Wahai para suami!
1. Apa yang memberatkanmu—wahai hamba Allah—untuk tersenyum di hadapan isterimu ketika masuk menemuinya, agar engkau memperoleh ganjaran dari Allah Ta'ala?
2. Apa yang membebanimu untuk bermuka cerah ketika melihat isteri dan anak-anakmu, padahal engkau akan mendapatkan pahala kerananya?
3. Apa sulitnya apabila engkau masuk ke rumah sambil mengucapkan salam secara sempurna: “Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,” agar engkau memperoleh tiga puluh kebaikan?
4. Apakah yang menyusahkanmu jika engkau berkata kepada isterimu dengan perkataan yang baik, sehingga dia meredhaimu, sekalipun dalam perkataanmu tersebut agak sedikit dipaksakan?
5. Apakah menyusahkanmu—wahai hamba Allah—jika engkau berdo’a: “Ya Allah. Perbaikilah akhlak isteriku, dan curahkan keberkatan padanya?”
6. Tahukah engkau bahwa ucapan yang lembut merupakan sedekah?
7. Apa yang memberatkanmu untuk membawa hadiah (oleh-oleh) untuk isteri dan anak-anakmu ketika engkau pulang dari musafir
8. Luangkan waktumu untuk menemani isterimu membaca al-Qur-an, membaca buku-buku yang bermanfaat, dan mendatangi majlis ta’lim (majlis ilmu) yang mengajarkan al-Qur-an dan as-Sunnah menurut pemahaman para Sahabat.
9. Tahukah engkau wahai hamba Allah, bahwa jima’ (bersetubuh) akan mendatangkan ganjaran dari Allah? Bahkan Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
(( مِنْ أَمَاثِلِ أَعْمَالِكُمْ إِتْيَانُ الْحَلَالِ – يَعْنِى النِّسَاءَ. ))
“Di antara amal perbuatan kalian yang paling utama adalah mendatangi (bersetubuh) yang halal, yaitu dengan isteri-isteri kalian.”
[Hadits shahih: diriwayatkan oleh Ahmad (IV/231), Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya’ (II/26, no. 1391), dan ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabiir (XXII, no. 848). Lihat: Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 441)]
~ Iman Alia
No comments:
Post a Comment