Tawakal yang Sebenarnya
”Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan
keluar, dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka. Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaaq [65] : 2-3).
Sebagian orang menganggap bahwa tawakkal adalah sikap pasrah tanpa
melakukan usaha sama sekali. Contohnya dapat kita lihat pada sebagian
pelajar yang keesokan harinya akan melaksanakan ujian. Pada malam
harinya, sebagian dari mereka tidak sibuk untuk menyiapkan diri untuk
menghadapi ujian besok namun malah sibuk dengan main game atau hal yang
tidak bermanfaat lainnya. Lalu mereka mengatakan,”Saya pasrah saja,
paling besok ada keajaiban.”
Apakah semacam ini benar-benar disebut
tawakkal?! Semoga pembahasan kali ini dapat menjelaskan pada pembaca
sekalian mengenai tawakkal yang sebenarnya dan apa saja faedah dari
tawakkal tersebut.
Tawakkal yang Sebenarnya
Ibnu Rojab rahimahullah dalam Jami’ul Ulum wal Hikam tatkala menjelaskan hadits no. 49 mengatakan,
”Tawakkal adalah benarnya penyandaran hati pada Allah ‘Azza wa Jalla
untuk meraih berbagai kemaslahatan dan menghilangkan bahaya baik dalam
urusan dunia maupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepada-Nya serta
meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa ‘tidak ada yang memberi,
menghalangi, mendatangkan bahaya, dan mendatangkan manfaat kecuali Allah
semata’.”
Baca selengkapnya di Rumaysho.com
http://rumaysho.com/ belajar-islam/aqidah/ 789-tawakkal-yang-sebenarnya.ht ml
credit to: Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat
Tawakal yang Sebenarnya
”Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan keluar, dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaaq [65] : 2-3).
Sebagian orang menganggap bahwa tawakkal adalah sikap pasrah tanpa melakukan usaha sama sekali. Contohnya dapat kita lihat pada sebagian pelajar yang keesokan harinya akan melaksanakan ujian. Pada malam harinya, sebagian dari mereka tidak sibuk untuk menyiapkan diri untuk menghadapi ujian besok namun malah sibuk dengan main game atau hal yang tidak bermanfaat lainnya. Lalu mereka mengatakan,”Saya pasrah saja, paling besok ada keajaiban.”
Apakah semacam ini benar-benar disebut tawakkal?! Semoga pembahasan kali ini dapat menjelaskan pada pembaca sekalian mengenai tawakkal yang sebenarnya dan apa saja faedah dari tawakkal tersebut.
Tawakkal yang Sebenarnya
Ibnu Rojab rahimahullah dalam Jami’ul Ulum wal Hikam tatkala menjelaskan hadits no. 49 mengatakan,
”Tawakkal adalah benarnya penyandaran hati pada Allah ‘Azza wa Jalla untuk meraih berbagai kemaslahatan dan menghilangkan bahaya baik dalam urusan dunia maupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepada-Nya serta meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa ‘tidak ada yang memberi, menghalangi, mendatangkan bahaya, dan mendatangkan manfaat kecuali Allah semata’.”
Baca selengkapnya di Rumaysho.com
http://rumaysho.com/ belajar-islam/aqidah/ 789-tawakkal-yang-sebenarnya.ht ml
”Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan keluar, dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaaq [65] : 2-3).
Sebagian orang menganggap bahwa tawakkal adalah sikap pasrah tanpa melakukan usaha sama sekali. Contohnya dapat kita lihat pada sebagian pelajar yang keesokan harinya akan melaksanakan ujian. Pada malam harinya, sebagian dari mereka tidak sibuk untuk menyiapkan diri untuk menghadapi ujian besok namun malah sibuk dengan main game atau hal yang tidak bermanfaat lainnya. Lalu mereka mengatakan,”Saya pasrah saja, paling besok ada keajaiban.”
Apakah semacam ini benar-benar disebut tawakkal?! Semoga pembahasan kali ini dapat menjelaskan pada pembaca sekalian mengenai tawakkal yang sebenarnya dan apa saja faedah dari tawakkal tersebut.
Tawakkal yang Sebenarnya
Ibnu Rojab rahimahullah dalam Jami’ul Ulum wal Hikam tatkala menjelaskan hadits no. 49 mengatakan,
”Tawakkal adalah benarnya penyandaran hati pada Allah ‘Azza wa Jalla untuk meraih berbagai kemaslahatan dan menghilangkan bahaya baik dalam urusan dunia maupun akhirat, menyerahkan semua urusan kepada-Nya serta meyakini dengan sebenar-benarnya bahwa ‘tidak ada yang memberi, menghalangi, mendatangkan bahaya, dan mendatangkan manfaat kecuali Allah semata’.”
Baca selengkapnya di Rumaysho.com
http://rumaysho.com/
credit to: Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat
No comments:
Post a Comment