Pakaian yang Diharamkan Syariat
April 21, 2008 oleh Admin Ulama
Sunnah
Oleh: Asy Syaikh Muhammad Bin
Shalih Al Utsaimin (dalam bentuk Khutbah Jum’at)
Segala puji milik Allah, kita
memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan-Nya. Dan kita berlindung kepada
Allah dari kejahatan diri-diri kita dan keburukan perbuatan kita. Barangsiapa
yang Allah beri hidayah, maka tidak ada yang mampu menyesatkannya dan barangsiapa
yang disesatkan Allah, maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk padanya.
Dan aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah
semata yang tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah
hamba-Nya dan rasul-Nya. hamba yang tidak boleh disembah dan rasul yang tidak
boleh didustakan. Baginda menunaikan ibadah kepada Rabbnya dan telah
menyampaikan risalah-Nya. Menyampaikan kemanfaatan kepada ummatnya dan berjihad
fisabilillah dengan sebenar-benar jihad. Semoga shalawat Allah dan salam-Nya
terlimpah untuknya, keluarganya dan para sahabatnya serta yang mengikuti mereka
dengan baik sampai hari pembalasan. Amma ba’du.
Bag I : Termasuk Kekuasaan dan
Nikmat Allah
Sungguh Allah telah berfirman :
يَا بَنِي آَدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا
عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآَتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ
خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آَيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
“Wahai anak Adam, Sesungguhnya
kami Telah menurunkan kepadamu:- Pakaian untuk menutup auratmu dan- Pakaian
indah untuk perhiasan. dan- Pakaian takwa itulah yang paling baik.yang demikian
itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka
selalu ingat.” ( Al A’raf : 26)
Ya, itulah termasuk dari tanda
kekuasaan Allah, dimana Allah menjadikan jasad manusia itu telanjang, tanpa
ditutupi bulu, rambut, wool dan tidak pula pakaian, supaya manusia tahu bahwa
dirinya telanjang kecuali dengan memakai pakaian. Sehingga dengan hal itu dia
senantiasa ingat bahwa dia memerlukan kepada pakaian yang lahir mahupun batin.
Perlukan pakaian lahir untuk menutupi auratnya. Perlukan pakaian batin untuk
menghapuskan kesalahan-kesalahannya.
Maka dalam ayat yang mulia ini,
Allah menerangkan apa yang Allah anugerahkan kepada hamba-Nya, dimana Allah
menurunkan untuk mereka tiga jenis pakaian. Dua jenis secara lahir (dapat
dilihat) dan satu jenis batin.
Adapun dua jenis yang lahir,
keduanya adalah pakaian yang bersifat dharurat yang dengannya manusia menutupi
auratnya, yang dia kenakan kebadannya dan itu merupakan kewajiban. Dan pakaian
yang kedua yang disebut Risy dikatakan juga riyasy iaitu pakaian keindahan dan
perhiasan yang lebih dari sekadar pakaian dharurat.
Adapun jenis yang batin adalah
pakaian taqwa iaitu taqwa kepada Allah dengan menjalani segenap perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya. Dan pakaian jenis ini adalah lebih baik dari
kedua jenis pakaian lahir tadi. Hal itu kerana ia menutupi aurat/aib manusia di
dunia dan di akhirat.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
(2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ …..(3)
Barangsiapa bertakwa kepada Allah
niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari
arah yang tiada disangka-sangkanya. (At Thalaq : 2-3)
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ
مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا (4) ذَلِكَ أَمْرُ اللَّهِ أَنْزَلَهُ إِلَيْكُمْ وَمَنْ
يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا (5)
“Dan barang -siapa yang bertakwa
kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.
Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu, dan barangsiapa yang
bertakwa kepada Allah, nescaya dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan
akan melipat gandakan pahala baginya.” (At Thalaq : 4-5)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا
إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ
سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (29)
Wahai orang-orang beriman, jika
kamu bertaqwa kepada Allah, kami akan memberikan kepadamu Furqaan. dan kami
akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu.
dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Al Anfal : 29)
Dan kerana pakaian bathin ini
khusus bagi mukmin yang bertaqwa kepada Allah . Adapun pakaian lahir dengan
kedua jenisnya sama-sama memilikinya antara orang mukmin dan kafir, orang baik
dan orang jahat, orang fasik dan orang taat, bahkan terkadang orang kafir,
orang jahat dan orang fasik diberi pakaian (yang lahir) yang tidak diberikan
kepada orang yang beriman.
Wahai kaum muslimin
Sesungguhnya pakaian itu adalah
perhiasan yang Allah keluarkan untuk para hamba-Nya dan Allah menghalalkannya
bagi mereka dan Allah mengingkari orang yang mengharamkannya tanpa petunjuk dan
dalil. Allah berfirman :
قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ
الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ
لِلَّذِينَ آَمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ
كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (32)
Katakanlah: “Siapakah yang
mengharamkan perhiasan dari Allah yang Telah dikeluarkan-Nya untuk
hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?”
Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat.” Demikianlah kami
menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang Mengetahui. (Al A’raf 32)
Wahai kaum muslimin
Sesungguhnya idhafah
(penyandaran) kata ziinah (perhiasan) ini kepada (lafadzul jalalah) Allah dan
pensifatannya bahwa Dialah yang mengeluarkan untuk hamba-Nya sungguh menjadi
bukti yang terbesar bahwa bukan hak kita untuk kita membuat hukum sendiri
mengenai penghalalannya atau pengharamannya, hanya saja hukumnya dikembalikan
kepada Allah semata karena Dialah yang mengeluarkannya untuk para hamba-Nya dan
bukan hak kita pula untuk menggunakan perhiasan ini sesuka hati kita, hanya
saja kita menggunakannya sesuai sisi peraturan-Nya yang ditentukan atas kita
tanpa kita melampui batas
تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا
تَعْتَدُوهَا وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
(229)
Itulah hukum-hukum Allah, Maka
janganlah kamu melanggarnya. barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka
Itulah orang-orang yang zalim. (Al Baqarah : 229)
Dan Allah telah membuat peraturan
dalam hal pakaian ini dan telah membatasi penggunaannya dari jenis dan
cara memakainya, dari sisi penghalalan dan pengharamannya, supaya kita dalam
masalah pakaian ini tidak melampui batas yang tidak sepatutnya bagi kita.
Adapun yang halal. Maka halal
adalah hukum asal didalam pakaian-pakaian ini, karena Allah berfirman :
Dialah yang menciptakan untuk
kalian semua yang dimuka bumi
Maka siapapun orangnya
mengharamkan sesuatu pakaian, maka kita katakan kepadanya tunjukkan dalilnya
atas hal itu, kalau tidak ada maka pakaian itu termasuk apa yang diciptakan
Allah untuk kita dan itu halal bagi kita sampai ada dalil yang melarangnya. Karena
itu yang halal dari pakaian ini jauh lebih banyak dari pada yang diharamkan dan
yang haram adalah sedikit dibandingkan dengannya karena pemberian Allah lebih
luas dari larangan-Nya.
Tidaklah Allah melarang sesuatu
kecuali berdasar hikmah yang mendalam yang menuntut untuk dilarang.
Wahai kaum muslimin ! …
Diantara pakaian yang diharamkan
adalah pakaian yang sekarang telah terkenal dan tersebar iaitu pakaian yang ada
gambar (makhluk bernyawa), kerana
pernah Aisyah -Radhiyallahu’anha- membeli namruqah. Namruqah adalah bantal atau
sarung bantal yang ada gambar-gambar (makhluk bernyawa), kemudian Nabi
Shalallahu’alai wasallam datang, ketika baginda melihatnya baginda berdiri
didepan pintu dan tidak mahu masuk. kata Aisyah : “Aku melihat ketidak senangan
diwajah baginda”, maka aku katakan : “Wahai Rasulullah saya kembali kepada
Allah dan rasulnya, apa salah saya ?”. Maka Rasulullah Shalallahu’alai wasallam
bersabda : “Kenapa ada namruqah ini ?”, maka aku jawab : “Aku membelinya
untukmu agar engkau pakai duduk diatasnya dan berbantalkan dengannya”. Maka
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya pembuat gambar
ini diseksa pada hari kiamat dengan dikatakan kepada mereka hidupkanlah apa
yang kamu ciptakan, kemudian baginda bersabda :
إن البيت الذي فيه الصور لا تدخله
الملائكة
“Rumah yang ada gambarnya, maka
malaikat tidak akan memasukinya. (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Wahai kaum muslimin !…
Sesungguhnya hadits ini termasuk
diantara hadits yang paling shahih yang datang dari Nabi Shalallahu’alai
wasallam, dan kalian telah mendengarnya bahwa nabi Shalallahu’alai wasallam
berdiri didepan pintu dan tidak mahu masuk kerana dirumah ada sarung bantal
yang bergambar dan tampak ketidak sukaan itu pada raut wajah baginda
Shalallahu’alai wasallam sehingga ummul mukminin Aisyah Radhiyallahu ‘anha
menyatakan taubat kerana apa yang dia lihat pada wajah Rasulullah
Shalallahu’alai wasallam .
Wahai kaum muslimin ! …
Kalau hal tersebut terjadi pada
sarung bantal padahal sarung bantal itu terpisah dari tubuh maka bagaimana
pandangan kalian tentang gambar yang ada pada pakaian-pakaian ? bagaimana
pendapat kalian tentang gambar tersebut jika gambar itu adalah gambar seorang
pemimpin kafir atau seorang pemimpin kejahatan atau gambar seorang fasik atau
seorang kafir ? apa pendapat kalian apabila gambar ini ada pada pakaian kita ,
pakaian keluarga kita dan pakaian anak kita ?
Wahai kaum muslimin !…
Sungguh aku hairan akan matinya
rasa cemburu kalian terhadap batasan ini sampai tidak membezakan antara yang
merugikan dan yang bermanfaat, antara yang haram dan yang mubah. Aku sangat
hairan bagaimana kita membiarkan hal ini semakin membesar dizaman yang sebentar
ini. Dan kita – Alhamdulillah –Kitabullah (Al Qur’an) dan sunnah RasulNya
Shalallahu’alai wasallam ada bersama kita dan bersama kita pula para ulama yang
memfatwakan kepada kita hal tersebut. Dan menjelaskan kepada kita hukum Allah
dan Rasul Nya
Maka aku katakan : Wahai kaum
muslimin !…
Sungguh yang wajib bagi kita
adalah memutus peredaran pakaian ini, hendaknya kita memutusnya dengan
sesempurna mungkin dan untuk tidak membelinya satupun kerana jual belinya itu
adalah haram, memakainya juga haram, merasa ridha dengannya adalah haram, mencatat
jual belinya juga haram, Kerana Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ
وَالْعُدْوَانِ“
Dan janganlah kamu
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (Al Maidah : 2)
Dan Nabi Shalallahu’alai wasallam
bersabda :Sesungguhnya jika Allah mengharamkan sesuatu maka juga mengharamkan
harganya.
Wahai kaum muslimin,
Sesungguhnya musuh-musuh islam
mendatangkan kepada kita hal-hal semacam ini, sungguh mereka mendatangkan
kepada kita dengan peperangan di segala penjuru dan menyerang kita dari segala
arah. Mereka meletakkan gambar-gambar ini pada pakaian sehingga disebahagian
kain ada gambar haiwan yang besar mahupun yang kecil terkadang dengan
warna-warni dan terkadang dengan menaruh potongan kain atau tenunan bergambar
haiwan. Dan membuat hiasan yang berbentuk kupu-kupu atau ikan, singa dan ular
dan lainnya yang bergambar binatang atau gambar laki-laki, gambar wanita.
Semuanya ini diantara kita ada yang memakainya sehingga dia memilih supaya
malaikat meninggalkan rumahnya meninggalkan dirinya. Musuh-mush kita telah
banyak mempengaruhi kita dalam hal ini agar kita merendahkan perintah Allah dan
Rasun-Nya dan agar kita melupakan perintah Allah dan Rasul-Nya dan agar kita
meremehkan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Sungguh aku katakan dan aku
ulangi bahwa memakai gambar-gambar tersebut atau pakaian yang ada
gambar-gambarnya adalah haram dan menjual belikannya adalah haram karena hal
itu merupakan tolong menolong diatas dosa dan pelanggaran. Dan sunggub Allah
Ta’ala telah berfirman : ……..
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ
وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (2)
“Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya. (Al Maidah : 2)
Dan sebagaimana tidak boleh
seorang muslim memakai gambar atau apa yang bergambar. Dia juga tidak boleh
memakaikannya pada bayi kecilnya baik laki-laki mahupun perempuan. Dan sungguh
para ulama telah mengatakan diantaranya ulama hanabilah : diharamkan memakaikan
pada anak kecil apa yang diharamkan atas orang dewasa.
Dan kesimpulan dari ini semua …
wahai kaum muslimin :
Bila sekarang ini ada pada
manusia sesuatu dari pakaian–pakaian tersebut atau berupa perhiasan yang ada
padanya gambar binatang maka hendaklah dia memotong kepalanya adapun jika
terdapat pada kain, jika berupa tenunan maka dengan membuangnya atau mencabut bahagian
kepalanya. Dan bila berupa goresan-goresan dengan warna, maka berilah pada
bahagian kepala warna yang akan menghapusnya.
Dalam shahih Muslim Abi Al Hayyaj
al asady bahwa Ali bin Abi tholib berkata kepadanya : mahukah engkau aku utus seperti dulu Rasulullah
Shalallahu’alai wasallam mengutusku : Jangan engkau biarkan satu patungpun
kecuali engkau ratakan dan jangan engkau biarkan satu gambarpun kecuali engkau
hapus. Dan jangan biarkan kubur yang ditinggikan kecuali engkau ratakan.
Ini bila dinisbahkan kepada apa
yang kita beli dan kita miliki, adapun yang tidak kita beli, maka solusi dari
hal itu hendaklah kita putus peredarannya dengan sebenar-benarnya dan kita
tidak membeli serta kita peringatkan saudara-saudara dan sahabat-sahabat kita
dari membelinya. sehingga diketahui oleh orang-orang kafir yang mendatangkan
barang-barang itu kepada kita atau orang-orang islam yang belum mengetahui.
Bila mereka tahu bahwa hal itu telah diputus (diboikot) oleh kaum muslimin
iaitu orang – orang yang takut kepada Allah dan bertaqwa kepadaNya, maka mereka
tidak akan mendatangkannya setelah itu atau mereka tidak akan mendatangkannya
kecuali dalam jumlah sedikit sehingga berhentilah perkaranya. Kita memohon
kepada Allah agar menjaga kita dan kalian dari keburukan makhluk-Nya.
Akan tetapi telah terjadi bahwa
pakaian-pakaian ini telah memenuhi pasar-pasar kita, lalu bagaimana tindakan
kita ?!, Maka jawaban akan hal tersebut adalah kita katakan ; sebagaimana
pakaian siap pakai memenuhi pasaran, segala puji milik Allah sungguh telah
memenuhi pula pakaian-pakaian belum siap pakai yang memungkinkan seseorang
membeli apa yang diinginkan berupa sepotong kain kemudian menyerahkannya kepada
tukang jahit dan betapa banyak tukang jahit ada disekitar kita.
Wahai kaum muslimin,
Sesungguhnya Allah tidak akan
menurunkan sebuah penyakit kecuali pasti menurunkan ubatnya. Akan tetapi inti
semua itu adalah pada jujurnya tekad, benarnya niat dan kuatnya iman. Dan pada
keberanian dan pada mengalahkan nafsu yang memerintah kepada kejelekan. Maka barang
siapa yang jiwa (nafsu) mutmainnahnya mampu mengalahkan nafsu
“amarotumbissu’nya ” (yang memerintah kejelekan), sungguh dia selamat. Dan
sebaliknya siapa yang nafsu amarotumbissu’nya mengalahkan nafsun mutmainnahnya
sungguh celaka. Dengarkanlah firman Allah Ta’ala :
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ
الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28)
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي
Wahai jiwa yang tenang.Kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho lagi diridhoi-Nya.Maka masuklah ke dalam
golongan hamba-hamba-Ku,Masuklah ke dalam syurga-Ku.
Apakah kalian ingin termasuk
orang yang diajak bicara dengan kalimat-kalimat dalam ayat ini ataukah ingin
termasuk orang yang diajak bicara dengan selain itu. Tentu kalian tidak menginginkan
kecuali menjadi orang yang diajak bicara dalam ayat ini :
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ
الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28)
Wahai jiwa yang tenang.Kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho lagi diridhoi-Nya.
Wallahu a’alam.
Ayyuhal MuslimunTermasuk pakaian
yang diharamkan yang khusus diharamkan bagi laki-laki adalah pakaian yang
melebihi mata kaki baik seluar baju, musdah atau yang lainnya, berdasarkan
sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam :
ما أسفل الكعبين من الإزار ففي
النار .
Apa-apa yang dibawah mata kaki
dari kain penutup badan (seperti sarung) maka tempatnya di neraka. (HR. Al
Bukhari)
Dan berkata Ibnu Umar
Radhiyallahu ‘anhuma ;
ما قال رسول الله صلى الله عليه و
سلم في الإزار فهو في القميص
“Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam tidak mengatakan pada sarung kecuali berlaku pada qamis ( baju )”
Maka tidak halal bagi laki-laki
menurunkan sedikit saja dari pakaiannya dibawah mata kaki kerana Nabi mengancam
hal itu dengan neraka. Dan tidaklah terancam dengan neraka kecuali atas
perbuatan yang haram, bahkan tidak terancam dengan siksa neraka kecuali atas
perkara yang merupakan dosa besar.
Sungguh sebagian manusia
menyangka bahwa hadits ini bagi orang yang menurunkan pakaiannya karena huyala’
(sombong). Sementara khuyala’ adalah manakala seseorang menghayalkan dirinya
berada pada kedudukan yang tinggi, merasa besar diri (angkuh) dan bangga diri
(ujub). Aku katakan : sebagian orang menyangka bahwa hadits ini tentang orang
yang menurunkan pakiannya kerana khuyala kerana Nabi Shalallahu’alaihi wasallam
bersabda :
من جر ثوبه خيلاء لم ينظر الله
إليه يوم القيامة .
Barang siapa yang menurunkan
bajunya kerana khuyala maka Allah tidak akan memandangnya di yaumul qiyamah.
(HR. Ahmad. Dishahihkan As Syaikh Al Albani di Shahihul Jami’ no.hadits 6188)
Maka orang yang menyangka
demikian membawa yang muthlaq (umum) tersebut kepada yang muqayyad (terbatas),
namun sangkaan ini tidak benar (Dengan alasan. Pent):
PERTAMA : Bahwa Nabi
Shalallahu’alaihi wasallam memisahkan/membezakan antara keduanya pada satu
hadits yang diriwayatkan oleh Malik, Abu Daud, dan An Nasa’i dengan sanad yang
shahih dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu’anhu berkata : Aku mendengar Nabi
Shalallahu’alaihi wasallam bersabda :
ــ إزرة المؤمن إلى نصف الساق و لا
جناح عليه فيما بينه و بين الكعبين ما كان أسفل من الكعبين فهو في النار من جر إزاره
بطرا لم ينظر الله إليه يوم القيامة .
“Sarung seorang mukmin sampai
setengah betis, dan tidaklah mengapa kalau diantara pertengahan betis dengan
mata kakinya dan yang dibawah mata kaki maka dineraka. Dan barang siapa yang
menjulurkan sarungnya kerana sombong maka Allah tidak akan melihatnya di hari
kiamat.” ( Hadits Shahih lihat Shahih Al Jami’ no hadits 921)
Maka pada hadits tersebut Nabi
Shalallahu’alaihi Wasallam membagi pakaian menjadi 4 macam :
Pertama : Sampai pertengahan
betis dan ini adalah sarungnya seorang mukmin (yang afdhol. Pent.)
Kedua : Boleh, iaitu diantara
tengah betis dengan mata kaki, maka ini boleh. Dan ini termasuk amalan shahabat
radhiyallahu ‘ahum, sebagaimana
Abu Bakar radhiyallahu’anhu berkata : salah satu ujung sarungku tergurai
sehingga aku senantiasa menjaganya. Ini menunjukkan bahwa sarungnya Abu Bakar
dibawah tengah betis yakni turun dari itu kerana kalau tidak seperti itu
niscaya apabila (turun sampai) menyetuh tanah pasti akan terbuka auratnya, dan
hal ini adalah suatu yang mustahil.
Ketiga : Nabi Shalallahu’alaihi
Wasallam bersabda :
ما كان أسفل من الكعبين فهو في
النار“
Kain yang dibawah mata kaki maka
dineraka.” (HR. Al Bukhari)
Keempat : Nabi Shalallahu’alaihi
Wasallam bersabda :
من جر إزاره بطرا لم ينظر الله
إليه يوم القيامة“
Dan barang siapa yang menjulurkan
sarungnya kerana sombong maka Allah tidak akan melihatnya di hari kiamat”
Maka Nabi Shalallahu’alaihi
wasallam membezakan antara dua bagian ini. Membezakan keduanya dengan adanya
dua bentuk ancaman (yang berbeza sebagaimana tersebut diatas. Pent.)
Adapun KEDUA : bahwasannya
ancaman pada dua hadits ini berbeza dan sebabnya berbeza adalah- ancaman bagi
yang menjulurkan sarungnya dengan khuyala (sombong) bahwa Allah tidak akan
melihatnya,- sedangkan ancaman bagi yang menurunkannya melebihi mata kaki
adalah ia di neraka, maka siksaan pada perkara ini adalah merupakan juz’iyyah
(satu bahagian) sedangkan hukuman bagi yangpertama iaitu Allah tidak akan
melihatnya, ini adalah lebih besar dari siksa bagian dari tubuhnya dengan
neraka.
Adapun sebabnya berbeza juga yang
satu menurunkannya dibawah mata kaki sedangkan yang kedua menjulurkannya dengan
khuyala’ dan ini lebih besar (dosanya) oleh kerana itu siksanya lebih besar.
Sungguh ulama ushul fiqih berkata :
انه إذا اختلف السبب و الحكم في
الدليلين لا يحمل أحدهما على الأخر
Jika berbeza sebab dan hukum pada
dua dalil maka yang satu tidak dibawa kepada pengertian yang lainnya. (ertinya
harus pula dibedakan penetapan hukum dari masing-masingnya. Pent.)
Atas dasar ini maka tidak halal
bagi laki-laki untuk menurunkan sedikitpun dari pakaiannya dibawah mata kaki,
baik berupa celana atau baju atau misdah ataupun yang lainnya. Jika ia
melakukannya maka balasannya akan diadzab bagian yang turun itu dengan neraka.
Dan juga tidak halal sedikitpun
baginya untuk menjulurkan pakaiannya dengan Khuyala’ (sombong), jika ia lakukan
maka balasannya adalah Allah tidak akan melihatnya di hari kiamat. Bahkan
dishahih Muslim dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shalallahu’alaihi
wasallam bersabda :
ــ ثلاثة لا يكلمهم الله يوم
القيامة و لا ينظر إليهم و لا يزكيهم و لهم عذاب أليم :
“Ada tiga golongan yang Allah
tidak mengajak mereka bicara di hari kiamat, dan tidak mahu melihat mereka dan
tidak mensucikan mereka dan bagi mereka adzab yang pedih”.(baginda
shalallahu’alaihi wassallam mengulangnya tiga kali, kerana merupakan
permasalahan besar dan agar berhati-hati orang yang mendengarnya)
Maka berkatalah Abu Dzar
Radhiyallahu ‘anhu : sungguh celaka dan merugi mereka ini, siapakah mereka
wahai Rasulullah ? jawab baginda :
المسبل إزاره و المنان الذي لا
يعطي شيئا إلا منه و المنفق سلعته بالحلف الكاذب .
Musbil sarungnya (laki-laki yang
menjulurkan kainnya sampai dibawah mata kaki), Al mannan yaitu orang yang tidak
memberi sesuatu kecuali menyebut nyebut pemberian itu dan orang yang menawarkan
barang dagangannya dengan sumpah palsu. (HR. Muslim dan Ahmad. Dishahihkan
Syaikh Al Albany di Shahih Al Jami’ no.hadits 3067)
Ada seorang pemuda dari anshor
masuk menemui Umar Ibnul Khatthab – Radhiyallahu’anhu – memujinya dihadapan
manusia pada hari dia ditusuk, ketika pemuda itu hendak pergi ternyata sarungya
menyentuh tanah, maka Umar berkata : panggil kembali pemuda itu maka mereka
memanggilnya kembali menghadap Umar. Beliau berkata : wahai anak saudaraku
naikkan pakaianmu, kerana hal itu akan membuat pakaianmu lebih kemas dan lebih
bertaqwa kepada Rabbmu. Sungguh baik sekali ucapan Umar Ibnul Khattab –
radhiyallahu’anhu-.
Disini beliau menyebutkan dua
faedah besar dalam hal menaikkan pakaian :
Pertama : pakaian menjadi kemas
kerana bahagian bawahnya tidak mengenai tanah
Kedua : bertaqwa kepada Allah
Azza wa jalla
,وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ
Pakaian takwa itulah yang paling baik. ( Al A’raf : 26)
Kadang orang awam berkata : saya
tidak peduli bahagian bawah pakaian saya menyentuh tanah. Maka jawabannya kita
katakan : jika kamu tak peduli hal itu maka apakah kamu juga tidak peduli jika
kamu menyepelekan taqwa kepada Allah Ta’ala dan kamu pergunakan nikmat-Nya
untuk memaksiati-Nya. Sehingga berubahlah nikmat yang kamu peroleh menjadi
adzab dan kesenangan menjadi kepedihan.
Wahai kaum muslimin, bertaqwalah
kalian kepada Allah. Pergunakan nikmat-Nya untuk taat kepada-Nya dan jagalah
aturan syareat-Nya dan tegakkan kewajiban-kewajiban dan beribadahlah kepada Nya
dengan sebenar-benar ibadah.
Ketahuilah bahwa kalian nanti
akan menemui-Nya dan bergembiralah orang-orang mukmin.
Demikianlah perkataanku aku mohon
ampunan untukku dan untuk kalian serta seluruh kaum muslimin dari dosa-dosa.
Dan mintalah ampun kepada-Nya, sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha
penyayang.
(Ditranskrip dari Video CD
Khutbah Jum’at Terbitan Tasjilat Al Ilmi Yogyakarta. Penterjemah : Muh.
Shaghir. Editor : Al-Ustadz Muhammad Rifa’i)
Sumber:
http://darussalaf.org/stories.php?id=612
credit to : http://salafymalaysia.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment