Bismillahirrahm anirrahim..
Seorang ahli ibadah bernama Fulan, sedang asyik dengan kekhusyuannya membaca setiap ayat Al-Qur'an dengan lantunan sangat indah..
Tiba-tiba.. Datanglah seorang wanita cantik duduk di depannya dengan pakaian seadanya tak menutupi auratnya. Dengan sangat terkejut si Fulan lalu beristighfar dan langsung menundukkan pandangannya..
"Saudariku, apa yang kau lakukan disini, tolong keluarlah atau fitnah akan mengguncang kita.." Kata Fulan bergetar..
"Aku tergoda olehmu, aku mencintaimu, aku ingin bermesraan denganmu, apakah kau tak menyukaiku ??" Wanita itu mencoba merayu..
”Pergilah, syetan telah merusak jiwamu,” dengan penuh ketegasan Fulan mengusirnya..
” Tidak wahai Fulan, aku rusak karna cintamu, aku buta karna cintamu, lihatlah aku yang begitu mencintaimu, menginginkanmu ada dipelukanmu,” wanita itu terus menggodanya..
”Baik, aku ingin bertanya padamu saudariku. Jika engkau membenarkan perkataanku, maka aku mau melakukan apapun yang kau minta,” kata fulan..
”Jangan tanya lagi, aku pasti akan membenarkansemuanya, ”kata wanita itu senang..
"Jika malaikat maut datang menemui dan akan mencabut nyawamu, apakah kau mau jika peristiwa itu datang saat aku sedang memuaskan nafsumu ??" Fulan mulai bertanya..
”Demi Allah, tentu saja tidak !!” Wanita itu terkejut mendengar pertanyaan fulan..
“Jika kau masuk ke dalam kubur lantas di dudukkan dan ditanya oleh malaikat tentang perbuatanmu, apakah kau senang jika aku memuaskan nafsumu??” fulan terus
bertanya..
”Demi Allah, tentu saja tidak !!” wanita itu mulai menangis..
"Jika manusia diberikan buku amalnya di hari kiamat, sedangkan kau tak tau akan menerima dengan tangan kanan atau tangan kirimu, apakah kau suka jika aku memuaskan nafsumu ??"
"Demi Allah, tentu saja tidak !!” kata wanita itu tertunduk..
"Jika kau melewati jembatan Shirathal Mustaqim padahal kau belum tau apakah selamat atau tidak, apakah kau masih senang jika aku memuaskan nafsumu ??"
"Demi Allah, tentu saja tidak !! cukup wahai fulan ! ”wanita itu terus menangis..
"Jika kau datang pada timbangan amal, padahal kau belum tahu timbanganmu berat atau ringan, apakah kau masih senang jika aku memuaskan nafsumu ??"
"Demi Allah, tentu saja tidak !!"
"Jika engkau berdiri di hadapan Allah untuk ditanya dan dimintai pertanggung jawaban, apakah kau masih senang jika aku memuaskan nafsumu ??"
"Demi Allah, tentu saja tidak !!" wanita itu menangis tak tertahan lagi..
”Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesungguhnya Allah telah memberimu nikmat kecantikan, tak sepatutnya kau menampakkan kecantikan dan auratmu.” kata fulan menenangkan..
”Wahai fulan, maafkanlah aku, aku begitu mncintaimu, aku selalu terkagum-kagum dengan ibadahmu, sedangkan aku tak mampu meraihmu, hanya bisa melihatmu dari jauh,” kata wanita itu mencoba menghapus air matanya yang terus mengalir..
”Baiklah, kalau engkau mau berubah akan ku bimbing engkau, aku akan menikahimu sekarang juga.” Bergetar fulan mengatakan itu, fulan ingin beribadah denganya. Tak mungkin dipungkiri, telah bergetar hati fulan dibuatnya..
”Benarkah fulan?” terkejut wanita itu mendengar perkataannya..
”Bawa walimu kemari, aku akan menyiapkan mahar dan saksinya,”masih dengan tertunduk malu, fulan tersenyum..
"Terima kasih fulan, aku akan segera membawa waliku kemari"
Tangis wanita itu berubah menjadi tangis kebahagiaan. Dia berjanji pada dirinya sendiri akan berubah mengikuti calon suaminya si fulan..
Pernikahan itu akhirnya terjadi, wanita itu menunggu di rumahnya. Dirinya tak percaya melihat sosok yang ada dicermin di hadapannya, kini wanita yang tadi pagi ingin
memuaskan hasratnya pada si fulan telah membalut dirinya dengan jilbab..
Senyum merekah menghiasai bibir merahnya. Pamannya telah menjemput untuk mengantarkannya pada si fulan, suaminya. Paman wanita itu terkejut melihat penampilan
wanita yang ada di hadapannya sekarang berubah..
"Apa yang membuatmu berubah seperti ini anakku ?? beruntung sekali fulan mendapatkanmu." Pamannya bertanya heran..
"Tidak paman, aku yang beruntung mendapatkannya" wanita itu tersenyum senang..
Sampailah wanita itu di rumah fulan, dengan malu-malu fulan menyambutnya..
Kini mereka menggenggam erat satu sama lain dalam kehalalan untuk beribadah pada-Nya..
Wallahu a'lam bish shawwaab..
Dikutip dari buku “Taman Para Pecinta” karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah.
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment