagakan kuasa untuk melagang cara hidup kapitalis, pemuja faham sosialis inginkan kuasa untuk menyusun masyarakat berdasarkan cara hidup sosialis... tetapi Islam tidak menganggap kuasa sebagai satu-satunya jalan untuk menegakkan cara hidup Islam. 

Ertinya pejuang Islam tidak perlu mencontohi pejuang Nasionalis, kapitalis, sosialis, kominis yang menganggap kuasa adalah penentu segala-galanya. 

Atas dasar ini, politik Rasulullah SAW bukan politik yang bertujuan untuk mendapat kuasa. Rasulullah berjuang terhadap orang kafir bukan hendak meruntuhkan kuasanya, tetapi hendak meruntuhkan akidah dan keyakinan yang karut marut dalam jiwa mereka.  Mereka boleh duduk pada tempat masing-masing . 


Bila akidah dan keyakinan berubah, berubahlah akhlak, sikap dan pentadbiran.  Sejarah telah membuktikan kejayaan politik Rasulullah ini, Khalid Al Walid pada masa jahiliyyah adalah panglima tentera yang menggugat tentera Islam, manakala beliau memeluk Islam, beliau tetap dikekalkan sebagai panglima tentera.  Saidina Umar, pada masa sebelum Islam adalah seorang pembesar Quraisy, manakala memeluk Islam, beliau tetap dianggap Rasulullah SAW sebagai pembesar juga. Begitulah juga yang berlaku kepada saudagar besar dan ketua-ketua suku Arab seperti Abdul Rahman bin Auf, Abu Sufian, Amru Al As dan lain-lain lagi.  Mereka tetap duduk dan terus berperanan dengan bakat masing-masing...cuma hati dan jiwa sahaja yang telah diubah! 


Alangkah baiknya jika siasah Rasulullah SAW ini dicontohi oleh para pejuang Islam sepanjang zaman, iaitu dengan menawan hati bukan menawan kerusi,
mengubah jiwa bukan merampas kuasa.
Malangnya ini tidak berlaku.  Bahkan ada pihak yang bertanya, adakah akan berjaya jika kita mengikut siasah Rasulullah?  Sampai bila kita harus menunggu untuk menawan hati dan mengubah jiwa manusia? Soalan-soalan ini jelas menunjukkan
sikap gopoh, tidak faham dan lemah jiwa.
Jika orang bertanya,  akan berjayakah kalau kita ikut cara Rasulullah berpolitik?
Soalan ini samalah seperti kita bertanya adakah kita akan berjaya jika kita mengikut Rasulullah di bidang perniagaan?  Jawabnya,  Rasulullah memang berjaya.  Tidak ada catitan sejarah yang menunjukkan Rasulullah "bangkrup" dalam perniagaannya, sedangkan selama kita mengikut sistem perniagaan dan ekonomi Barat berapa ramai yang jatuh muflis? Berapa banyak hutang negara kita?  Berapa ramai taukeh-taukeh besar bertukar menjadi banduan sekelip mata?  Berapa banyak tanah yang dicagar di bank tergadai? Inilah jawapan kepada orang yang mahu mempertahankan sistem ekonomi Barat.
Dan inilah juga yang akan menimpa jika kita terus menafikan sistem politik Rasulullah.  Kejayaan Rasulullah di bidang siasah telah jelas dan siapa yang menurut jejak langkahnya, InsyaAllah akan turut berjaya.  Tanpa bersusah-susah memerah otak untuk mencari punca krisis politik yang menimpa dunia hari ini, akui sahajalah kerana kita menolak sistem politik Rasulullah.
Sukarno terperangkap dengan permainan politiknya sendiri dan akhirnya mati sebagai tahanan di dalam rumahnya sendiri. Benn Bella digulingkan dan disumbatkan di dalam penjara.  Sadat ditembak dan mati terhina di muncung senjata perajuritnya sendiri.  Dan ramai lagi pemimpin-pemimpin Islam yang telah, sedang dan akan jatuh terhina akibat berpolitik cara Barat iaitu cara politik yang menyalahi sunnah Rasulullah SAW.
Malah pejuang-pejuang Islam yang benar-benar ingin menegakkan Islam tetapi masih menerima jalan politik Baratpun, turut terhina dengan kekalahan memanjang.....
Politik berpilihanraya ala-barat bukanlah politik yang dicetuskan oleh sunnah.  Cara ini menyeret orang yang tidak tahu menahu dalam pemerintahan seperti orang kampung, para petani, para nelayan ke kancah politik yang penuh tipu daya dan putar belit.....
Memang mereka boleh berhujah dengan kata-kata, "Politic is not dirty, but politicians make it dirty," tetapi kita tidak pernah melihat kejujuran dihargai dalam politik.  Memang ada ahli politik yang jujur, tetapi politik bukanlah satu medan yang mana orang jujur boleh bertahan lama!!
Sebab itu kita ingin menyatakan bahawa," Politic is a dirty game, the politicians make it dirtier," Sudah lumrah mengikut falsafah politik barat, matlamat menghalalkan cara.  Sedangkan mengikut politik Islam, matlamat yang benar mesti diperjuangkan mengikut jalan yang benar.  Dan Islam menolak jalan perjuangan yang salah walaupun cita-cita dan matlamatnya baik.
Inilah politik barat.  Satu bidang yang memang ada jurang yang dirancang di hujungnya.  Mahu tidak mahu, kita "terpaksa" jatuh ke dalamnya. Oleh itu kita mesti menolak 100% matlamat, kaedah dan apa saja yang berkaitan dengannya.  Menerimanya bererti menjemput kehinaan.  Bertolak ansur dengannya bererti rela menerima kemusnahan.  Sekarang timbul persoalan,  siapakah ahli siasah yang sebenarnya?
Ahli siasah yang sebenarnya ialah dia yang dapat merancang, bertindak dan berjuang menegakkan Islam dalam apa keadaan sekalipun.  Rasulullah adalah 'Bapa Politik Islam'.  Baginda dapat mencari ruang di celah-celah asakan jahilyyah untuk menegakkan Islam.  Rencananya dapat menembusi dinding Darul Nadwah, "Parlimen" orang Arab  jahiliyyah dan berjaya menukar orang yang pernah duduk di kerusi Darul Nadwah menjadi "orang penting" dalam pemerintahan Islam. Sebab itu bukanlah mustahil jika ada pejuang Islam yang mampu mengubah tokoh-tokoh politik yang sedang berkuasa sekarang kepada cara pemerintahan dan pentadbiran Islam.  Sekali lagi, kita katakan....Ini tidak mustahil!!!
Tetapi kenyataan ini akan menimbulkan isu kontravesial terutamanya di kalangan parti-parti politik yang bercorak Islam.  Apa yang dilakukan oleh parti-parti ini bukanlah hendak menawan hati lawannya dengan menanam iman dan takutkan Allah, tetapi hendak menawan kedudukan dan kerusi-kerusi kebesaran mereka.  Sebab itu tidak hairanlah jika datang tentangan yang hebat dari lawan mereka dan timbul tuduhan-tuduhan daripada masyarakat Islam yang mengatakan mereka inginkan pangkat dan kedudukan, bukan hendak meninggikan syariat Islam.
Lebih-lebih lagi , parti-parti politik ini suka mencari kesalahan parti musuhnya, kemudian ditelanjangkan di khalayak ramai.  Ini bukan cara politik Rasulullah dan ini menyimpang terus dari ajaran Islam.  Jika kita terus menerus mengamalkan cara ini, percayalah, perjuangan kita tidak akan sampai ke mana, orang semakin hari semakin lari dan benci kepada kita.  Akibat daripada ini, kita tuduh masyarakat lari dari Islam, walaupun yang sebenarnya mereka lari daripada kita.  Sebaliknya di pihak masyarakat pula , mereka menganggap Islam itu ganas, kasar dan menyusahkan sedangkan yang sebenarnya ahli politik itulah yang bersikap demikian, bukan ajaran Islam!
Pengalaman-pengalaman yang kita telah alami, terutamanya peristiwa-peristiwwa pahit yang melanda masyarakat Islam akibat perebutan kuasa sepatutnya telah lama mengajar kita bahawa inilah masa yang paling sesuai untuk kembali kepada sistem politik Rasulullah.  Masyarakat sepatutnya dapat menilai politik yang mana yang dapat memberi kebahgiaan dan keamanan untuk negara.  Apakah kita masih mahu mempertahankan sistem politik yang menimbulkan huru-hara?  Atau mulai saat ini kita menerima politik Rasulullah yang telah terbukti berjaya?  Terpulanglah kepada masyarakat menimbangkannya.

(Artikel dari pembacaan)
 


sumber: http://ashmil.tripod.com/poli.htm

Monday, May 28, 2012

Sifat Terpuji Qona'ah



Bismillahirrahmanirrahiim..

Qona'ah artinya rela menerima dan merasa cukup dgn apa yg dimiliki, dan menjauhkan diri dari sifat tdk puas dan merasa kurang yg berlebihan.
Qona'ah bukan berarti hidup bermalas2an/tdk mau berusaha sebaik2nya utk meningkatkan kesejahteraan hidup. Justru orang yg Qona'ah itu selalu giat bekerja dan berusaha, namun apabila hasilnya tdk sesuai dgn apa yg diharapkan, ia akan rela hati menerima hasil tersebut dgn rasa syukur pada Allah SWT.

Rosulallah SAW bersabda:
''Sesungguhnya beruntung bagi orang yg masuk islam dan rizkinya cukup dan merasa cukup dgn apa-apa yg telah Allah berikan kepadanya.'' (HR. Muslim)

Orang yg mempunyai sifat Qona'ah memiliki pendirian bahwa apa yg diperoleh atau apa yg ada pada dirinya adalah kententuan Allah.

Firman Allah SWT:
''Tiada sesuatu yg melata di bumi melainkan di tangan Allah rizkinya.'' (Hud:8)

Qona'ah harusnya menjadi sifat dasar setiap muslim, karena sifat tersebut dapat menjadi pengendali agar tidak surut dalam keputusasaan dan tidak terlalu maju dalam keserakahan.
Qona'ah berfungsi sebagai stabilisator dan dinamisator hidup soearang muslim.
Dikatakan stabilisator, karena seorang muslim yg mempunyai sifat Qona'ah akan selalu berlapang dada, berhati tentram, merasa kaya dan berkecukupan, bebas dari keserakahan, karena pada hakikatnya kekayaan dan kemiskinan terletak pada hati bukan pada harta yg dimilikinya. Bila kita perhatikan banyak orang yg lahirnya nampak berkecukupan bahkan mewah, namun hatinya dipenuhi dengan keserakahan dan kesengsaraan, sebaliknya banyak orang yg sepintas lalu sprti kekurangan namun hidupnya tenang, penuh kegembiraan, bahkan masih sanggup mengeluarkan sebagian hartanya utk kepentingan sosial.
Dari Abu Hurairah r.a. Rosulallah SAW bersabda: ''Kekayaan itu bukanlah banyaknya harta benda, tapi kekayaan sebenarnya adalah kekayaan hati.'' (HR. Bukhari dan Muslim)
Karna hatinya selalu merasa berkecukupan, maka orang yg mempunyai sifat Qona'ah terhindar dari sifat loba/tamak, yg cirinya antara lain suka meminta kepada kepada sesama manusia karena merasa masih kurang puas dengan apa yg diberikan Allah kepadanya.
Disamping itu Qona'ah juga berfungsi sebagai dinamisator, yaitu kekuatan batin yg selalu mendorong seseorang utk meraih kemajuan hidup berdasarkan kemandirian dgn tetap bergantung pada karunia Allah.

Qona'ah itu bersangkut paut dgn sikap hati atau sikap mental. Oleh karena itu utk menumbuhkan sifat Qona'ah diperlukan latihan dan kesabaran. Pada tingkat permulaan mungkin memberatkan hati, namun jika sifat Qona'ah sdh menjadi bagian dr kehidupan maka kebahagian didunia akan dpt dinikmatinya dan kebahagian akhirat kelak akan dicapainya.

Demikianlah betapa pentingnya sifat Qona'ah dlm hidup, karna akan membangun pribadi muslim yg menerima rela apa adanya, memohon tambahan yg pantas kepada Allah serta usaha & ikhtiar, menerima ketentuan Allah dgn sabar, bertawakal kepada Allah, dan tdk tertarik oleh tipu daya dunia.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

~

"Kisah-Kisah Teladan Islami Penuh Hikmah"

Sunday, May 27, 2012

LUPAKAN KEBAIKAN, MAAFKAN KESALAHAN



Dahulu disebuah perkampungan tinggal seorang nenek yang sudah sangat tua. Namun kondisi tubuhnya masih sangat sehat. Walaupun usianya sudah lanjut dirinya masih bisa mencari nafkah sendiri. Walaupun hidup sendiri, dirinya tidak pernah terlihat sedih. Setiap waktu bibirnya selalu mengembangkan senyum dan raut mukanya ceria.

Nenek ini tidak menjadi beban para tetangga, sebaliknya para tetangga menjadikan beliau sebagai tempat mencari jalan keluar untuk berbagai masalah, karena Sang nenek memang terkenal suka membantu terhadap sesama, beliau akan memberikan bantuan sebanyak yang ia bisa. Kalau memang harus memberikan bantuan berupa materi, ketika ia punya dirinya tak segan-segan memberikan kepada yang lebih membutuhkan. Tidak hanya orang yang tidak mampu saja yang sering minta bantuan kepada Sang nenek, banyak juga orang kaya bahkan pejabat setempat mendatanginya untuk sekedar meminta nasehat. Masyarakat setempat sangat mengagumi dan menghormati Sang nenek mulai dari anak-anak sampai dengan orang tua.

Suatu hari dirinya pun didatangi seorang pejabat desa setempat, pejabat ini terkenal sangat dermawan. Namun pejabat ini tetap merasakan pamornya kalah dengan Sang nenek. Ia merasakan apa yang dilakukan jauh melebihi sang nenek.

Ia selalu membantu rakyatnya yang kesusahan dan ia merasakan apa yang didapat tidak setimpal. Hatinya sangat gelisah dan pejabat ingin mencari tahu apa yang diperbuat nenek sehingga Sang nenek mendapatkan simpati yang melebihi dirinya.

”Nenek aku ingin tahu rahasia nenek sehingga nenek begitu dihormati disini ?” Tanya pejabat.

”Nenek tidak melakukan apa-apa” Jawab nenek dengan gaya khasnya yang selalu tersenyum tulus kepada siapa saja.

”Aku benar-benar ingin tahu nenek, Aku merasakan aku sudah berusaha yang terbaik untuk rakyatku tetapi mengapa aku masih tetap saja gelisah. Bukankah kata orang-orang bahwa yang selalu berbuat baik hidupnya akan tenang”

”Itu betul tuan pejabat” Nenek menjawab singkat.

”Kalau berbicara kebaikan aku yakin aku jauh lebih banyak berbuat baik dibandingkan nenek. Tapi bagiku bisa membantu orang merupakan satu karunia terbesar yang harus aku syukuri”

”Itu juga betul tuan pejabat”

”Aku bisa merasakan dan sangat yakin hidup nenek jauh lebih tentram dan bahagia dari aku” Tuan pejabat makin gelisah.

”Lagi-lagi tuan pejabat betul” Sang nenek memberikan jawaban yang sama dan pembawaannya juga tetap tenang.

”Mengapa bisa demikian?” Airmuka pejabat mulai berubah. Wibawa Sang pejabat hampir tidak terlihat dan berganti sosok yang memelas yang lagi membutuhkan pertolongan.

”Apakah tuan pejabat benar-benar ingin tahu penyebab kegalauan tuan?” Sang nenek pun melontarkan pertanyaan.

”Iya nek” Balas tuan pejabat.

Sesungguhnya nenekpun belum tahu apa penyebabnya, yang bisa nenek lakukan adalah mencari akar permasalahan yang menyebabkan tuan gelisah” Kali ini nenek berbicara dengan nada yang sangat berwibawa. Dan kewibawaannya semakin membuat si pejabat ciut.

”Baiklah, nenek ingin tanya hari ini tuan sudah berbuat kebaikan apa saja dan kejahatan atau kesalahan orang lain apa yang diterima tuan ?” Nenek menatap dalam-dalam sedangkan tuan pejabat tidak berani membalas tatapan Sang nenek. Ia tertunduk sedih.

”Hari ini aku telah membantu sebuah keluarga yang kelaparan. Aku terharu melihat mereka menitik air mata saat menerima bantuan dariku, tapi yang membuatku kesal saat aku menuju kesini ditengah jalan aku bertemu seorang yang terpeleset dijalan, aku menolongnya, dia bukannya berterimakasih malah memaki-maki aku dengan kata yang kasar katanya aku jadi pejabat tidak becus. Masa, jalan lagi rusak tidak diperbaiki. Padahal kondisi jalan sama sekali tidak rusak. Aku benar-benar tidak bisa diterima, air susu dibalas dengan air tuba” Jelas pejabat panjang lebar.

”Lupakan itu semua maka hidup tuan akan tenang”

”Maksud nenek?” Tuan pejabat makin bingung.

”Lupakan kebaikan kita kepada orang lain dan juga lupakan kesalahan orang lain terhadap kita”

Akhirnya tuan pejabatpun paham apa yang membuat dirinya tidak tenang dan mengapa hidup Sang nenek begitu dihormati. Tuan pejabat pun berpamitan pulang dan ia telah menemukan kunci hidup tentram. Setelah itu, wajah tuan pejabat pun selalu terlihat ceria dan mengembangkan senyum. Dirinya pun tidak mengingat kebaikannya dan kesalahan orang lain.

--- Berbuat baik itu mulia, mampu memaafkan jauh lebih mulia ---

”Kebaikan Akan Kehilangan Nilai Luhurnya Jika Mengharapkan Pamrih, Dan Kesalahan Orang Lain Pun Akan Membawa Berkah Jika Kita Bisa Memaafkan”

Saudara-Saudariku.......,Mengingat kebaikan kita dan kesalahan orang lain bukan tidak mungkin akan menimbulkan satu penyakit jiwa dan fisik, memikirkan kebaikan kita yang tidak di hargai dan pelecehan orang lain akan menyebabkan kita susah tidur dan tidak ada nafsu makan, bukankah akan merusak lahiriah dan batiniah?.

Melupakan kebaikan kita membuat kita tidak berharap lebih dan melupakan kesalahan orang lain akan membunuh akar dendam yang otomatis membuat kita hidup tenang.

Berbuat baik terhadap sesama adalah kewajiban yang tidak perlu ada hitung-hitungan. Dan bersyukurlah kita yang diberi kesempatan untuk berbuat baik. Lihatlah berapa banyak orang yang ingin berbuat baik tetapi tidak mempunyai kesempatan. Mereka yang terbaring tidak berdaya, mereka yang tidak punya apa-apa saat melihat pengemis datang kepadanya, hanya ada niat tetapi tidak mempunyai kemampuan. Namun itu masih lebih baik dari pada mereka yang bisa menolong tetapi enggan melakukannya.

Menolong orang lain atau berbuat baik pun tidak selalu dengan materi, kita bisa membantu dengan tenaga, pikiran bahkan bisa juga dengan menjadi pendengar yang baik yang sedikit berbicara ketika orang lain menceritakan beban hidupnya.

Dan di Dunia ini pun tidak ada orang yang tidak pernah berbuat salah. Jika kita tidak bisa melupakan kesalahan orang lain terhadap kita, sepanjang hidup berapa banyak orang yang pernah berbuat salah kepada kita. Jika dibiarkan bukankah dendam akan menumpuk dihati kita yang akan merusak diri kita sendiri.

Berbuat baik sekecil apapun lalu lupakan. Dan sebesar apapun kesalahan orang lain kitapun tidak perlu mengingatnya.

Sebelum kita menghitung kebaikan yang telah dilakukan sebaiknya terlebih dahulu kita harus menghitung kesalahan yang pernah diperbuat.

Allah berfirman dalam Hadits Qudsi yang artinya : " Nabi Musa a.s telah bertanya kepada Allah : " Ya Rabbi ! siapakah diantara hamba-MU yang lebih mulia menurut pandangan-Mu ?" Allah berfirman :" Ialah orang yang apabila berkuasa (menguasai musuhnya), dapat segera memaafkannya."

Dalam perjalanan membawa misi Dakwah kepada Kaum Thaif, Rasulullah SAW mendapat luka pada muka dan juga patah beberapa buah giginya. berkatalah salah seorang sahabatnya :" Cobalah tuan doakan agar mereka celaka." Rasulullah menjawab :"Aku sekali kali tidak diutus untuk melaknat seseorang, tetapi aku diutus untuk mengajak kepada kebaikan dan Penebar Kasih Sayang. Lalu beliau menengadahkan tangannya kepada Allah Yang Maha Mulia dan berdoa " Ya Allah ampunikah kaumku, karena mereka tidak mengetahui "

Masih dalam waktu yang sama juga, seorang budak hitam bernama Wahsyi yang dijanjikan oleh tuannya untuk dimerdekakan bila dapat membunuh paman Nabi bernama Hamzah bin Abdul Muththalib r.a , ternyata ia berhasil membunuh Hamzah dan ia dimerdekakan. kemudian ia masuk Islam dan menghadap kepada Nabi Saw.

Wahsyi menceritakan peristiwa pembunuhan hamzah. walaupun Nabi Saw telah menguasai Wahsyi dan dapat melakukan pembalasan, namun tidak melakukannya bahkan memaafkannya. alangkah tingginya akhlak ini.

" Dan hendaklah mereka suka memaafkan dan mengampuni. apakah kalian tidak suka Allah mengampuni kalian ? " (QS. An-Nuur ; 22)

(Sumber: Rumah Yatim Indonesia )

"Kisah-Kisah Teladan Islami Penuh Hikmah"

CARA INDAH MENGAIS KEKAYAAN

 
 
 
CARA INDAH MENGAIS KEKAYAAN (Ada 4 hal yang harus Kita perhatikan)

Berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, saya dipertemukan dengan seorang hamba-Nya yang satu ini. Beliau adalah seorang leader yang selalu mengayomi, memberikan bimbingan, semangat, inspirasi, ide dan gagasan segar. Beliau seorang pemimpin yang mampu menggerakkan ratusan hingga ribuan anak buahnya. Beliau seorang guru yang memiliki lautan ilmu, yang selalu siap ditimba oleh anak-anaknya dan bagai tiada pernah habis.


Saat ini beliau memiliki berbagai macam bidang usaha, di antaranya sebagai supplier dan distribusi alat dan produk kesehatan, puluhan hektar tambak, puluhan hektar ladang, berpuluh rumah kos, ruko, stand penjualan di mall, apartemen dan lain-lain. Pernah saya mencoba menghitung, penghasilan beliau bisa mencapai Rp 1 Milyar per bulannya. Sebuah pencapaian luar biasa bagi saya dan kebanyakan orang lain.


Pertemuan antara saya dan beliau yang saya ceritakan di bawah ini terjadi beberapa tahun yang lalu, di saat penghasilan beliau masih berkisar Rp 200 juta per bulan. Bagi saya, angka ini pun sudah bukan main dahsyatnya. Sengaja saya tidak menyebutkan namanya, karena cerita ini saya publish belum mendapatkan ijin dari beliau. Kita ambil wisdomnya saja yah.


Suatu hari, terjadilah dialog antara saya dengan beliau di serambi sebuah hotel di Bandung . Saya ingat, beliau berpesan bahwa beliau senang ditanya. Kalau ditanya, maka akan dijelaskan panjang lebar. Tapi kalau kita diam, maka beliau pun akan "tidur". Jadilah saya berpikir untuk selalu mengajaknya ngobrol. Bertanya apa saja yang bisa saya tanyakan.


Sampai akhirnya saya bertanya secara asal, "Pak, Anda saat ini kan bisa dibilang sukses. Paling tidak, lebih sukses daripada orang lain. Lalu menurut Anda, apa yang menjadi rahasia kesuksesan Anda?"


Tak dinyana beliau menjawab pertanyaan ini dengan serius.


" Ada empat hal yang harus Anda perhatikan," begitu beliau memulai penjelasannya.


RAHASIA PERTAMA


"Pertama.
Jangan lupakan orang tua kita, khususnya ibu kita. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9 bulan lebih sampai melahirkan kita itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu..

Banyak orang sekarang yang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada ibunya tidak pernah.
T_T
Para guru dan kyai dipuja dan dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit sekali. Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik.

Pesan Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu... baru kemudian ayahmu dan gurumu.


Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua.
Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa. Maka doa ibu kita jauh lebih mustajabah." Beliau mengambil napas sejenak.

RAHASIA KEDUA


"Kemudian yang kedua," beliau melanjutkan. "Banyaklah memberi. Banyaklah bersedekah. Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, peluang dan kesempatan, dan lain-lain.


Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepada kita. Karena saat itulah sebenarnya Kita dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam. Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat) . Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, 'Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini.' Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan kita dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan.


Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri.


Dalam kesempatan lain, ketika saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau jelas mempraktekkan apa yang diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan selembar uang ribuan yang masih bagus dan memberikannya dengan dua tangan sambil sedikit membungkuk hormat. Saya lihat pengemis itu memang berbinar dan betapa berterima kasihnya.


RAHASIA KETIGA


"Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka, " begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia ketiganya. "Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya."


"Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga" , (QS Ath Thalaq 2-3). saya menimpali


"Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rejeki yang tidak diduga-duga? ," tanya beliau.


"Ya, bagaimana caranya?" jawab saya. Saya pikir cukup dengan bertaqwa, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan mengirim rejeki itu datang untuk kita.


"Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!" jawaban beliau ini membuat saya berpikir keras. "Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula."


"Walau pun itu orang kaya?" tanya saya.


"Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka jika Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah."


"Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri," saya bertanya lagi.


"Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu," jawab beliau. "Kalau Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka melakukan kebohongan itu. Dia itu sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau tidak punya pekerjaan yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah buntu pikirannya. Akhirnya itulah yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan pada Allah. Allah yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian Anda."


RAHASIA KEEMPAT


Wah, makin menarik, nih. Saya manggut-manggut. Sebenarnya saya tidak menyangka kalau pertanyaan asal-asalan saya tadi berbuah jawaban yang begitu serius dan panjang. Sekarang tinggal satu rahasia lagi, dari empat rahasia seperti yang dikatakan beliau sebelumnya.


"Yang keempat adalah " beliau memulai. "
Jangan mempermainkan wanita, sayangi mereka, berdayakan dan carikan jalan keluar atas segala permasalahannya".

Hm... ini membuat saya berpikir keras. Apa maksudnya. Apakah kita membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita tepati? Atau jangan biarkan wanita menunggu? Seperti di film-film saja.


"Maksudnya begini. Anda kan punya istri, Itu adalah pasangan hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut bersama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya, dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil."


"Lalu?" saya tak sabar untuk tahu kelanjutan maksudnya.


"
Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya jabatan, lalu cari selingkuhan. Atau mulai bermain wanita .Baik menikah lagi secara diam-diam, atau terang-tarangan tanpa ridho dari istri Anda itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat, pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan berdoa untuk kesuksesan Anda. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu, Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya tanpa keikhlasan darinya atau bahkan tanpa sepengetahuannya. "

Oh... pelajaran monogami nih, pikir saya dalam hati.


"Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya," beliau melanjutkan.


(Sumber: Rumah Yatim Indonesia dengan penambahan dan sedikit di edit)
~Ummi Githa