Wednesday, January 2, 2013

Apakah jika Rasulullah s.a.w berada diantara kita baginda akan redha dengan muzik serta ikhtilat dan bid'ah ZOUQ?


Bismillah..

Segala pujian milik Allah azza wajalla yang telah menurunkan al-Qur'an yang menyempurnakan agama Islam. Kemudian diutus seorang Rasul yang wajib di contohi oleh setiap yang beriman kepada kerasulan baginda salallahu 'alaihi wa sallam serta amanah yang telah disampaikan menerusi ilmu as-Sunnah. Tidak ada kalam yang paling baik kecuali kalam Allah azza wajalla dan tidak ada satu contoh yang lebih baik kecuali jalan yang terang lagi jelas yang di tunjuki oleh Rasulullah salallahu 'alaihi wa sallam.

Barangsiapa yang mencintai Allah azza wajalla maka diuji dengan perintah agar mencontohi Muhammad salallahu 'alaihi wa sallam..

Barangsiapa yang inginkan jalan ke syurga Allah azza wajalla hanya dengan jalan yang ditempuh Muhammad salallahu 'alaihi wa sallam..

Barangsiapa yang mengingginkan untuk melihat wajah Rabbnya maka hanya dengan agama yang dibawa Muhammad salallahu 'alaihi wa sallam tanpa penyimpangan orang yang menyimpang..

Barangsiapa yang mengharapkan kelapangan dari azab Allah azza wajalla serta syafaat dari-Nya maka wajib baginya meninggalkan setiap urusan bid'ah yang membatalkan amalannya dan terhindar dari meminum dari telaga Rasulullah salallahu 'alaihi wa sallam..


a) Demi Allah! Islam telah sempurna dari manhaj beraqidah, beribadah, berakhlaq serta berdakwah. Barangsiapa yang mengingkarinya maka dikhawatiri akan terjerumus dalam kekufuran sebab Allah azza wajalla telah berfirman:

"..Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.."
(5:3)

b) Barangsiapa yang mencari jalan selain al-Islam maka tidak akan di terima oleh-Nya serta setiap perbuatan yang bercanggah dari al-Islam pasti akan sia-sia berdasarkan firman-Nya:

"..Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.."
(3:19)

"..Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.."

Dengan ini pastinya amal yang soleh bukan amalan yang bid'ah! Hal ini kerana bid'ah adalah mungkar lagi menyesatkan ummah dari jalan as-Sunnah.

"..Maka sesungguhnya sebaik-baik perkataan ialah Kitab Allah (al-Qur’an) dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad salallahu 'alaihi wa sallam, dan seburuk-buruk perkara adalah muhdatsat (perkara baru yang diada-adakan), dan setiap bid’ah itu kesesatan.."
(HR Muslim)

"..Barangsiapa mengada-adakan perkara baru di dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (bagian) daripadanya, maka hal itu tertolak.."
(HR Muslim)

c) Apakah terdapat bid'ah yang baik sedangkan Rasulullah salallahu 'alaihi wa sallam mengatakan bahawa setiap bid'ah adalah sesat? Imam Syatibi rahimahullah mengatakan dengan menjelaskan sifat hadith di atas dengan penjelasannya:

“..Menurut ulama, hadith ini diterapkan pada keumumannya tanpa ada pengecualian apa pun darinya. Pada bid’ah (yang di sebut hadith itu) sama sekali tidak ada yang disebut (bid’ah) yang baik..”
(Lihat al-fatawa oleh Imam Syatibi)

‘Abdullah bin Umar radyallahu ‘anhuma mengatakan:
“..Setiap bid’ah itu sesat walaupun manusia menganggapnya baik..”
(Di keluarkan oleh al-Lalikaii no.126)

d) Apakah telah di wahyukan di dalam al-Qur'an dan di dalam Hadith Nabi salallahu 'alaihi wa sallam untuk menjelaskan syari'at dan manhaj (methode) dalam urusan agama? Jawapannya adalah benar bahawa Allah azza wajalla telah menurunkan hujjah-Nya dengan menjelaskan setiap urusan ibadah sehingga dalam aspek berdakwah!

"..Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan (syari'at) dan jalan yang terang (manhaj).."
(5:48)

"..Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.."
(16:44)

"..Aku tinggalkan kalian dalam suasana terang benderang. Malamnya seperti siang. Tidak ada yang tergelincir setelahku kecuali orang yang celaka.."
(Ibnu Majah no.43)

e) Bukankah mereka berniat baik serta berdakwah para remaja? Mengapa anda (Abu Mu'adz) mencela dakwah mereka?

1) Jalan menuju Allah azza wajalla hanyalah SATU! Yaitu setiap yang mengikuti perjalanan Rasulullah salallahu 'alaihi wa sallam dan ulama' pertama Islam (yaitu para sahabah radyallahu 'anhum) dalam beraqidah, beribadah, berakhlaq dan berdakwah maka mereka berada di atas jalan yang benar walaupun kebanyakkan manusia mengingkari mereka.

Dalil yang pertama bahawa jalan menuju Allah azza wajalla hanyalah satu sebagai berikut:

Dari Mu’awiyah bin Abu Sufyan radyAllahu’anhuma, dia berkata: ketahuilah bahawasanya Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdiri di tengah-tengah kami lalu bersabda:
"..Ketahuilah bahawasanya Ahli Kitab sebelummu telah terpecah belah menjadi 72 golongan dan bahawasanya ummat ini akan terpecah menjadi 73 golongan, yang tujuh puluh dua di Neraka dan hanya satu yang di Syurga, yaitu al-Jama’ah.."
(Abu Dawud no.4597, dll-Sahih)

‘Abdullah Ibn Mas’ud radyAllahu’anhu berkata:
"..Pernah Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam membuat sebuah garisan lurus bagi kami, lalu bersabda: ‘Ini adalah jalan Allah’, kemudian beliau membuat beberapa garisan lain pada sisi kiri dan kanan garisan tersebut lalu bersabda: ‘Ini adalah jalan-jalan (yang banyak), pada setiap jalan ada syaithan yang mengajak kepadanya.’ Kemudian beliau membaca firman-Nya: ‘..dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.."(al-An’aam:153)

Pada ayat ini Allah azza wajalla menggunakan perkataan bentuk jamak (banyak) untuk menerangkan ‘jalan-jalan yang dilarang untuk diikuti’, yaitu menerangkan perpecahan dan banyaknya jalan-jalan (firqah-firqah) kesesatan serta keluasannya. Sedangkan pada perkataan ‘jalan petunjuk dan kebenaran’, Allah azza wajalla menggunakan bentuk tunggal kerana jalan al-Haq (kebenaran) itu hanya satu dan tidak berbagi-bagi kepada firqah-firqah.

Ayat selanjutnya menjelaskan bahawa kejadian yang menjadi sunnatullah itu terjadi setelah Allah azza wajalla memperingatkan umat ini agar tidak berpecah dari manhaj Salafus Soleh:

"..Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.."
(al-An’aam:159)

Kemudian hadith di bawah ini menunjukan bahawa Allah azza wajalla akan mengutuskan pada setiap satu zaman seseorang mujaddid untuk memperbaharui agama Islam yang telah dirosakkan manusia dengan berbagai kerosakan sehingga akan tetap sentiasa ada di kalangan umat yang berjalan atas sunnah walaupun mereka sedikit jumlahnya sepertimana Imam Ahmad rahimahullah pada satu masa tidak bermuwazanah untuk tetap berpegang teguh akan aqidah Ahlus Sunnah:

"..Sesungguhnya Allah akan mengutus untuk umat ini setiap akhir masa seratus tahun, orang yang akan memperbaharui agama mereka.."
(HR. Abu Dawud, al-Hakim, al-Baihaqi, dan ath-Thabrani)

Disebutkan di dalam ‘Aunul-Ma’bud, bahwa Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan hadis yang seperti dengan lafaz matan yang berbeda, yaitu:

"..Sesungguhnya Allah ta’ala menetapkan pada akhir setiap masa seratus tahun, orang yang mengajarkan manusia tentang agama mereka.."

Daripada Ibrahim bin ‘Abd ar-Rahman al-‘Azari katanya, Rasulullah salallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"..Orang-orang yang adil daripada setiap generasi akan membawa ilmu ini. Mereka menafikan daripadanya penyelewengan orang-orang yang melampau, dakwaan orang-orang yang sesat dan takwilan orang-orang yang jahil.."
(HR Baihaqi)

Daripada Thauban r.a. katanya, Rasulullah salallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"..Akan sentiasa ada satu golongan dari kalangan umatku yang sentiasa berada di atas kebenaran. Orang yang menyalahi mereka tidak akan memudharatkan sehingga Allah memberikan keputusannya sedangkan mereka tetap berada dalam keadaan tersebut.."
(HR Bukhari)

"..Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.."
(HR. Muslim no. 208)

Kemudian pada riwayat yang lain:
"..Ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang asing itu?” Beliau menjawab, “Orang-orang yang berbuat baik jika manusia telah rusak.."
(HR. Ahmad 13/400 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Al-Jami’ no. 7368)

Selanjutnya setiap yang menyimpang dari manhaj Rasulullah salallahu 'alaihi wa sallam akan sesat dan akan dimasukkan ke dalam neraka na'udzubillah:

"..Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.."
(4:115)

Kemudiannya apakah jumlah orang yang melakukan kerusakkan ramai? Sudah pasti kerana 72 golongan manusia berada pada jalan-jalan yang di pimpin syaithan. Allah azza wajalla juga berfirman:

"..Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).."
(6:116)

"..Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.."
(31:20)

"..Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang jahat yang telah ditetapkan terhadap syaitan itu, bahwa barangsiapa yang berkawan dengan dia, tentu dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka.."
(22:03)

2) Berdakwah dengan muzik adalah bid'ah yang sesat lagi menyesatkan manusia daripada jalan Islam yang sebenar. Sepertimana telah dijelaskan hukum muzik di sini kemudian lebih jelas tidak ada muzik Islami kerana itu satu kebohongan golongan Sufi yang suka pada muzik. Seandainya berdakwah dengan muzik itu baik pasti para sabahat telah berlumba-lumba melaksanakannya! Pada zaman Salafus Soleh terdapat alat muzik tetapi mereka tidak menjadikannya alat untuk berdakwah malahan disebutkan dengan beberapa celaan bagi orang yang bermuzik:

"..Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokkan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.."
(31:6)

'Abdullah Ibn Mas'ud telah bersumpah bahawa yang dimaksudkan perkataan yang tidak berguna adalah nyanyian. Lihat Tafsir Ibn Mas'ud.

"..Sesungguhnya akan terdapat di kalangan umatku golongan yang menghalalkan zina, sutra, arak dan alat permainan (musik). Kemudian segolongan (dari kaum Muslimin) akan pergi ke tebing bukit yang tinggi. Lalu para penggembala dengan ternak kambingnya mengunjungi golongan tersebut. Lalu mereka didatangi oleh seorang fakir untuk meminta sesuatu. Ketika itu mereka kemudian berkata,”Datanglah kepada kami esok hari.” Pada malam hari Allah membinasakan mereka, dan menghempaskan bukit itu ke atas mereka. Sisa mereka yang tidak binasa pada malam tersebut ditukar rupanya menjadi monyet dan babi hingga hari kiamat.."
(HR Bukhari)

Selanjutnya boleh lihat di sini:
[http://www.facebook.com/photo.php?fbid=277824812257559&set=o.298274610189906&type=3&theater]

3) Apakah boleh menyerupai perayaan golongan kuffar? 
 Ternyata dilarang bagi kaum muslimin untuk menyerupai golongan kuffar dalam setiap urusan beragama sehingga termasuk adab berpakaian.
 Alangkah berbahagia seorang muslim yang meraikan perayaan yang di tetapkan oleh Rabbnya kemudian bersyukur akan hal itu sedangkan golongan Yahudi sangat iri hati terhadap kaum muslimin apabila Allah azza wajalla memberikan hari Juma'ah sebagai 'Eid kaum muslimin. 
Mengapakah mereka mengambil jalan yang bathil dan jelasnya bagi ana (Abu Mu'adz) bertapa muflisnya mereka terhadap manhaj dakwah Ahlus Sunnah sehingga jalan-jalan yang bathil lagi binasa diambil oleh orang-orang yang tidak memiliki ilmu tetapi diberikan urusan yang besar untuk menggurus ummah!

Kaum muslimin dilarang untuk meraikan setiap perayaan kecuali 3 perayaan yang ditetapkan Islam yaitu Eid Fitr, Eid Adha dan Eid Juma'ah. Selain dari itu TIDAK ada sebarang perayaan walaupun Birthday, Valentine's Day, Mother's Day, Father's Day, Grandfather's Day, Maulidur Rasul (Prophet's Birthday) dan berbagai lagi perayaan yang telah terjadi dan akan terjadi agar kaum muslimin terus sesat dari jalan Islam dan Sunnah yang sahihah.
 Dalilnya adalah apabila Nabi salallahu 'alaihi wa sallam berada di Madinah kemudian melihat kaum Aus dan Khazraj; setelah mereka masuk Islam dan menjadi golongan Ansar, meraikan dua perayaan yang menjadi budaya nenek moyang mereka yaitu sangat masyhur pada mereka, baginda bersabda:"..Allah telah menggantikan bagi kalian dua perayaan yang lagi baik dan lagi mulia yaitu Eid Adha dan Eid Fitr (dari perayaan mereka yang menjadi adat mereka)"

Diriwayatkan oleh Abu Daud daripada Anas radyallahu'anhu:
"..Rasulullah salallahu 'alaihi wa sallam apabila datang ke Madinah, sedangkan mereka (kaum ansar) sedang sibuk bergembira selama dua hari. Maka Rasulullah salallahu 'alaihi wa sallam bertanya: Hari apakah yang dua hari ini? Mereka menjawab: Kami biasa bergembira selama dua hari pada zaman Jahiliah: Kemudian Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah subhanallahuta'ala telah menggantikannya dengan hari yang lebih baik daripada dua hari itu bagi kamu iaitu Aidilfitri dan Aidiladha.."
(Diriwayatkan Imam Abu Daud dan an-Nasai daripada Anas)

Dengan sedikit penjelasan di atas marilah kita bersama kembali kepada agama Islam yang sebenarnya dan perkuatkan tali silaturrahim dengan kesatuan dalam beragama yang sahihah.

"..Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.."
(3:103)

Akhirnya, perhatikanlah ayat di bawah ini dan tanyakanlah secara jujur apakah jika Rasulullah salallahu 'alaihi wa sallam berada diantara kita bahawa baginda akan redha dengan muzik serta ikhtilat dan bid'ah ZOUQ?

"..Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.."
(33:21)

Allahu'alam
Abu Mu'adz

Setiap kebenaran dan kebaikan datang dari Allah azza wajalla, dan setiap kesilapan dan keburukan datang dari kelemahan saya dan syaithan yang terkutuk.
.

No comments:

Post a Comment